07- Hukuman untuk Elvano

514 80 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Loh, Pah, gak bisa gitu dong. Aku 'kan anak Papa satu-satunya, masa Papa malah kasih harta Papa buat orang lain. Aku janji akan berubah menjadi lebih baik, aku janji akan menuruti keinginan Papa dan mencapai standar yang Papa berikan. Aku mohon jangan seperti ini, Pah." Elvano tentunya tidak bisa terima kalau dia harus kehilangan warisan.

"Kemarin kamu juga menjanjikan hal yang sama, tapi kenyataannya kamu mengingkarinya. Kamu pikir papa gak tahu kalau kamu masih menjalin hubungan dekat dengan para wanitamu itu? Kamu pikir papa gak tahu kalau kamu masih suka pergi dugem, bermain-main dengan perempuan, dan berfoya-foya dengan uang yang diberikan oleh wanita-wanitamu?" ujar Darius murka, selama ini tentu saja Darius menyuruh mata-mata untuk diam-diam mengawasi semua pergerakan Elvano, karena dia masih tidak percaya pada anaknya itu.

"Coret saja, Pah. Toh Elvano masih bisa hidup mewah dan berfoya-foya tanpa fasilitas dari kita. Biarkan saja, mungkin dia mau bekerja sebagai gigolo untuk mendapatkan kemewahan. Toh dia bisa hidup mengandalkan tampang dan kemampuannya dalam memikat wanita, dia pasti senang bisa mendapatkan wanita dan uang sekaligus tanpa kerja keras." Dengan nada menyindir, Maria yang sudah benar-benar jengkel pada putranya itu mendukung penuh ide dari suaminya.

"Mah, aku mohon maafkan aku, aku janji akan berubah, berikan aku kesempatan kedua." Elvano memohon pada kedua orangtuanya.

"Kami sudah berulang kali memberikan kesempatan untukmu, tapi hasilnya tetap sama saja, El. Mungkin memang benar, kalau sifat seseorang itu mutlak dan sulit diubah, karena itu tabiatnya." Kali ini Maria tidak luluh.

"Mah, sekali lagi saja, berikan aku kesempatan terakhir. Aku kali ini bersungguh-sungguh, aku akan menuruti semua keinginan kalian." Elvano semakin memohon.

"Baiklah, kami akan memberikan kesempatan terakhir padamu. Kalau kamu masih menyia-nyiakan kesempatan ini, maka bisa dipastikan kalau ke depannya tidak akan ada kesempatan lain lagi." Darius memberikan kesempatan terakhir pada putranya, kali ini benar-benar tidak akan ada lagi kesempatan lain jika Elvano tidak memanfaatkannya dengan baik.

"Terimakasih, Pah, aku janji akan memenuhi standar yang kalian berikan." Elvano senang karena pada akhirnya papanya memberikan satu kali lagi kesempatan untuk dirinya berubah. Dia bertekad untuk benar-benar menuruti keinginan orangtuanya, meski ada godaan-godaan yang datang. Karena Elvano tahu, bahwa setelah kesempatan ini, orangtuanya benar-benar tidak akan memberikan kesempatan lain lagi.

"Syarat dari kami sebenarnya tidak banyak, kami hanya memintamu berhenti bermain-main dengan para wanitamu itu, putuskan mereka semua. Focus bekerja dengan giat, berhenti menghamburkan uang untuk berfoya-foya, berhenti pergi dugem, prioritaskan dirimu untuk memajukan perusahaan kita. Dan yang lebih penting lagi adalah kamu harus kembali belajar tentang agama. Karena itu pondasi paling utama dalam hidup, kamu juga harus belajar bersikap baik pada Afifah. Belajar sopan santun, cara menghargai orang lain, dan belajar menghargai pekerjaan." Panjang lebar Darius menjelaskan syarat yang harus Elvano penuhi.

"Baik, Pah, aku akan berusaha memenuhi keinginan kalian." Elvano tahu kalau semua itu berat baginya, tapi mau tidak mau Elvano harus melakukannya. Kali ini dia benar-benar akan mengakhiri hubungannya dengan para wanita itu, meskipun mereka menjanjikan uang dan kesenangan duniawi. Elvano juga akan focus bekerja di perusahaan, sudah waktunya berhenti bermain-main, meski hatinya masih merasa tidak rela dan berat. Apalagi syarat yang mengharuskan Elvano belajar agama serta belajar sopan santun dari Afifah.

"Mulai besok kamu akan tinggal di kontrakan di dekat rumah Afifah, kamu harus belajar hidup sederhana. Jangan coba-coba menerima uang dari teman-teman wanitamu itu dan diam-diam berfoya-foya, dugem, apalagi bermain wanita seperti sekarang. Kalau sampai itu terjadi, papa benar-benar akan mencoretmu dari daftar ahli waris. Kamu nantinya akan belajar agama degan ustadz yang ada di daerah rumah Afifah." Darius memberikan peringatan pada Elvano.

"Baik, Pah, aku akan berusaha melakukan semuanya, meski berat!" ujar Elvano jujur.

Setelah itu Darius langsung mengatur tempat tinggal yang baru untuk Elvano, serta menghubungi calon guru ngajinya. Tadinya Darius meminta Afifah untuk mengajari Elvano, tapi tentu saja Afifah menolak. Menurut Afifah akan lebih baik kalau yang mengajari Elvano mengaji adalah laki-laki dan seorang ustadz yang jauh lebih paham tentang agama. Akhirnya Darius memilih guru ngaji yang cukup terkenal di daerah rumah Afifah untuk mengajari Elvano.

***

Elvano langsung gerak cepat, dia menemui wanita-wanita yang dekat dengannya dan memutuskan hubungan. Bahkan Elvano dengan tegas meminta pada mereka untuk tidak mencarinya atau mendekatinya lagi. Meski para wanita itu tentunya menolak putus dari Elvano, mereka membujuk dengan segala cara bahkan mereka bilang rela menanggung biaya hidup Elvano kalau dicoret dari kartu keluarga. Sungguh, terdengar sangat gila memang, Elvano sendiri hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tapi tentunya Elvano kini teguh pada pendiriannya, dia tidak mau mengecewakan orangtuanya lagi. Apalagi ini adalah kesempatan terakhir yang mereka berikan.

"El, aku gak mau putus, aku bersedia menunggu sampai kamu menyelesaikan tugas dari papamu. Aku juga bisa membantumu dengan diam-diam memberikan uang agar kamu gak perlu mengalami hidup susah." Berta adalah wanita yang paling getol mengejar Elvano.

"Maaf, biarpun aku orang yang hidup dengan harta orangtua, tapi aku merasa harga diriku terluka saat mengandalkan uang dari wanita. Kamu carilah lelaki baik yang mencintaimu dengan tulus, aku bukan pria baik, dan aku juga tidak pernah mencintaimu. Kamu tahu sendiri kalau aku menjalin hubungan selalu tanpa cinta. Jangan menungguku, aku benar-benar berniat mengakhiri ini, jangan mencoba menemuiku lagi." Elvano dengan tegas memutuskan hubungannya dengan Berta.

"El, aku sangat menyukaimu, tolong jangan seperti ini padaku." Berta memohon dengan air mata berderai.

"Berta, ini kartu milikmu, aku juga mengembalikan uangmu yang aku pakai." Elvano memang diminta oleh papanya untuk mengembalikan uang yang sempat diberikan oleh teman-teman wanita Elvano.

"El, aku tidak pernah mempermasalahkan soal uang, kamu tidak perlu mengembalikannya. Aku tulus mencintaimu, aku mohon jangan akhiri hubungan kita. Aku akan sabar meski aku tahu kamu bermain-main dengan perempuan lain, aku juga akan memberikan fasilitas yang telah papamu sita." Berta sangat keras kepala, memang sejak dulu dia selalu mendapatkan semua yang dia inginkan. Hanya Elvano yang tidak bisa dia dapatkan, meski sudah berusaha keras.

"Maaf Berta, akan lebih baik kalau ketulusanmu diberikan pada lelaki yang juga tulus mencintaimu. Permisi, aku pergi dulu, aku harap kamu akan segera bertemu dengan pria yang jauh lebih baik dari pada diriku." Elvano bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan Berta yang masih menangis tersedu-sedu. Elvano sendiri tidak tahu mengapa dia bisa memiliki sifat seperti ini. dia bahkan tidak pernah benar-benar mencintai wanita yang dia kencani, tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menjatuhkan hati Elvano.

Baca selengkapnya di Karya Karsa Wihelmina Miladi sudah tamat di Karya

Karma Bos Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang