Darius Ramadhan Effendi sudah mendengar laporan tentang putranya dihari pertamanya bekerja di perusahaan. Tentu saja Darius mendapatkan informasi seperti ini dari orang-orang kepercayaannya seperti Niko.
"Sayang, Elvano sama sekali gak berubah. Masa hari pertama kerja udah bikin masalah aja. Hari ini ada meeting penting dengan klien sekaligus makan siang bersama untuk mendiskusikan proyek. Tapi Elvano malah pergi makan siang ke luar bersama salah satu pacarnya. Aku benar-benar sakit kepala, dia satu-satunya harapan dan penerus keluarga kita. Tapi sikapnya sama sekali tidak bisa diandalkan, aku benar-benar cemas."
Darius memberitahu kekesalan dan kekhawatiran tentang Elvano pada istrinya.
"Astaga, Pah. Terus bagaimana meetingnya?" tanya Maria
"Untung saja ada Afifah dan Pak Niko yang bisa menghandlenya. Belum cukup sampai di situ saja, Elvano juga kembali ke kantornya telat. Dia baru kembali setelah satu jam setengah waktu istirahat kantor selesai. Mau jadi apa perusahaan kita nantinya, kalau pemimpinnya seperti Elvano."
Darius memijat kepalanya yang sakit karena memikirkan kelakuan putranya.
"Pah, kita harus lebih tegas lagi pada Elvano. Mama punya ide, sini mama bisikin." Maria membisikan sebuah ide pada suaminya.
"Boleh, Mah, ide bagus."
Darius tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, dia senang dengan ide yang diberikan oleh istrinya.
***
Sore ini Elvano pulang ke rumah bersama Afifah, karena papanya menyuruh Afifah untuk ke rumah. Tadinya Elvano ingin menyuruh Afifah naik taksi saja, karena dia malas harus satu mobil dengen perempuan itu. Tapi rupanya sebelum menutup telepon tadi, papanya sudah mewanti-wanti kalau Afifah harus naik mobil Elvano. Mungkin saking tahunya dengan sifat sang anak, jadi Darius bisa menebak isi pikiran Elvano.
Kini mereka sudah berada di ruang keluarga kediaman Effendi, sebenarnya sejak dalam perjalanan tadi Afifah merasa bingung, mengapa dia dipanggil ke rumah."Elvano, papa benar-benar kecewa padamu. Bisa-bisanya kamu tidak bertanggung jawab seperti ini. kamu itu pemimpin perusahaan, kamu harusnya disiplin dan memberikan contoh yang baik bagi para karyawanmu. Mau jadi apa bisnis keluarga kita kalau dipimpin oleh orang sepertimu." Baru saja Elvano duduk, sudah kena omel oleh papanya.
"Pah, baru juga duduk, udah diomelin aja. Memangnya aku salah apalagi sih, aku baru pulang kerja loh, capek." Elvano tentu saja protes.
"Kamu pikir papa gak tahu kelakuan kamu, huh? Bisa-bisanya kamu memilih pergi menemui salah satu wanitamu, dibandingkan pergi meeting dengan klien. Kamu bahkan kembali ke kantor, satu setengah jam setelah jam istirahat selesai. Kamu itu pemimpin perusahaan, harusnya kamu memberikan contoh yang baik, bukan malah sebaliknya."
Papanya memberitahu kesalahan Elvano.
"Pah, Elvano juga manusia, bukan robot. Masa jam istirahat masih disuruh kerja, kenapa meetingnya gak pas jam kerja aja." Elvano membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Bos Playboy
RandomElvano Rafardhan Effendi, anak tunggal dari seorang konglomerat yang berdarah campuran Indonesia-Amerika. Pria itu tumbuh menjadi sosok playboy yang suka bergonta-ganti pasangan, bahkan dia beberapa kali tidur dengan perempuan berbeda. Wajah tampan...