Chapter 30 Dimulainya Malam Kegelapan Lost of Heaven

19 3 0
                                    

"Ku ucapkan selamat kepada kalian, kalian telah berhasil melampaui ekspetasi ku, nah mari mulai festival terakhir, Lost of Heaven, dan mari buat dunia ini jatuh ke dalam kegelapan sekali lagi."

"Master maaf aku menyela, bukanya hal ini terlalu cepat untuk menciptakan kembali Lost of Heaven?"

"Tidak, justru inilah saat yang tepat untuk melaksanakan Lost of Heaven, tetapi itu bukanlah tujuan akhir dari semua ini, semuanya dengarkanlah perintah ku, sebarkanlah ketakutan dan keputusasaan ke seluruh benua yang ada di dunia ini."

"Sesuai keinginan anda master, akan kami sebarkan ketakutan dan keputusasaan kepada semua orang yang menentang anda, bahkan sampai keseluruhan benua yang ada di dunia ini."

"Bagus, dengan begini mari kita mulai festival lost of heaven ini."

******************

Lisveria, istana kerajaan Iblis Timur

"Sepertinya angin mulai berubah arah, hanya tinggal menunggu waktu sampai bencana besar datang ke wilayah ini," ucap seorang laki-laki berambut putih panjang dengan zirah perak kebiruan yang terlihat sedang menatap ke luar kerajaan.

"Yang Mulai Zear, seorang pembawa pesan meminta bertemu dengan anda."

"Baiklah, ijinkan dia masuk."

"Seperti permintaan anda Yang Mulai."

Setelah prajurit itu menerima perintah dari Zear untuk mengijinkan seorang pembawa pesan masuk, si pembawa pesan itu mulai berkata,

"Yang Mulia, saya kemari untuk menyampaikan pesan dari wilayah kerajaan Barat, mereka berkata segerombolan monster mulai bermunculan dan sepertinya sedang menuju ke kerajaan barat."

"Jadi mereka sudah mulai bergerak ya, ini lebih cepat dari perkiraan ku, seperti bencana yang terjadi seperti 200 tahun sebelumnya akan terulang kembali, jika begini, kita tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan dari para petualang, dan juga segera beritahukan kepada tiga kerajaan lainnya untuk berkumpul di kerajaan Timur, kita akan memulai rapat untuk mengatasi situasi ini."

Sementara itu di kota kerajaan Alfesteins, terlihat Ryouta melakukan latihan harian bersama Rui sebelum mereka membuka kedai makanannya.

Suara pedang beradu pun terdengar menggema di sekitar lokasi latihan mereka, suara itu bukan hanya terdengar sekali saja, tetapi terdengar berkali-kali.

"Bagus, sepertinya kecepatan dan kekuatan mu sudah meningkat semenjak latihan terakhir kita benar kan Rui?"

"Itu memang benar, tapi aku masih belum bisa membuat pedang onii-chan jatuh ke tanah, mungkin aku perlu terus berlatih agar bisa menyamai onii-chan," keluh Rui sambil duduk di rerumputan.

"Tidak perlu tergesa-gesa, lakukanlah dengan perlahan, jadilah kuat dengan cara mu sendiri," ucap Ryouta melemparkan handuk kecil kepada Rui, lalu duduk di sampingnya sambil mengelus kepalanya.

"Sudah ku bilang aku bukan anak kecil lagi, aku sudah 16 tahun tau."

"Meskipun begitu, kau tetap saja adik ku yang ku sayangi, baiklah sepertinya sampai disini dulu, sebaiknya kita bersiap untuk pergi ke guild, karena hari ini, aku berencana untuk membuka kedai di siang hari."

"Jika onii-chan bilang seperti itu, aku tidak akan protes, lagi pula kita tidak perlu cemas tentang anak-anak itu, karena El bersama mereka, kalau mereka lapar, mereka pasti akan memasak makanan untuk mereka sendiri."

"Karena itulah, hari ini aku ingin melihat-lihat quest yang ada di guild, mungkin kita bisa menghabiskan waktu luang untuk menyelesaikan quest itu."

"Aku setuju, jadi tunggu apalagi, sebaiknya kita segera bersiap untuk pergi ke guild petualang."

Tensei Shitara Isekai de Saikou no Cheat ni Naru Koto mo Warukunai oTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang