KEENAN // TUNANGAN

1K 53 25
                                    

CUMA MAU NGINGETIN.
TINGGAL 1 CHAPTER LAGI, CERITA KEENAN SELESAI.

KEENAN 💜 KAYLA

OR

KEENAN 💜 LAURA

MUNGKIN MENURUT KALIAN ISI CHAPTER INI HA HE HO.
BUT, AKU NULIS CHAPTER INI YA KARENA JALANNYA MEMANG SEPERTI INI.
INI ADALAH HASIL DARI IMAJINASI KU SENDIRI.

SO...

HAPPY READIIING GAISSSSSS💜💜💜💜

HAPPY KIYOWOK TERUS YAAAA💜💜💜

***

Satu tahun telah berlalu. Meninggalkan kenangan-kenangan indah di masa lalu. Kini, semua siswa SMA SATURNUST telah menjadi mahasiswa di beberapa universitas pilihan mereka sendiri-sendiri.

Begitu juga dengan Keenan, Yesa, Zaki, dan Adam. Mereka memutuskan untuk tidak satu universitas. Yesa memilih Universitas yang ada di Bandung, karena orang tua nya sudah menetap di sana sebelum hari kelulusannya. Sedangkan ketiga temannya,  tetap berada di Universitas yang ada di Jakarta.

Keenan yang selalu memaksa kedua orang tuanya untuk mengizinkan dia kuliah ke Belanda pun akhirnya menyerah. Padahal, Keenan sudah mengancam tidak ingin lanjut kuliah jika bukan di Belanda. Sialnya, itu tidak mempan untuk meluluhkan hati kedua orang tua nya.

Sedangkan Laura, dia juga berkuliah di Universitas yang sama dengan Keenan. Tak hanya berkuliah saja, dia memutuskan untuk menghabiskan waktu nya dengan bekerja. Walaupun Alesia sempat ingin membiayai kuliahnya sampai selesai. Laura tak bisa hanya santai-santai saja. Dia harus mengganti uang yang di keluarkan Alesia. Walaupun Alesia sempat menolak. Tapi akhirnya dia menyetujui, Laura akan  membayarnya setiap bulan dengan menyicil.

Mengingat hubungannya dengan Yesa terakhir kali. Jujur saja itu adalah hal tersulit bagi hidup nya. Kehilangan Yesa seperti Laura kehilangan separuh hidupya. Laura sangat mencintai Yesa. Tapi, Laura lebih mencintai Tuhannya.

***

Di bahwa pohon yang rindang. Terdapat seorang lelaki dengan hoodie abu-abu sedang tertidur dengan satu tangan menutupi kedua matanya. Keenan menghabiskan waktu nya dengan menikmati semilir angin sore di depan cafe rainbow.

"Bangun," suara perempuan dengan lembut masuk ke telingan Keenan. Membuatnya sedikit terganggu. Namun, tak berniat membuka mata.

"Keenan bangun, mending lo pulang deh. Jangan tidur di sini. Gue bisa di marahin boss."

"Gue disini juga beli, Ra. Gue nggak numpang gratis kok."

"Ya gue tau. Tapi nggak enak di liat customer lain," kata Laura, yang mencoba untuk membuat lelaki di depannya ini bangun.

Akhirnya Keenan pun menyerah. Dia langsung duduk, dan mengucek kedua matanya.

"Udah bangun?"

"Udah, Ra."

"Oke," gumam Laura. Lalu merogoh sesuatu dari saku apron nya. "ini gue titip buat mamah lo ya. Bilangin, bulan ini cuma bisa segini. Banyak pengeluaran soalnya. Sori ya," lanjut nya dengan memberikan satu amplop putih ke Keenan.

"Kan mamah udah bilang nggak usah. Lo ngeyel banget jadi cewek."

"Gue udah berterimakasih karena mamah lo mau biayain kuliah gue. Tapi gue nggak bisa cuma angkung-angkung kaki doang. Gue tau diri juga, Nan."

"Lagian biasanya lo kasih sendiri. Kenapa harus titip ke gue sih."

"Gue ada lembur, Nan. Kalo nggak ada mah, gue nggak bakal minta tolong ke lo," sewot Laura.

KEENAN | selesai |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang