KEENAN // ROOFTOP!!

969 66 1
                                        

Maaf kalau ada typo dimana mana. Keburu kesel, soalnya tadi sempet hilang gitu beberapa paragraf.  Untung aja sudah bisa kembali lagii💜💜💜

Happy Reading yaww💜
Enjoyyy

***

Keadaan kembali menjadi hening di dalam mobil itu. Kayla yang masih bergulat dengan keyakinannya. Dan Keenan yang merasa kesal pada dirinya sendiri.

Padahal, Alex sudah mewanti-wanti nya untuk tidak memberitahu Kayla saat dalam perjalanan. Biarkan Alex saja yang akan menjelaskannya pada Kayla.

"Keadaan bunda kritis. Dia lagi di ruang ICU sekarang. Ayah tadi nelvon gue, dan nyuruh kita ke sana. Soalnya bunda nyariin lo terus," kata Keenan dengan suara pelan. Dia bisa melihat sorot mata Kayla yang pilu. Namun anehnya, tidak ada tanda-tanda Kayla ingin menangis. "Lo nggak papa?"

Helaan nafas Kayla terdengar di telinga Keenan. Namun mulut Kayla enggan untuk berucap.

"Gue tau ini nggak mudah. Tapi bunda pasti bakal bisa laluin semua ini," lanjut Keenan sambil mengusap pelan rambut belakang Kayla.

Kayla ingin menangis sejadinya. Kayla ingin marah. Sangat sangat ingin marah. Tapi dia bingung ingin marah kepada siapa. Dia seperti orang bodoh yang tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.

Kehilangan sosok Daniel. Membuat Kayla sadar. Bahwa tidak semua makhluk yang hidup akan selamanya hidup. Mereka sudah memiliki garis takdir yang telah di tentukan. Tapi kenapa harus Daniel yang lebih dulu pergi! Dan sekarang? Apakah Risa juga akan meninggalkannya?

Apa Tuhan begitu marah dengan Kayla? Apa selama ini Kayla belum bisa menjadi anak yang berbakti kepada Risa? Apa Tuhan tidak sayang dengan Kayla.

Jika rasanya begitu sakit saat di tinggalkan. Kenapa tidak Kayla saja yang lebih dulu pergi. Kayla sudah lelah dengan rasa sakit yang tiba-tiba muncul saat mengingat memoris dengan orang-orang yang telah meninggalkannya.

"Gue capek," Kayla membuka suara dengan pandangan lurus ke depan. "Kenapa nggak gue aja sih yang pergi. Apa bunda juga mau nyusul bang Daniel?"

Keenan langsung meminggirkan mobilnya saat ucapan Kayla sudah tidak bisa di lanjutkan.

"Apa mungkin, bunda marah sama gue ya. Dia udah nggak mau nemenin gue lagi disini. Gue belum jadi anak yang berbakti ya, Nan?" tanya Kayla dengan suara pilu.

Keenan langsung menarik tubuh Kayla. Dan memeluknya erat. Saat itu juga tangis Kayla pecah. Dia sudah tidak bisa menahan air mata yang sedari tadi ingin sekali keluar.

"Bunda sayang sama lo, Ayla. Kepergian bang Daniel juga bukan mau lo, atau pun semua orang. Itu udah jadi takdir dia. Jadi stop nyalahin diri lo sendiri."

"Tapi kenapa nggak gue aja. Mungkin kalo dulu gue yang pergi. Bunda bakal sehat-sehat aja kan. Pasti bunda sakit karena gue ya, Nan. Dulu bunda tiap malem nangis setelah kepergian bang Daniel. Dan bang Daniel pergi karena gue. Bunda pasti benci gue kan. Gue jahat banget sih, Nan."

Keenan menjauhkan tubuh Kayla dari nya. Dan menatap lurus menusuk ke dalam kedua mata Kayla. "Bisa stop salahin diri lo sendiri?! Oke, anggap aja lo pergi dari dunia ini. Apa lo nggak mikirin hati dan perasaan orang-orang yang lo tinggal. Lo nggak kasihan sama gue? Kalo lo pergi, gue sama siapa? Lo udah buat hati gue jadi terikat ke lo. Dan gue nggak akan biarin lo pergi gitu aja," jelas Keenan dengan wajah yang datar.

Keadaan bertambah menjadi awkard saat Keenan tak sengaja mengungkapkan perasannya lagi. Dan di situasi yang tidak tepat.

Kayla langsung saja menjauh dari Keenan. Dan langsung memandang ke luar jendela. Hati nya tiba-tiba berdebar. Dia tidak ingin Keenan mengetahuinya. Atau yang paling memalukan Keenan mendengar detak jantungnya.

KEENAN | selesai |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang