Keenan dan Kayla masih stay di tengah lapangan yang semakin lama membakar tubuhnya itu. Saat mereka tadi sibuk berfoto untuk mengabadikan momen bersejarah. Ternyata pak Bams melihatnya, dan langsung menghampiri mereka berdua dengan marah-marah.
"YANG NYURUH KALIAN FOTO FOTO ITU SIAPA! SAYA TADI SUDAH PERINGATKAN KALIAN UNTUK DIAM SAMPAI JAM PERTAMA SELESAI," tegur pak Bambang dengan suara yang meninggi.
"Ya elah pak. Kita kan cuma mau ngabadiin momen aja," balas Keenan tanpa melihat ke arah pak Bambang berada.
"Saya tidak habis fikir dengan anak muda jaman sekarang," ujar pak Bambang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi. "Kalian tetap disini sampai jam kedua selesai. Jika saya tau kalian foto foto kaya tadi lagi. Jangan harap bisa pergi dari disini."
"Pak, ini matahari nya lagi nggak bersahabat loh. Bapak tega biarin kita kepanasan?" sahut Kayla dengan wajah memelas.
"Saya tidak perduli!" sergah pak Bambang acuh.
Pak Bambang pergi begitu saja dari lapangan. Meninggalkan Kayla dan Keenan yang frustasi di buatnya. Ahh, lebih tepatnya si Kayla yang sudah teramat frustasi.
"Panas, haus, capek," keluh Kayla dengan helaan nafas berulang.
"Mau bolos?" tawar Keenan dengan ujung bibirnya menyunggingkan senyum misterius.
"Nggak ya! Gue nggak mau di hukum kaya gini. Udah kapok deh gue," tolak Kayla yang sudah tidak ingin mencari masalah kepada pak Bambang.
"Nggak bakal di hukum. Ikut gue," ajak Keenan sembari melepaskan piagam penghargaan dari kardus yang ada di depan dada nya itu.
"Kemana?"
"Udah ikut aja."
Kayla pun melepaskan potongan kardus yang ada di dada nya seperti yang telah Keenan lakukan. Setelah itu, Keenan menarik tangan Kayla untuk mengikuti nya berlari.
"Jangan lari-lari. Gue capek," keluh Kayla lagi.
"Lo mau di ketahuan sama pak Bams?"
"Ya nggak lah."
"Ya udah, lari makanya," balas Keenan, sambil memberi support ke Kayla.
"Oke deh."
Dan mereka berdua pun berlari bersama dengan kedua tangan saling bertaut. Jika para siswa melihatnya. Mungkin akan menjadi topik utama. Dan akan menggemparkan beberapa sekolah.
"Jadi mereka beneran pacaran."
***
Keenan mengajak Kayla pergi ke pintu rahasia nya. Di sana Keenan sudah menyediakan tangga untuk mereka naik melewati pembatas tembok.
"Gue nggak bisa deh kayak nya," lirih Kayla yang masih menimang-nimang acara pembolosannya pagi ini.
"Ay, kita bisa di hukum lebih berat kalo ketahuan udah di sini. Ya walaupun pada akhirnya kena hukum juga. Tapi kan setidaknya kita udah bisa bolos," beritahu Keenan dengan sok bijaksana nya menjelaskan tentang hal membolos.
"Ketua bolos emang beda ya," sindir Kayla. Dan memutuskan untuk menaiki anak tangga itu satu persatu.
"Jangan ngintip," seru Kayla, sambil menunjuk ke wajah Keenan.
"Gue nggak segitu nya juga kali Ay," dengus Keenan, dan segera mengalihkan pandangannya untuk mengawasi jika ada pak Bambang.
Kayla pun mulai menaiki anak tangga itu. Dan tak perlu menunggu waktu lama. Dia kini sudah berada di atas temboknya.
"Gu-gue nggak bisa turun deh kayak nya. Tinggi banget ini, nanti kalo gue nyungsep gimana?" tanya Kayla pada Keenan yang kini sudah ada di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEENAN | selesai |
Novela JuvenilSUDAH SELESAI! SILAKAN BACA, JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, DAN SHARE YAA ### FOLLOW DULU YA!! RANK 1 #REMAJASEKOLAH RANK 2#MOOD ( RANK 2 LEBIH DARI SEMINGGU!!!) 💜💜💜💜😢 RANK 1#KEENAN (BERTAHAN DI RANK 1 LEBIH DARI SEMINGGU )😥💜💜💜 RANK 6# MOSTWAN...