"GIMANA?! UDAH HILANG?!"
"Iya udah..."
Doyoung mengernyit, suara Jeongwoo agak parau di punggungnya. Pemuda itu lalu menurunkan Jeongwoo dari gendongannya dengan pelan. Firasatnya tiba-tiba menjadi sangat buruk.
"Kak..."
"Lo kenapa?! Gue gak ngerasain..."
Kedua bola mata Doyoung membola, mulut Jeongwoo mengeluarkan darah. Kaca mata yang dikenakan Jeongwoo segera ia ambil alih, ia pakaikan ke dirinya.
Apa yang dilihat Doyoung?
Punggung Jeongwoo terkoyak, sebuah kapak menembus punggungnya, mata Doyoung bergulir cemas. Ia menatap Jeongwoo yang hanya tinggal mempunyai setengah kesadaran.
Tangan Doyoung menggenggam erat tangan Jeongwoo. Jangan... tidak mungkin Jeongwoo akan mati secepat ini..
"Siapa yang ngelakuin? Gue gak ngerasain apapun saat gendong lo!"
Mata Doyoung mengkilat penuh amarah. Ia tidak terima...
Jeongwoo hanya tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan.
"Kayaknya emang karakter gue sampai di sini... Gue mau nyusul Kak Hyunsuk."
"Jangan, gila ya lo?! Jangan mati!" seru Doyoung marah, tambah mengeratkan genggamannya pada tangan Jeongwoo.
Doyoung benci akan situasi ini, ia tidak bisa melakukan apapun untuk Jeongwoo, bahkan menyentuh luka Jeongwoo saja ia sudah sangat ketakutan.
Doyoung merasa bodoh mengatakan itu, padahal ia sendiri tahu bahwa Jeongwoo memang akan mati.
"Hati-hati ya, Kak. Orang-orang dibunuh gak secara terang-terangan. Mereka bunuh kalian pas sunyi senyap, jangan lengah. Gue beneran berdoa supaya lo bisa bertahan sampai akhir. Makasih loh udah mau gendong gue, padahal gue berat." Jeongwoo terkekeh di akhir kalimatnya, setelahnya ia terbatuk-batuk darah.
Doyoung menggigit bibir bawahnya, tak tega menatap Jeongwoo di depannya.
"Jeongwoo..."
"Makasih, Kak Doyoung."
"Jeongwoo..."
"Gue baru kali ini merasa dekat sama lo padahal kita temenan udah bertahun-tahun. Sekali lagi makasih, Kak Doyoung."
Grep!
Masa bodoh dengan pakaiannya yang penuh dengan darah. Doyoung segera memeluk tubuh Jeongwoo erat, air matanya tumpah tanpa diijinkan.
Jeongwoo tersenyum lemah, ah ia akan rindu dengan perangainya yang bar-bar dan Yedam si penengah yang akan selalu menengahi jika Jeongwoo membuat keributan dengan kejahilannya.
Ia menepuk punggung Doyoung beberapa kali sebelum akhirnya tangannya terkulai begitu saja di udara.
Jeongwoo pergi, tubuhnya nampak sudah lunglai di pelukan Doyoung. Pemuda itu mengeratkan pelukannya, seakan-akan masih tidak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Challenge | Treasure ✔
Mistério / Suspense❝ Tantangan game ini tidak akan sesulit sebelumnya. ❞