13. DISEKAP

3.1K 65 0
                                    

KOMEN DAN VOTE YAA..

HAPPY READING GUYS (≧▽≦)

-----o0o-----

Waktu istirahat sudah tiba. Para murid sudah berhamburan keluar kelas untuk menuju ke tempat yang mereka inginkan.

Elvina, ia masih duduk terdiam di tempatnya. Ia masih tidak menyangka jika sahabatnya itu dengan berani mengkhianati dirinya.

Apa yang Winda katakan itu benar? Bahwa Alyssa memang tidak sungguh-sungguh mau bersahabat dengannya. Bodoh sekali Elvina karena sudah menganggap Alyssa lebih dari sekedar teman biasa.

Jika ditanya bagaimana perasaan Elvina saat ini, sudah jelas jawabannya adalah sakit hati. Raihan memang bukan miliknya. Ia memang tidak berhak untuk menghalangi Raihan berpacaran dengan siapa pun. Tetapi tidak dengan sahabatnya sendiri, kan?

Sungguh, Elvina benci dengan situasi seperti ini. Ia sungguh benci dengan Alyssa yang tega menusuknya dari belakang. Alyssa bahkan tahu kalau Elvina sudah menyukai sosok Raihan sejak lama. Tetapi kenapa Alyssa begitu kejam dengan merebut Raihan darinya?

Sebutan apa yang pantas untuk manusia seperti itu?

"Woi, El, ke kantin gak lo?" Tanya Kinara membuyarkan lamunan Elvina.

"Enggak. Btw, Sa, lo mau nemenin gue nggak?"

"Ke mana, El?" Tanya Alyssa.

"Nemuin bokap gue di luar sekolah, diem-diem aja."

"Kenapa bokap lo nggak disuruh masuk ke sekolah aja? Kenapa harus di luar?" Tanya Kinara dengan sedikit curiga.

"Bokap gue maunya di luar, males kalau di dalam banyak Anak-anak."

"Udah nggak papa, Ra. Yaudah, ayo El." Ucap Alyssa seraya tersenyum.

'Najis, senyum-senyum kayak monyet. Jijik gue, anjing!' Batin Elvina.

Kinara menuju ke kantin, sedangkan Elvina dan Alyssa menuju ke luar gerbang sekolah.

Tangan Alyssa sedari tadi terus dicekal oleh tangan Elvina, sehingga membuat Alyssa sedikit tidak nyaman.

Alyssa bisa merasakan cekalan ini bukan cekalan biasa, melainkan cekalan dengan rasa penuh dendam hingga membuat pergelangan tangannya memerah.

"Kita mau ke mana sih sebenarnya?"
Tanya Alyssa.

"Ke tempat peristirahatan terakhir lo!"

Alyssa tersentak kaget mendengar perkataan Elvina, membuatnya menghentikan langkahnya.
"Maksud lo apasih, El? Sadar, El!"

Elvina melepas cengkramannya dengan kasar. "Lo pengkhianat! Lo udah rebut Raihan dari gue!" Ucapnya sambil menitikkan air matanya.

"Lo tahu itu?"

"Lo berharap gue nggak tahu? Iya?! Jahat banget lo anjing!"

"Enggak gitu, El, gue terpa—"

"APA?! TERPAKSA, HAH?! JIJIK TAHU GAK GUE LIHAT MUKA SOK POLOS LO ITU!" Teriak Elvina dengan murka.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang