15. PELAYAN GENIT

3.3K 56 0
                                    

Udah tekan tombol bintangnya belum? Kalo belum tekan dulu dong!

Nulisnya tengah malem, jadi tandain kalo ada typonya (◠‿・)

HAPPY READING!!

-----o0o-----

Tiga perempuan dengan pakaian yang sedikit terbuka itu kini berada di sebuah restoran. Kalian tahu siapa mereka bukan?

Mereka adalah Winda, Elvina dan juga Oca.

"Apa rencana kalian selanjutnya? Gue beneran pengen bales tuh cewek jalang! Gara-gara dia gue dikeluarin dari sekolah." Kesal Winda dengan memegang rahangnya yang masih terasa sakit.

"Raihan kalau udah marah emang nggak main-main. Gue jadi ngeri mau maju ke langkah selanjutnya." Oca bergidik ngeri mengingat kejadian kemarin.

"Gue punya teman simpenan, siapa tahu dia bisa bantu kita?" Usul Winda.

"Teman simpenan? Teman ranjang maksud lo?"

"Iye," Singkat Winda.

"Coba lo telfon, suruh dia ke sini sekarang." Winda mengangguk dan segera menelfon temannya itu.

Winda menaruh ponselnya kembali setelah mendapat jawaban dari temannya. "Kita tunggu dia, dia lagi otw ke sini."

Elvina dan Oca mengangguk seraya meminum jus yang mereka pesan.

A few minutes later... 

"Hai, sorry gue lama." Ucap seorang laki-laki yang baru datang.

Laki-laki itu mengecup bibir Winda singkat, dan duduk di kursi samping Winda.

Kedua temannya hanya memasang wajah datar melihat kejadian singkat itu. Benar-benar menjijikkan.

"Kenapa lo manggil gue ke sini?" Tanya laki-laki itu.

"Gue mau minta bantuan lo. Oh iya, kenalin, dia David. Dan David, kenalin, mereka teman gue, itu Oca dan itu Elvina." Ucapnya memperkenalkan.

David mengangguk paham.
"Minta bantuan apa?"

Winda menunjukkan foto seseorang kepada David. "Lo bisa lecehin dia?"

Elvina yang mendengar itu sedikit terkejut. Apa Winda sudah gila?
"Emang harus banget dilecehin? Lo bisa masuk penjara kalau kayak gini, Win. Lo tahu 'kan seberapa seramnya Raihan kalau marah?" Tanya Elvina hati-hati.

Winda tampak acuh dan tak berniat untuk membalasnya. "Dia cantik, kan? Cocok lah buat jadi mainan lo."

David tampak berfikir. Memang benar adanya jika wanita yang berada di foto itu tampak cantik, bahkan lebih cantik daripada Winda yang ia sukai. "Oke lah kalau gitu, gue bakalan nyoba main sama dia!"

Winda tampak senang mendengar persetujuan itu. Ia menepuk-nepuk bahu David seolah memberi semangat. "Kalau udah mau di coblos, jangan lupa live streaming, ya? Hahaha," Ucapnya seraya tertawa.

Yang lain pun ikut tertawa, tetapi tidak dengan Elvina. Elvina benci-benci gini juga masih punya hati. Ia hanya mau sedikit memberi pelajaran kepada Alyssa, tapi tidak dengan cara pelecehan juga.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang