26. PERTENGKARAN

2.6K 58 0
                                    

Komen dan votenya jangan lupa ya kawan!!

HAPPY READING!!

-----o0o-----

"Kinaraaa! Bantuin gue please, nyesek banget nilai gue anjlok begini." Alyssa terisak ketika melihat nilainya yang benar-benar anjlok. Menyesal sekali dia karena tidak nurut pada Raihan untuk belajar.

Kinara meresponnya dengan raut bingung. Ini 'kan salah Alyssa karena tidak mau belajar, jadi ya, terima saja hasilnya.

"Udah lah santai aja, nilai kita sama ini sih nggak ada bedanya." Benar, nilai mereka memang sama. Sama-sama anjlok.

"Gue takut kalau Raihan tahu nilai gue,"

Kinara menatap sahabatnya itu dengan aneh. "Kenapa takut? Dia bakalan marah emang sama lo?"

"Nggak marah sih, tapi 'kan gue pernah janji sama dia, kalau nilai gue anjlok, gue bakalan terima kalau dia mau hamilin gue." Ucapnya dengan wajah memelas.

"Masalah itu doang? Yaudah sih nggak papa kalau lo hamil, lagian juga kita udah lulus, jadi apa lagi yang bakalan lo takutin?"

"Emang lo nggak kasihan sama Raihan yang udah nunggu lama buat ngehamilin lo? Gue rasa, dia juga kepengen banget punya Anak deh," Lanjutnya.

"Tapi—"

"Sa, dengerin gue. Lo itu harus nurut sama suami lo, lo nggak boleh nolak permintaan suami lo yang masih di hal wajar. Kayak misalnya bikin Anak. Itu 'kan udah kewajiban seorang istri untuk memberikan seorang Anak kepada suami."

"Kasian lho, Raihan udah berharap punya Anak tapi lo-nya malah nggak mau buat. Dosa lho, Sa, nolak permintaan suami."

Alyssa merasa tersentuh mendengar ucapan demi ucapan yang sahabatnya itu lontarkan.

Perlahan Alyssa mengangguk pasti. "Iya gue salah. Gue bakalan kasih haknya Raihan untuk hamilin gue. Makasih, ya, atas nasihat lo buat gue."

Kinara mengangguk seraya tersenyum. "Sama-sama."

"Nar, gue mau ke toilet dulu, ya? Kebelet banget ini soalnya."

"Perlu gue anter nggak?"

Alyssa menggeleng. "Nggak usah, gue bisa sendiri kok,"

"Yaudah."

-----o0o-----

Alyssa keluar dari bilik toilet ketika sudah menuntaskan buang hajatnya.

"Lega juga akhirnya."

"Lysa,"

Suara itu seperti tak asing di pendengarannya. Alyssa mendongak ketika mendengar ada yang memanggil namanya.

"El?"

"Gue mau ngomong sama lo, Sa." Ucap Elvina dengan nada yang terdengar serius.

"Ngomong aja, mau ngomong apaan emang?"

Sejujurnya Alyssa sudah muak dengan gadis yang ada di hadapannya ini.

"Bisa nggak lo jauhin Raihan?"

Perkataan Elvina membuat Alyssa mendelik sinis. "Lo gila? Gue ini istrinya dan lo tahu soal itu dari lama. Mana mungkin gue ninggalin suami gue gitu aja."

"Gue mohon, Sa, gue udah cinta mati sama Raihan. Gue nggak peduli mau dia udah nikah apa belum. Gue butuh dia, Sa, gue mau dia." Lirihnya.

Alyssa menatap Elvina dengan sinis. Apakah gadis di hadapannya ini sudah kelewat gila? Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu kepadanya yang notebane-nya adalah istri dari Raihan.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang