35. LILY DAN TEO [END]

3.5K 59 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.

HAPPY READING!!

----o0o----

Raihan menatap nanar ruangan VVIP yang ada di depannya.

Sudah 5 bulan lamanya ia menunggu istrinya itu untuk bangun. Namun, belum ada tanda-tanda juga jika istrinya itu akan bangun.

Tak lama, keluar dua perempuan dari ruangan tersebut.

"Gue sama Diandra udah selesai jengukin. Sekarang lo bisa masuk." Ujar Kinara pada Raihan.

Raihan mengangguk dan memasuki ruangan begitu saja.

Raihan menduduki dirinya di kursi samping brankar. Tangannya bergerak untuk menggenggam jari-jari mungil sang istri.

"Hey, kamu kapan mau bangun? Kamu nggak kangen sama aku? Nggak mau ketemu juga sama Anak-anak kita?" Ujar Raihan dengan suara bergetar.

"Anak-anak kita butuh kamu. Aku juga butuh kamu. Kamu harus bangun sekarang. Kenapa betah banget sih buat tidur terus?"

Raihan mencium telapak tangan istrinya. Mengecupinya berkali-kali.

"I miss you, honey... I miss you." Lirihnya yang tak kuat membendung air matanya lagi.

Raihan menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya. Ia menangis terisak di sana.

Tanpa sadar, jari-jari perempuan yang terbaring lemah itu sedikit bergerak.

Alyssa membuka matanya perlahan. Ia juga berusaha menggerakkan tangannya yang masih terasa lemas.

Alyssa menoleh ketika mendengar suara isakan yang begitu memilukan.

"Raihan..." Panggilnya pelan.

Raihan masih belum menyadari dengan panggilan tersebut. Ia masih setia menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

Dengan pelan dan sedikit usaha, Alyssa mengangkat tangannya. Ia menaruhnya di atas kepala Raihan, kemudian mengelus surai tebal itu dengan lembut.

"Hey..."

Raihan sedikit tersentak dengan pergerakan tersebut. Ia segera mendongak, dan kembali terkejut ketika Alyssa kini sudah terbangun dan membalas tatapannya.

"Sayang?"

"Hm?"

"Kamu udah sadar? Bentar, ya, aku panggilin dokter dulu." Ujar Raihan tergesa. Ia segera memencet tombol di samping brankar. Dan tak lama, dokter bersama suster pun masuk ke dalam ruangan.

"Bapak mohon tunggu di luar sebentar ya, Pak? Biar pasien kami periksa dulu." Ucap dokter itu.

Raihan mengangguk. Ia segera keluar dari dalam ruang rawat Alyssa.

Ketika sudah berada di luar, Raihan langsung saja menghubungi kedua orang tuanya dan juga mertuanya.

Raihan menelfon Ibunya terlebih dahulu.

"Hallo Rai? Ada apa?" Tanya wanita paruh baya di seberang sana.

"Alyssa udah sadar Mom. Mom sama Dad bisa ke sini? Sekalian bawa Anak Raihan ke sini."

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang