20. TERNODAI

3.4K 55 0
                                    

Jangan lupa Votenya!!

Komen yaa kalau bisaa.

Udah follow akun Nana belum??

HAPPY READING!!

-----o0o-----

Dirga hanya diam sambil mendengarkan apa yang diceritakan oleh Raffa. Ia sempat terkejut, karena orang yang ia katai gila semalam adalah sahabat masa kecilnya, sahabat yang selalu ia rindukan setiap waktu.

"Maaf karena udah ninggalin lo, dan nggak ngasih tahu lo apa alasannya." Ucap Raffa seraya menunduk.

"Kenapa, Raf? Kenapa lo harus pergi tanpa pamit sama gue? Apa lo benci sama gue karena lo juga suka sama Killa?" Tanya Dirga dengan lirih.

"Killa nggak baik buat lo, Raf, nggak baik juga buat gue. Selama ini dia ngebohongin gue, dia adalah wanita penghibur, gue pernah mergokin dia lagi ciuman sama cowok lain." Jelasnya mengingat semua kejadian itu di masa lalu.

"Nggak, gue nggak benci sama lo karena gue suka Killa, nggak."

"Terus kenapa? Apa ada masalah lain?" Tanya Dirga penasaran.

"Gue suka sama lo." Raffa menundukkan kepalanya. Ia benar-benar tidak berani untuk menatap mata sendu Dirga.

Sedangkan Dirga, ia tampak terkejut. Apa Raffa hanya bercanda? Kalau bercanda juga mana mungkin, Dirga tahu kalau Raffa itu selalu berusaha untuk berbicara jujur. Apalagi dengan situasi yang seperti ini. Sangat mustahil jika sahabatnya ini tengah bercanda.

Dirga menatap Raffa dengan tajam, bahkan rahangnya pun mengeras, menandakan ia sedang marah.
"Kenapa lo gak bilang? Kenapa lo harus ngejauh dari gue?!" Teriaknya emosi.

Raffa menitikkan air matanya kala mendengar bentakan dari Dirga, sahabat yang telah lama ia rindukan.

"Pulang lo, keluar dari rumah gue!" Suruhnya. Dirga mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan emosinya agar tidak membuat Raffa takut dan semakin menjauh darinya.

Ia hanya ingin sendiri. Ia hanya membutuhkan waktu untuk mencerna ini semua. Bagaimana mungkin seorang pria juga mencintai pria? Bukankah itu dilarang dan sangat tidak masuk akal?

Raffa mendongak, menatap Dirga yang sedang memejamkan matanya menahan emosi. "Tapi Dir—"

"GUE BILANG KELUAR YA KELUAR! LO DENGER GAK SIH?!" Teriak Dirga.

Raffa memejamkan matanya. Mendengar bentakan dari Dirga membuat hatinya sedikit teriris.
Raffa mengangguk, ia keluar dari rumah Dirga. Tujuannya saat ini adalah kembali ke rumahnya sendiri.

Dirga terduduk lemas di lantai kamar. Ia menundukkan kepalanya, menyembunyikan tangisannya. Ia tidak mau terlihat lemah, namun, keadaan lah yang membuatnya terlihat lemah seperti ini.

"Kenapa harus ada rasa suka di antara kita, Raf? Kenapa...?" Lirih Dirga.

Kepala Dirga terasa pusing memikirkan masalahnya dengan Raffa. Baru saja ia bahagia dan lega karena mengetahui bahwa sahabat lamanya itu baik-baik saja dan kembali padanya. Namun satu hal membuat Dirga harus menjauhi Raffa. Ia membutuhkan waktu untuk berdamai dengan keadaan.

-----o0o-----

Alyssa berjalan menyusuri pinggir jalan yang sedikit ramai. Ia baru saja pulang dari supermarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang