Zin Lee dan Park Hyungseok sudah berteman cukup lama. mereka pun sering pergi berdua, bukan untuk bermain atau apa, namun untuk mengantarkan Hyungseok bekerja. pria cantik itu adalah yang paling sibuk di dunia. begitu pulang sekolah, ia pergi ke cafe untuk bekerja, malamnya pun masih harus bekerja di bar hingga pagi menyapa.
sudah menjadi rahasia umum bahwa Hyungseok yang bekerja di bar pada malam hari adalah fakta, namun Hyungseok masih terus saja berusaha menyembunyikannya. tentu karena pekerjaan macam ini bukan sesuatu yang pantas dibanggakan. kadang, orang-orang bahkan sampai berasumsi bahwa Hyungseok menjajakan dirinya pada wanita serta pria-pria kaya yang ditemuinya di sana.
dan Zin tahu segalanya. malahan, dia adalah sosok yang berperan penting untuk menutup mulut mereka.
bagaimana caranya?
kekerasan tentu jawabannya.
Tringgg!
keadaan baru menyentuh gelap tatkala benda pipih berwarna putih itu berdering. dengan kalimat Antar Hyungseok ke bar sebagai judul yang ikut muncul dalam layar. sepersekian detik kemudian, alarm itu dimatikan. dan Zin tetap memutuskan untuk pergi ke rumah Hyungseok malam ini, meski setelah semua yang telah terjadi.
ragu sebenarnya. ia sudah menipu banyak manusia, tapi kekecewaan Hyungseok terasa berbeda. dadanya nyeri luar biasa, khawatir Hyungseok tak lagi mempercayainya. khawatir si cantik akan lebih memilih untuk bersama sang naga dibanding dirinya.
namun apapun yang akan terjadi, Zin harus menghadapinya sendiri.
Tok! tok! tok!
begitu ketukan di pintu terdengar, Jay datang berniat membukakan. ia juga ingin tahu siapa yang datang. namun sebelum ia sempat menggapai pintunya, Hyungseok sudah lebih dulu bersuara, "Biar aku saja!" katanya.
Jay diam ditempatnya, memperhatikan Hyungseok yang berlari kecil ke arah pintu lalu keluar dengan hanya membuka celah. sepertinya ia benar-benar tak ingin Jay tahu siapa tamunya. alhasil sang naga hanya duduk diam menunggu Hyungseok di dalam rumah. privasi manusia, Jay juga menghargainya.
"Zin? sudah waktunya kerja ya?" tanyanya, agak terkejut mendapati Zin di balik pintunya.
si tampan pun ikut menghias raut terkejut mendapati si cantik yang bertanya, "Kenapa malah bertanya? kau tidak pernah lupa jadwalmu sebelumnya."
"Benar juga. maaf ya! aku akan masuk dan bersiap sebentar. kau tunggu di sini saja ya?" setelah diangguki, Hyungseok segera masuk dengan sedikit berlari. pun diam-diam turut berujar dalam hati, 'Jay dan Zin jangan sampai bertemu! jangan sampai saling bunuh!'
mendapati si cantik yang mengemasi pakaiannya dengan agak tergesa, Jay segera menghampiri dengan niat bertanya. lantas diraihnya ujung kemeja putih si lawan bicara.
Hyungseok menoleh, tersenyum begitu manis sembari masih mengemasi barang-barangnya. "Ada apa Jay?"
"...?"
"Siapa? Di depan sana? Oh.. i-itu bukan siapa-siapa.." jelasnya agak terbata, tak terbiasa berbohong sepertinya.
'Cara berbohongmu sangat payah.' Jay membatin, sepenuhnya yakin bahwa Hyungseok pun mampu mendengar apa yang sedang dia pikirkan.
meski tertangkap basah, Hyungseok juga bingung mau membela diri bagaimana. tak mungkin juga ia bilang bahwa Zin menunggunya. padahal jelas-jelas-entah anjing atau serigala-itu adalah bagian dari kelompoknya, yang mana artinya, Zin pun punya kecenderungan untuk membunuhnya.
selain itu jantung kelima serigala yang dikonsumsi sang naga adalah milik kawanannya. bagaimana jika Jay membunuhnya juga? Hyungseok tak bisa membiarkan hal itu terjadi pada kawannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]
Fanfictionmereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk. lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, sosok yang tak terluki...