[ Bonus ] Time Crashed, and Then I See You.

1K 132 30
                                    

Bruk!

perangai manis dengan tubuh mungilnya itu jatuh tepat setelah menabrak kaki jenjang seorang pria dengan tanpa sengaja. Jiseok menangis ditempatnya, akibat nyeri yang mendera.

"Wah, siapa ini? kau baik-baik saja, dik?" pria itu membawa Jiseok dalam gendongannya, lalu mulai berusaha menenangkan si kecil dengan usapan lembut di kepala, sembari berkata, "Sakit-sakit pergilah~"

"A-ah! maaf! apa putraku me--" Hyungseok yang kala itu berlari mengejar Jiseok, langsung berhenti tepat setelah pria yang menggendong putranya itu berbalik.

keduanya sama-sama terkejut mendapati rupa satu sama lain, hingga akhirnya saling menatap dalam hening. Jiseok yang berada diantara mereka pun ikut memperhatikan rupa dua pria itu, lalu berseru,

"Mama ada dua!"

"Jadi, kita ini satu orang yang sama?" Hyungseok bertanya, pada Hyungseok lain yang sudah dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, kita ini satu orang yang sama?" Hyungseok bertanya, pada Hyungseok lain yang sudah dewasa. kala itu usianya masih delapan belas tahun, itu adalah saat-saat dimana sosok memukau itu datang menjadi kawan yang seharusnya takkan pernah bisa terlupakan.

namun saat Jiseok bahkan hampir berusia enam tahun, Hyungseok sama sekali tak bisa mengingat apapun. soal siapa pria yang dulu hidup bersamanya, bagaimana rupanya, bagaimana dulu dia memperlakukannya.

Hyungseok bahkan tak diizinkan untuk mengingat namanya.

oh betapa keji dunia, selama ini Hyungseok hanya tahu bahwa sosok yang tak terlukiskan itu sangatlah berharga. selain daripada itu otaknya dipaksa lupa, seolah-olah ingatan Hyungseok secara sengaja dihapus oleh sosok yang sama, tepat sebelum kepergiannya.

"Sepertinya begitu." respon Hyungseok dewasa, senyum itu terlukis elok di pahatan manis wajahnya. tatapannya lurus pada Jiseok yang kini sibuk bermain dengan teman-teman baru di sebuah taman bermain anak-anak tempat mereka berada.

"Kalau begitu kau pasti tahu sesuatu, kau pasti tahu bagaimana masa depanku!" Hyungseok muda berujar penuh antusias, sedangkan yang lain hanya diam sembari mempertahankan senyum manis. "Maksudku, kapan lagi aku bisa mendapatkan kesempatan seperti ini kan? pasti ada-- pasti ada sesuatu yang harus aku tahu."

Hyungseok muda saat itu terlihat berpikir sementara, sebelum kemudian kembali bersuara, "Misalnya, Jay."

Deg.

"Apa aku melakukan hal yang benar dengan membiarkannya tinggal? melihat kau masih bisa hidup sampai saat ini membuatku penasaran apakah kita tumbuh dewasa bersama-sama nantinya?"

pertanyaan itu keluar dengan mulus dari yang lebih muda. dan tepat setelah dia menyebut nama Jay dihadapan Hyungseok dewasa, pria yang lebih tua mulai mengalami pening yang luar biasa.

seolah-olah ingatannya soal sang naga yang dihapus dengan sengaja, akhirnya kembali masuk ke kepala. kejadian mulai kedatangannya sampai di detik-detik kematiannya, Hyungseok meningkat semua. dan hal itu bahkan tak lagi bisa meloloskan bulir air mata.

Hyungseok telah kehabisan bulir kristal bening itu sejak lama. kehilangan sosok penting yang bahkan tak lagi berada dalam ingatannya, benar begitu menyiksa. dan kini ia hanya bisa tersenyum menatap kearah Hyungseok yang lebih muda.

polesan senyum sederhana yang menyimpan beribu luka, yang menghantarkan perih luar biasa pada Hyungseok muda. dan di detik itu pula, Hyungseok muda tahu bahwa ia akan sangat-sangat menyesali pertanyaannya.

"Kau akan terus mencintainya sampai hari kematianmu tiba." ujarnya, dengan netra sendu yang detik itu juga, semakin menghancurkan pria yang lebih muda.

Hyungseok muda bungkam ditempatnya. canggung mendera dikala hening mulai mendominasi atmosfer disekitar mereka. Hyungseok dewasa pun sudah tak lagi menatap ke arah dirinya yang masih muda, ia lebih seperti marah, kecewa. perasaan ingin menampar yang luar biasa. namun diatas segalanya, ada perasaan lega. dimana Hyungseok dewasa, akhirnya tahu siapa sosok yang selama ini menarik keluar tangis rindu dari balik cantik kelopak matanya.

"Sepertinya aku tak perlu tahu lebih dari itu." begitu ujar yang lebih muda, tersenyum pada sosok dirinya yang lebih dewasa.

end.

🎉 Kamu telah selesai membaca [✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ] 🎉
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang