sembari sibuk memainkan sumpitnya, Jay sempat berpikir soal kemampuan Hyungseok yang mampu membaca pikiran siapa saja. awalnya ia kira, beberapa dari manusia juga punya kemampuan spesial seperti mereka. tapi kalaupun benar sebagian dari mereka punya, seharusnya pemerintah menyediakan pendidikan wajib untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh bangsanya-atau paling tidak, ada organisasi-organisasi rahasia yang bertugas melindungi orang-orang seperti Park Hyungseok.
'Tapi jika Hyungseok bukan sepenuhnya manusia, setidaknya ia bisa melukaiku meski sedikit saja.' pikir Jay yang otomatis mengusap pipinya. bukannya sakit atau apa, Jay hanya ingin mengingat-ingat bagaimana rasanya. 'Dipukul saja rasanya seperti diusap. apa provokasiku tadi tidak bekerja?'
Jay dibuat makin pusing dengan berbagai teori yang bermunculan di kepalanya, karena Jay tak begitu familiar dengan bangsa manusia. ia hanya tahu bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, yang tak memiliki potensi berkekuatan spesial seperti makhluk lainnya.
'Lebih baik kutanya nanti saja.'
begitu pagi menyapa, hal pertama yang Hyungseok lihat adalah sosok Jay yang tertidur pulas memeluknya. lengan besar itu tersampir nyaman di pinggang ramping Hyungseok, mendekapnya erat hingga si cantik tak bisa bergerak.
Hyungseok jelas terkejut awalnya, namun ia harus berusaha untuk tak menciptakan suara. ia tak ingin membangunkan Jay yang tertidur pulas disana. entah karena khawatir Jay akan marah lalu membunuhnya, atau hanya sebatas simpati pada makhluk yang semalaman tak mendapat istirahat karena harus berlatih.
Hyungseok jadi penasaran soal bagaimana Jay akan makan sarapannya nanti.
Drrtt.. drrtt..
Hyungseok segera meraih ponselnya, lalu mematikan alarm yang muncul dengan segera. dalam ponselnya nomor 06.30 adalah keterangan waktu yang tertera, artinya mereka hanya punya waktu 30 menit untuk sampai di sekolah. lantas Hyungseok yang panik segera membangunkan Jay di sisinya.
"Jay.. Jaeyeol, bangun!" Hyungseok menepuk-nepuk lengan Jay di pinggangnya, berharap dengan begini Jay bisa bangun dengan segera. lantaran sebentar lagi sudah waktunya sekolah. "Jay, bangun! kita bisa terlambat."
"..." Jay bergerak memeluk tubuh Hyungseok lebih erat. membenamkan wajah tampan itu pada leher si cantik yang terus ribut.
"Kita tidak bisa menunda lima menit lagi! ini pun sudah siang, bisa-bisa kita tidak sarapan." Hyungseok terus berusaha keluar dari Jay hingga akhirnya dilepaskan. Hyungseok menatap Jay yang akhirnya duduk meski masih dibalut selimut tebal yang nyaman.
"Masih mengantuk?" pertanyaan Hyungseok itu hanya direspon dengan sebuah anggukan ringan. "Mandilah, kau akan langsung segar setelannya. Aku akan buatkan sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]
Fanfictionmereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk. lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, sosok yang tak terluki...