malam ini, tiga buah jantung berkumpul diatas salah satu bagian dari badan bumi. namun diantara denyut jatung ketiganya, ada salah satu yang menyimpan nyeri di dada. seolah terdapat ketakutan yang teramat besar di dalam sana.
"Ap-apa!? tentu saja aku manusia!" Zin merespon dengan amarah, berusaha menutupi kegugupannya. bagi mereka yang sudah lama hidup diantara manusia, berpura-pura adalah hal yang mudah. namun Zin nampak kesulitan karena ada Hyungseok dihadapannya. "Hyungseok! apa kau lebih mempercayainya dari pada aku?"
mendengar hal tersebut, Hyungseok langsung menoleh ke arah Jay masih dengan tatapan terkejut. Jay mendekatkan wajahnya, menunjuk ke arah hidungnya yang berdarah. Jay kemudian memberi sinyal agar Hyungseok mau memukul pipinya. sedangkan Zin hanya memperhatikan dengan sorot bingung yang ketara.
"Tidak, aku tidak mau." tentu saja Hyungseok enggan memukulnya. salah-salah ia bisa mati detik ini juga. namun Jay bukan orang yang akan menyerah begitu saja.
'Kalau begitu kau takkan pernah tau kenyataannya. kau akan tetap menjadi manusia bodoh yang tak tahu apa-apa.'
Bugh!
setelah dipukul Jay bahkan tak berhasil dibuat menoleh, pria itu justru tersenyum begitu buku-buku tangan Hyungseok memerah. manusia takkan bisa menyakitinya, karena ia adalah Naga, makhluk dengan fisik terkuat yang dimiliki semesta. dan Hyungseok menyadarinya. fakta bahwa jika saja Zin Lee adalah manusia, ia takkan bisa membuat Jay terluka.
"Jay tidak bisa dilukai manusia." mendengar poin yang Hyungseok suarakan, Jay tersenyum bangga sembari mengangguk membernarkan. dan jangan lupa, ia juga mengusap surai Hyungseok untuk mengapresiasi keberaniannya.
dan disana, Zin akhirnya tersadar dan mulai menatap Jay penuh waspada-dan jangan lupakan soal keterkejutan yang menghiasi wajahnya. karena detik itu juga, Jay mulai mengeluarkan feromonnya, menekan kuat tubuh Zin hingga si pria tampan jatuh dan mulai kesulitan bernafas dibawah sana.
"Hyungseok.. menjauh darinya!" teriak Zin, namun Jay menahan bahu Hyungseok untuk tetap bertahan di sisinya. lantaran kini kedunya tengah berdiri diatas sebuah lingkar bercahaya, dimana Jay tengah melindungi Hyungseok dari pengaruh kuat feromonnya.
Jay tersenyum kearah Zin, menggelorakan kemenangan kehadapan wajah si tampan, soal fakta bahwa Park Hyungseok tak bergerak menjauh dari Jay sedikitpun.
"Jay.. Zin kesakitan, tolong hentikan." permintaan Hyungseok membuat senyum diwajah Jay lenyap, begitu pula dengan efek feromonnya yang langsung menguap. Jay tak suka berada dibawah perintah orang lain, namun melihat Hyungseok yang sampai memohon membuatnya harus segera melepaskan Zin.
Zin segera bangkit begitu Jay melepaskan pengaruh feromonnya, "Kau ini apa!? bisa-bisanya menyakiti manusia!"
Jay mendecih sebelum kemudian asap merah keluar dari lengannya. dan begitu asap itu hilang dan menyatu bersama udara, sebuah kepala anjing muncul diatas sana. kepala salah satu dari para anjing yang tadi mengejar Hyungseok-nya, dingin dan tak bernyawa. Hyungseok pun dibiarkan melihat segalanya, bagaimana Jay melempar kepala itu pada Zin yang menatap Jay penuh aura membunuh.
"Ap-apa.. yang kau lakukan pada kawananku!?"
'Mengaku sendiri kan?' Jay tersenyum menatap Hyungseok sebelum kemudian fokus pada Zin yang melesat dengan cakar tajam yang tumbuh pada tiap-tiap jemarinya. ia memusatkan Jay sebagai target dengan amarah membara. Jay yang awalnya diam saja, pun mulai menyerang balik begitu Zin berada beberapa senti diatas kepala. menyambar pria itu dengan petir yang keluar dari lengannya, hingga pria itu jatuh tak berdaya. padahal voltase yang keluar juga tak menyebabkan ledakkan, namun Zin langsung pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]
Fanfictionmereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk. lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, sosok yang tak terluki...