Chapter 19 - We met again.

744 125 30
                                    

semalaman mereka berbincang. di atas ranjang rumah sakit itu mereka berbaring, perlahan-lahan meremukkan segala rindu yang hadir dalam hangat peluk dari tubuh masing-masing. Hyungseok pun meremat baju Jay secara terus-terusan, seolah-olah enggan kembali ditinggalkan.

"...?"

"Iya, tadi teman-teman datang. apa kau lihat?" Jay mengangguk, dan ekspresi terkejut itu langsung menguasai wajah si cantik. "Kenapa tidak langsung menghampiriku?"

untuk sesaat percakapan mereka terhenti, Jay hanya diam memandangi. Jay tahu dari sang adik, bahwa seseorang memberi alkohol pada Hyungseok, ia melewatkan berita soal kehamilan si omega karena langsung pergi memburu orang yang disebutkan oleh si gadis cantik.

dan Jay juga tahu ia tak bisa berkata jujur karena itu.

"..." ( A-ada urusan. )

"Lalu bagaimana bisa terluka?" dengan agak merungut Hyungseok bertanya, menatap si putra mahkota dengan pandangan sayunya. terlihat lelah, namun enggan tidur karena didesak rindu yang merajalela.

dipaksa pun percuma, Jay juga tidak boleh menggunakan sihirnya karena khawatir akan terjadi apa-apa pada mereka berdua.

"..."

"Terluka saat pulang? Yang benar?" Jay mengangguk menanggapi. namun Hyungseok tak mempercayainya sama sekali. "Kalau benar pulang kenapa lukanya separah ini?"

kalau diperhatikan, darah yang menghias tubuh Jay sudah Hyungseok bersihkan. namun regenerasinya begitu lambat sehingga luka-lukanya masih terbuka, Jay pun terengah-engah padahal sudah berbaring di sisi Hyungseok sejak jumpa.

pun pertanyaan Hyungseok mendiamkannya. padahal Jay sudah berusaha agar terlihat baik-baik saja, namun membohongi mereka yang ikatannya sedekat nadi, sepertinya sulit sekali.

"..." ( Perang. )

"Perang?"

'Kastil diserang oleh beberapa naga dari faksi kedamaian. mungkin karena dendam, atau tahu kalau aku sudah membunuh ratusan orang.' pikir si naga, yang dibiarkan terbuka untuk Hyungseok baca. pun wajah cantik itu berubah pucat, kekhawatiran yang ada menguasai si omega di setiap inci tubuhnya rapat-rapat.

dan Jay segera menyatukan dahi mereka, mengusap lembut pipi si omega. lengan besar bertekstur kasar yang selalu memberi sentuhan penuh kasih sayang, kini kembali menyentuhnya seperti apa yang selama ini Hyungseok dambakan.

'Aku menang. Dan kau tak perlu khawatir soal apapun mulai sekarang.' Jay menyalurkan kehangatan sebanyak yang ia bisa, membanjiri Hyungseok dengan seluruh cinta yang dimilikinya. berharap dengan begitu kekhawatiran si cantik akan hilang bersama dengan tenang yang mendera.

iris hitam itu mulai terpejam, dan lengan Jay yang begitu ia rindukan pun digenggam. helaan nafas lega mengudara pelan, dan Hong Jaeyeol akhirnya kembali tersenyum senang. tak lama kemudian Hyungseok merasakan tepukan hangat di kepala, Jay seolah berniat menghantar Hyungseok pada tidurnya.

namun si manusia sama sekali tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada bersama sang naga.

"Jay, aku penasaran." Jay menghentikan tepukan, lalu menatap si cantik dengan wajah yang juga ikut penasaran.

"Aku ini akan bertelur atau melahirkan?"

"Aku ini akan bertelur atau melahirkan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang