"Jay.. apa yang kau lakukan?" Hyungseok bertanya, seolah tak mengerti kenapa Jay sampai melakukan hal ini untuknya.
"..." ( apapun untuk membuatmu tetap hangat. )
ada gejolak aneh yang mampu Hyungseok rasakan begitu ia mendapat jawaban. padahal keadaan sedang sangat dingin, namun sesuatu dalam diri Hyungseok terasa hangat sampai membuatnya merinding. dan bersamaan dengan jarak yang menipis diantara mereka, Hyungseok merasa ada yang aneh dengan perutnya. seolah-olah, ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam sana.
"Tapi bagaimana jika seseorang lihat?"
Jay tersenyum menanggapi, diusapnya kepala Hyungseok dengan hati-hati. "..."
"Takkan ada yang lihat?" Jay mengangguk, senyumnya pun tak padam seolah berusaha menyalurkan ketenangan bagi Hyungseok. sedangan si cantik hanya diam memandangnya gugup, beruntung hujan membuat keadaan jadi begitu sepi dan gelap. setidaknya dengan begini seseorang takkan melihat Jay yang bersayap.
perlakuan lembut Jay perlahan membuat tubuh Hyungseok berangsur tenang. berada dalam lindungan Jay entah kenapa terasa begitu nyaman. padahal Hyungseok seharusnya takut pada sang Naga, mengingat bahwa statusnya di mata Jay hanyalah tawanan biasa.
namun mengingat soal Jay yang selalu melindunginya membuat Hyungseok jadi cukup penasaran. apa benar pria itu memandangnya hanya sebagai tawanan?
"Jay, kenapa selalu melindungiku?"
"..."
Deg.
Hyungseok yang tersentak langsung menjauhkan tubuhnya, seraya menatap Jay dengan segera.
"Menyukaiku?" Jay menanggapi dengan anggukan penuh semangat, sedangkan Hyungseok tetap terlihat terkejut. "Jay.. bukankah tidak boleh menyukai sesama jenis begitu?"
Jay memiringkan kepalanya, menatap binggung pada si cantik dihadapannya. lalu berkata, "...?" ( kenapa tidak boleh? asal aku menyukai omega memangnya apa yang salah? )
"Omega?" Hyungseok menatapnya dengan penuh tanya. Selama ini Hyungseok tumbuh dibawah norma dunia, yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh tertarik pada sesama jenisnya. sedangkan Jay yang tahu sesuatu soal Hyungseok hanya tersenyum sembari menunjuknya.
"..." ( kau itu omega. )
'Penjelasan seperti itu, benar-benar tidak membantu loh, Jay..' Hyungseok meringis menatapnya, bingung harus membalas bagaimana. jawabannya terlalu mudah, namun Hyungseok saja tidak tahu definisi pasti dari omega, dan bagaimana Jay bisa berkata bahwa ia adalah salah satunya. Jay dan dunianya, masih terlalu asing bagi Hyungseok yang terbiasa hidup sebagai manusia.
Tap
Hyungseok mengadah begitu merasakan sebuah sentuhan di lengannya, lantas begitu ia menatap pada si naga, pria itu tersenyum begitu manis kearahnya. senyum hangat yang secara ajaib membuat Hyungseok percaya bahwa ia bisa mengatakan segalanya, seolah-olah dengan keberadaannya saja mampu membuat dunia menjadi lebih baik daripada surga.
"Jay.. aku ini apa? kenapa aku bisa membaca pikiranmu bahkan saat aku tak mau? saat kau berpikir soal apa aku tak suka melakukannya didepan umum pun aku tahu.." Jay terkejut begitu melihat Hyungseok menatapnya dengan tatapan yang sarat akan kesedihan. sebuah tatapan yang telah lama menanggung beban berat sendirian, seolah ada pengharapan dari sosok Jay untuk sebuah jawaban.
Jay mengusap pipinya perlahan, seolah bisa langsung tahu bahwa si cantik sudah cukup lama menanggung beban berat sendirian. menjadi berbeda——apalagi di lingkar kehidupan manusia——pasti begitu berat baginya. meski kemampuan itu kerap kali menolongnya, Hyungseok jelas tak suka karena harus dianggap aneh dan berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]
Fanficmereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk. lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, sosok yang tak terluki...