"Mama!" sosok pria mungil itu berlari, menghampiri Hyungseok yang menunggunya di luar sejak tadi. dengan perangai kecil yang dibalut seragam khas taman kanak-kanak, ia segera melompat masuk dalam pelukan Hyungseok.
"Selamat sore, Jiseok." sapa si omega pada putranya. sebelum kemudian pamit pada para wanita yang juga menunggu putra-putri mereka di luar sekolah.
"Jiseok hari ini belajar apa?" Hyungseok bertanya, lantas dengan lembut menggandeng lengan putranya. keduanya berjalan pulang ke sebuah kediaman mewah. entah sejak kapan Hyungseok tinggal di sana, Hyungseok hanya mengenali tempat ini sebagai rumah.
darimana dan bagaimana ia bisa mendapat keberuntungan untuk tinggal di rumah semewah ini, ia juga tak ingat lagi.
pria kecil yang terus memanggilnya mama ini juga.. Hyungseok tidak tahu bagaimana lima tahun lalu ia bisa berada dalam tubuhnya. siapa pria yang seharusnya menjadi ayah, dan bagaimana ia bisa menjadi mama, Hyungseok tak tahu apa-apa.
seolah-olah.. sebagian besar ingatannya dihilangan dengan sengaja. dan Hyungseok tak pernah tahu kenapa, dan siapa pelakunya.
"Bu guru mengajari Jiseok caranya membaca, Ma!" ujar si kecil begitu antusias. namun keceriaan itu tiba-tiba tandas. Jiseok pun terlihat ragu. entah bagimana justru membuatnya terlihat semakin lucu.
"Jiseok belajar kata-kata baru."
"Benarkah? kata apa?" Hyungseok merespon dengan nada ceria, berusaha memancing kembali antusiasme putranya.
"Papa."
deg.
"Teman-teman bilang mama itu papanya Jiseok. tapi bu guru bilang kalau yang melahirkan Jiseok itu disebut mama.. yang benar yang mana.." Jiseok berhenti menggandeng tangan sang ibunda, kini giliran ia yang menggusak kasar rambutnya. membuat Hyungseok khawatir dan langsung berlutut untuk menyamakan tinggi mereka.
"Jiseok, sayang.." Hyungseok menatap sendu pada si mungil yang lugu, menghantar kasih juga frustasi dalam tatapan itu.
Hyungseok juga tidak tahu.
saat dimulainya kehidupan Hyungseok sebagai omega, ia sudah memiliki Jiseok dalam kandungannya. ia yang masih asing dengan kehidupan barunya sebagai setengah manusia, tiba-tiba mendapatkan seorang putra yang harus ia jaga.
padahal Hyungseok tak tahu apa-apa. tidak ada jawaban yang tersisa dalam ingatannya. kapan dan bagaimana, siapa dan kenapa mereka melakukan ini padanya, Hyungseok juga memikirkan ini sampai setengah mati. Jiseok bahkan terancam gugur dalam kandungan beberapa kali, saking sulitnya hidup yang Hyungseok jalani.
namun pantang baginya untuk terlihat lemah dihadapan sang putra. bagaimanapun juga ia telah membawa si kecil pada dunia. sampai mati pun Hyungseok harus terus melindunginya.
"Mama ini papa sekaligus mamanya Jiseok." ujar Hyungseok sembari tersenyum pada Jiseok.
Grab.
Jiseok tiba-tiba melempar dirinya masuk dalam pelukan sang ibunda, lantas berbisik dengan suara kecilnya, "Jiseok sudah buat mama sedih, ya?"
perit mendera begitu si kecil berbisik di rungunya. pria sekecil ini bahkan sudah bisa membaca apa yang disembunyikan mamanya. dan itu membuat Hyungseok merasa benar-benar gagal sebagai orang tua.
tidak seharusnya anak kecil mengerti perasaannya 'kan?
"Mama tidak apa-apa, Jiseok."
di saat malam menguasai cakrawala, sering kali Hyungseok terjaga. duduk di balkon sembari menikmati rembulan dan cahayanya, seolah entah menunggu siapa. padahal segalanya baik-baik saja.
Hyungseok sudah tak pernah mengkhawatirkan soal ekonomi keluarga. pendidikan dan masa depan Jiseok terjamin cerahnya. namun Hyungseok merasa seolah tersiksa.
seolah-olah ia telah kehilangan sesuatu yang berharga. sesuatu yang tak terlukiskan nilainya.
"Kau ini sebenarnya ada atau tidak?" Hyungseok bertanya, entah pada siapa. tatapannya kosong kearah cakrawala. tak bergerak dan berpusat pada satu bintang saja. bintang paling terang yang pernah dilihatnya.
"Tak mungkin aku hamil tanpa pasangan kan?" Hyungseok bergumam pada langit di atas sana, begitu rendah hingga bisa dibilang hampir terdengar seperti putus asa.
dengan lembut ia mengusap bagian bawah perutnya, tempat dimana operasi sesar di lakukan tepat lima tahun lalu saat kedatangan Jiseok ke dunia. bekasnya bahkan masih tersisa, namun sampai detik ini pun Hyungseok tak tahu sperma siapa yang telah tumbuh menjadi sosok menggemaskan yang selama ini ia rawat dengan mengorbankan segalanya.
"Sekali saja.. aku hanya ingin melihatnya." Hyungseok mulai memejamkan mata, entah apa karena lelah yang menyeruak tak lagi membuatnya mampu masuk kedalam rumah, atau perasaan putus asa yang hadir dengan harapan bahwa Tuhan akan memunculkan kembali Jay yang telah dilupakannya.
bagaimana rupa, wangi tubuh, hingga suaranya, Hyungseok sama sekali tak mengingat apa-apa.
"Apa benar-benar sudah tidak bisa..?"
Hyungseok kembali membangkitkan kenangan lama, kenangan dimana seorang gadis tiba-tiba muncul dihadapan pintunya. wajah cantik yang nampak familiar itu selalu datang untuk menjaganya. namun beberapa bulan terakhir hilang entah kemana.
namanya Jaehye dengan marga Hong, waktu itu dia datang membawa kabar kematian seseorang. nama yang terasa familiar namun juga asing. namun entah kenapa saat mendengarnya, Hyungseok dirundung duka. terlalu berlebih karena detik itu juga Hyungseok menangis sejadi-jadinya.
padahal namanya terasa asing di telinga.
namun kenapa ia menangis sekencang itu saat mendengarnya?
hari selanjutnya, Hyungseok dan Jaehye sama-sama menaburkan abu di atas samudra. berdoa, lalu pulang membawa nyeri yang tak pernah bisa hilang dari masing-masing jiwa.
karena mereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk.
lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, selain dari sosok yang tak terlukiskan itu, takkan lagi ada orang yang bisa benar-benar membuat hatinya bergejolak.
End.
sy serius pgn banget berterimakasih pada kalian para pembaca. terutama untuk kalian yang paling sering meninggalkan vote dan komentar untuk work saya, sy benar" berterimakasih!
sekali dua kali work ini menempati #fantasi dan #fanfiction sebagai peringkat terbaik. meski bukan sepuluh besar, saya benar" gaada bayangan kalau bakal bersaing sama penulis" hebat wattpad di dua genre yang kalian tahu kalau karyanya bisa sampai berpuluh-puluh ribu.
sekali lagi saya ucapkan terimakasih
untuk segala dukungan, juga untuk kalian yang sekedar sudi membacamaaf kalau masih sering OOC
apalagi kalau karakter tidak sesuai bayangan kalian
sy bakal berusaha menyajikan hiburan yang lebih baik lagi di masa depansekian dari saya,
ngomong-ngomong sejak awal saya bikin cerita karena sudah kebayang bagaimana akhirnyasemoga kalian tidak capek dengan plot saya
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]
Fanficmereka yang berasal dari sebuah ketiadaan mutlak, takkan mungkin bisa melukis jejak di bawah semesta yang perlahan membusuk. lantas bersama duka yang menyeruak, kini segalanya telah hilang bersama ombak. seolah bagi Hyungseok, sosok yang tak terluki...