Chapter 7 - concern.

949 178 43
                                    

cakrawala seharusnya membawa matahari tinggi diatasnya, namun entah mengapa hari ini rasanya, matahari seolah berada tepat diatas kepala mereka.

berbeda dengan Zin yang berpikir bahwa matahari tengah berusaha membakarnya, Hyungseok memiliki pola pikir yang lebih positif dalam benaknya

'Mungkin karena musim panas sudah hampir tiba.' pikir Hyungseok di tengah perjalanannya menuju kantin, tentunya bersama Jay dan Zin.

"Hei, tidak bisakah kau mengikuti orang lain?" Zin bersuara, namun tak sedikitpun diindahkan oleh Jay yang diajak bicara. toh Jay juga merasa ia punya nama, tak ayal jika Jay mengacuhkannya. namun hal ini tentu langsung mengundang amarah, "Hei, kau mendengarku tidak!?"

Jay tetap tak merespon, pandangannya tetap tertuju pada Hyungseok yang terkekeh dengan begitu menawan. "Lebih baik kita segera mengantri sebelum kehabisan." ajaknya, menarik tangan kedua makhluk dibelakangnya.

kini mereka duduk disebuah meja dengan Zin yang masih mengantri ditempatnya, namun sayangnya Hyungseok tak hanya berdua. ada begitu banyak gadis yang mengelilingi mereka-tengah berusaha keras menarik perhatian Jay tentunya. namun karena posisi Hyungseok yang berada ditengah-tengah, ia jadi terlihat seperti ikut menarik perhatian mereka.

dan Hyungseok tahu ia sedang berada dalam bahaya.

"Jay, a-aku pergi dulu.." Hyungseok bercicit rendah, namun ajaibnya, Jay tetap bisa mendengarnya. padahal hiruk-pikuk kantin benar-benar memekakkan telinga.

Jay menahan tangan Hyungseok seolah bertanya ada apa, namun si pria nampak kesulitan untuk menjawab pertanyaan sang Naga yang sesungguhnya sangat sederhana.

"Tidak apa-apa.. aku ke toilet dulu.."

"Jangan terburu-buru begitu." kalimat itu menginterupsi, menarik perhatian dari tiap-tiap nyawa yang berkumpul ditempat ini. memandang remeh pada si cantik yang kini menduduk ketakutan setengah mati. bahkan saat Hyungseok tahu bahwa Jay bukanlah manusia, ia tidak se-ketakutan ini.

'Apa yang terjadi dengan manusia-manusia ini? kenapa keadaan tiba-tiba sepi sekali?' Jay mengedarkan pandangannya, semua orang terlihat mematung di tempat mereka. dan tepat dihadapannya, sosok tinggi bertubuh gemuk tengah menekan kepala Hyungseok semakin kebawah.

"Kau cari perhatian lagi pada perempuan-perempuan ini?" tanyanya.

"Tidak, Tae Lee." Hyungseok melirih, pria itu diam bahkan saat pria yang dipanggilnya Tae Lee itu menekan kepalanya kebawah. lehernya sakit namun Hyungseok merasa ia tak bisa melakukan apa-apa.

padahal perempuan-perempuan ini mengelilingi Jay dan bukan dirinya, namun tak satupun dari mereka membuka suara. seolah melihat Hyungseok yang ditindas seperti ini adalah hal yang paling menyenangkan bagi mereka.

"Aku paling tidak suka pada pembohong." ujarnya, yang kemudian meludah keatas nampan makanan Hyungseok dihadapannya. tak berhenti disana, Tae Lee bahkan menumpahkan sisa makanan dari murid lain ke atas sana. ia lantas menggaruk pantatnya di depan semua orang sebelum kemudian mengaduk makanan tadi dengan tangan yang sama.

Hyungseok tahu ini akan jadi seperti apa. ia tahu apa yang akan jadi hukumannya. Zin juga sudah meronta-ronta disana, mendorong tiap-tiap murid yang menghalangi jalannya agar bisa langsung menolongnya. namun Hyungseok berharap ini takkan berlangsung lama, karena ia sudah benar-benar ketakutan dibawah sana.

"Makan." titahnya, menekan kepala Hyungseok untuk mendekat pada nampan makanan yang sudah tak lagi beraturan dihadapan mereka. "Makan sampai habis."

Hyungseok tak mampu berbuat apa-apa, menahan kepalanya pun rasanya sia-sia. jika Tae Lee tidak bisa mendorongnya dengan tangan, maka dia akan menggunakan kedua kakinya jika diperlukan. Hyungseok sama sekali tak punya pilihan.

[✓] " The Ineffable " [ JAYSEOK LOOKISM ] [ BL ] [ OMEGAVERSE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang