Biasanya geng badboy sekolah hanya bisa luluh pada seorang gadis baik atau sebut saja goodgirl. Namun di Neo High School, kumpulan berandalan itu justru bertekuk lutut pada seorang bayi.
Ini kisah Renjun, bayi mungil dengan pipi kelebihan muatan yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Buk
Chenle membaringkan tubuh di ranjang dengan kasar. Remaja bersuara lumba-lumba itu kembali berada kamar Renjun walaupun sang pemilik kamar masih berada entah dimana.
Sejak tadi pagi, bayi mungil itu sudah diculik Jeff. Chenle awalnya sempat sensi sih. Cuman mau bagaimana lagi, toh dirinya harus sekolah. Dan Jeff dengan liciknya menawarkan Renjun bertemu moomin. Tentu saja si mungil itu dengan heboh langsung mengikuti daddy nya tanpa banyak protes.
Bahkan sampai matahari hampir menggelincir, Renjun tidak kunjung pulang ke mansion Zhong. Dasar bayi, jika sudah bertemu dengan kesukaannya pasti akan lupa dengan Chenle. Padahal Chenle sengaja langsung pulang sekolah tanpa mampir kemana-mana karena ingin segera bertemu Renjun.
Wajah Chenle semakin terlipat ketika mengingat ucapan Haechan beberapa minggu yang lalu. Rasa-rasanya hampir mustahil makhluk mungil objek kebucinannya itu hanya halusinasi.
Chenle ingin mencoba membuktikan kebenaran ucapan Haechan. Remaja itu mulai mengingat-ingat asal usul keluarganya, kejadian di sekitarnya, bahkan kejanggalan-kejanggalan yang sering terjadi semenjak Renjun muncul.
Chenle terdiam sejenak ketika menyadari keanehan yang ada di sekitarnya mulai terjadi ketika Renjun datang.
Ngingggggg
Sebuah dengungan kembali terdengar di telinga Chenle. Seperti biasanya ketika dengungan itu terdengar, kepalanya terasa berat dan pusing seperti dihantam berkali-kali ke dinding. Chenle meringkukan tubuhnya sebagai reflek untuk mengurangi rasa sakit. Walaupun itu sebenarnya sia-sia.
Remaja itu semakin meringkukkan badannya ketika sebuah fragmen ingatan tiba-tiba muncul di dalam kepalanya, disusul dengan fragmen-fragmen lainnya.
"AAHHKKKKKK"
Chenle berteriak keras. Kedua tangannya bahkan sudah memukul-mukul kepala berharap fragmen-fragmen itu menghilang dan sakit di kepalanya mereda. Potongan fragmen-fragmen itu berjalan seperti film di dalam kepalanya.
Di sisi lain, Jiel yang baru saja keluar dari lift langsung tersentak kaget ketika mendengar suara teriakan Chenle. Remaja itu memang sempat mampir terlebih dahulu ke toko mainan untuk membelikan Renjun hadiah kecil sebelum berkunjung ke mansion Zhong. Karena itu Jiel tidak datang bersama Chenle.
Jiel langsung berlari menuju kamar Renjun dan membuka pintu itu dengan kasar.
BRAK
"CHENLE!"
Melihat keadaan Chenle, Jiel menjatuhkan paperbag mainan yang dibawanya dan langsung berlari menghampiri Chenle yang terbaring meringkuk sambil berteriak keras.
"Chen, lo kenapa?!"
Jiel berusaha menahan kedua tangan Chenle yang terus memukul-mukul kepala.