Biasanya geng badboy sekolah hanya bisa luluh pada seorang gadis baik atau sebut saja goodgirl. Namun di Neo High School, kumpulan berandalan itu justru bertekuk lutut pada seorang bayi.
Ini kisah Renjun, bayi mungil dengan pipi kelebihan muatan yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ash iii uu"
"Gak mau"
Chenle memeluk Renjun semakin erat. Saat ini, Chenle sedang berbaring di tempat tidur dengan Renjun berbaring telungkup di dadanya.
"Chen lepasin. Baby gak nyaman itu"
Xiaoji yang duduk di sofa kamar Chenle merasa kesal. Niat pamer kepada anak sulungnya itu justru membawa petaka.
Setengah jam setelah foto itu terkirim, Chenle tiba-tiba muncul di hadapannya dan membawa Renjun pulang secara paksa.
Dengan terpaksa, acara mari memperimut Renjun harus ditunda. Walaupun sebenarnya mereka sudah mendapatkan baju-baju imutnya sih. Tapi kan Jia dan Xiaoji masih belum puas dengan acara mari memperimut Renjun mereka.
"Ughh aaa"
Renjun merengek minta dilepaskan.
Semenjak acara perebutan paksa itu, Chenle tidak melepaskan Renjun sedetikpun. Chenle bahkan belum sempat mengganti seragamnya.
Renjun memukul-mukul dada Chenle yang menjadi tempatnya berbaring. Tangan mungil itu juga terkadang menarik dan meremat asal baju bagian depan Chenle.
Sementara itu, Chenle tidak peduli. Chenle justru menganggap tindakan Renjun itu sesuatu yang sangat imut.
Menurut Chenle, Renjun yang hanya diam bernafas saja sudah imut. Apalagi saat marah seperti ini, keimutannya akan bertambah berkali-kali lipat.
Bayangkan saja, pipi gembul milik Renjun akan semakin memerah, mata nya yang berbinar itu akan membola, dan bibir mungilnya akan mengerucut saat sedang marah. Ditambah lagi racauan random ala bayinya.
Ah, Chenle rasanya bisa bertahan hidup hanya dengan melihat pemandangan menggemaskan itu.
Chenle yang mendapat serangan keimutan dari seorang Renjun Zhong itu mengusakkan hidungnya pada rambut tebal Renjun.
Renjun tentu saja semakin sebal. Dasar tidak berperike-renjun-an.
Mata jernih yang tadinya menampilkan kemarahan itu perlahan berkaca-kaca. Bibir mungil yang mengerucut itu perlahan turun kebawah diiringi dengan tetesan bening yang meleleh dari matanya.
"Huks-UWAAA hiks"
Chenle tentu panik. Walaupun pemandangan Renjun yang menangis itu tidak kalah menggemaskan, tapi melihat tatapan sedih itu jantung Chenle rasanya teremas kuat.
"Eh, cup...cup..., maaf"
Chenle beranjak dari tempat tidurnya lalu berdiri dan berjalan pelan sambil menepuk punggung mungil Renjun yang masih terisak.
Xiaoji yang melihat itu seketika tersenyum senang melihat Chenle yang kesusahan menenangkan Renjun yang menangis. Memang gak ada akhlak bapack satu ini.