Biasanya geng badboy sekolah hanya bisa luluh pada seorang gadis baik atau sebut saja goodgirl. Namun di Neo High School, kumpulan berandalan itu justru bertekuk lutut pada seorang bayi.
Ini kisah Renjun, bayi mungil dengan pipi kelebihan muatan yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haechan membuka kedua matanya. Sebuah dengusan pelan keluar dari bibirnya ketika lagi-lagi dia berada di atas ranjang--yang kali ini adalah ranjang apartemennya bukan ranjang rumah sakit--dengan sekeliling yang gelap.
Padahal tadi dia sedang enak-enaknya menggoda buntalan lemak di apartemen Marel. Bisa-bisanya dia kembali terjebak di ruangan hitam ini. Haechan biasa menyebutnya dunia peralihan.
Kalau menurut istilah keren yang digunakan Thony--yang baru Haechan ketahui setelah mereka bertemu--dunia ini disebut REM phase. Fase terakhir yang memakan waktu sekitar 5-15 menit hitungan waktu dunia nyata.
Haechan beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan di sekeliling ranjang. Batas ruangan gelap itu tidak terlihat. Jadi Haechan memilih berjalan disekitar ranjang karena hanya bagian itu lah satu-satunya yang terlihat cukup terang. Walaupun sebenarnya itu terlihat temaram.
"Haechan!"
Ah, Haechan mengerti kenapa dirinya bisa terjebak kembali di dunia peralihan ini. Dasar titan bucin anabul. Sekembalinya nanti Haechan pastikan dia akan memukul kepala Luke dengan keras.
"Haechan!"
Haechan merasa ruangan yang ditempatinya bergetar dengan kuat. Lagi-lagi Haechan mendengus ketika menyadari Luke dan kebrutalannya itu bukanlah kombinasi yang baik.
"HAECHAN"
Haechan merasa jantungnya tiba-tiba berdetak dengan kencang. Sebuah tarikan keras dirasakannya hingga ketika Haechan membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah panik Luke.
"HAECHAN!"
Plak
"Aduh"
Haechan meringis memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Entah karena pengaruh teriakan Luke atau karena waktunya terjebak di REM phase masih terbilang sebentar.
"Keliatannya yang seharusnya bilang 'aduh' itu gue deh"
Haechan memandang Luke tajam ketika temannya itu berucap dengan ketus. Iya, Haechan sungguh-sungguh merealisasikan ucapannya untuk memukul kepala Luke dengan keras.
"Lo bangunin gue kayak orang sawan anjir!"
"Ya abisnya lo tidur tiba-tiba ketawa-ketawa sendiri. Mana keras banget ketawanya. Kan gue ngiranya lo kesurupan"
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 8 malem. Baru 4 jam setelah lo tidur"
Haechan mengangguk pelan mendengar jawaban Luke. Dahinya sedikit berkerut ketika menyadari suasanya apartemennya yang cukup hening. Hal yang sebenarnya hampir tidak pernah terjadi jika ketiga reog--Luke, Juan, dan Dery--sedang berkumpul.
"Juan sama Dery?"
"Pergi keluar nyari makan"
Haechan lagi-lagi mengangguk lalu menarik selimut bersiap kembali tidur.