11

225 7 0
                                    


Hampa. Hanya itu yang di rasakan Alpha. Ia memikirkan Krisan setiap hari. Ia sudah berdusta pada dirinya sendiri yang berjanji akan fokus pada masalahnya. Uang tabungan nya baru 900 juta. Sisanya? Entah lah.

Hari ini ia di panggil Ilyas untuk menghadap ke mertuanya tersebut. Resto adalah tempat yang di pilih Ilyas.

Mereka duduk berempat di ruang kerja Ayunda.

Braaakkk!!! Ilyas melempar asbak kayu dan mengenai pelipis Alpha.

Ibunda Alpha menjerit. Sementara Alpha hanya diam saja begitu juga dengan Ayunda.

"Bisa-bisanya ya kamu minta cerai dari Ayunda setelah apa yang saya kasih ke kamu. Ingat Alpha, ibu kamu sudah buat perjanjian dengan saya. Saya akan jebloskan ibu kamu ke penjara kalo kamu tetap mau menceraikan Ayunda." Ilyas menatap nyalang pada Alpha. Ayunda tersenyum sinis.

"Alpha, sabar nak." Ibunda Alpha menangis memeluk putranya.

"Udah aku bilang Al. Aku gak akan melepaskan kamu. Aku akan balas penolakan kamu dulu dengan mengikat kamu dan gak bisa mencintai orang lain." Ujar Ayunda dengan jumawa.

Alpha mendongak menatap Ayunda.

"Dari awal, perjodohan ini sudah salah." Alpha terkekeh.

"Lakukan apa yang mau kalian lakukan." Alpha beranjak bertepatan dengan pintu yang terbuka.

"Oh, hai selamat siang... Lagi ngumpul rupanya." Seorang pria yang di kenal oleh Alpha, Ilyas dan Ayunda terenyum di ambang pintu.

"Pak James? Astaga. Silahkan masuk." Ilyas tergopoh menyambut pria yang selalu di banggakan nya pada Alpha. Ilyas selalu memanggil James dengan sebutan bos besar.

"Oh? Kamu di sini?" James menatap Alpha yang sedang bengong.

"Oh? Ayunda juga di sini? Hmmm... Ini akan menarik rupanya." James terkekeh membuka dua kancing jas nya dan duduk di sebelah Alpha. Dengan sigap Alpha berdiri menyiapkan kursi untuk James.

"Thank you, Al."

"Resto mu besar juga ya." Ujar James menatap Ilyas.

"Oh ini siapa?" Tanya James pada Alpha.

"Ini ibu saya Pak." Alpha

"Selamat siang Bu, saya James." Pria blesteran itu mengangguk hormat.

"Selamat siang Pak." Sahut Ibunda Alpha.

"Panggil James saja Bu." Pria itu menepuk pundak Alpha.

"Al, ini istri mu?" Tanya James menunjuk Ayunda dengan dagunya.

"Iya Pak." Alpha mengangguk.

"Oh i see. Apakabar Ayunda?" James tersenyum mengejek Ayunda.

"Ba--baik Pak." Sahut Ayunda dengan tergagap.

"Ck, ayolah kamu jangan munafik non." James menaikan satu alisnya. "Biasanya kamu panggil saya dengan sebutan 'Baby', lupa?" Ejek James.

"Pak, kenal Ayunda?" Tanya Alpha. James terkekeh.

"Berarti kamu selama ini gak mengenal baik istrimu Al. At least tiga bulan kebelakang lah." James tersenyum tipis.

"Mohon maaf Pak James. Apa maksud ucapan Bapak?" Tanya Ilyas.

"Anak mu itu selama ini jadi piaraan ku, Ilyas." Sahut James dengan tenang.

"Tiga bulan ini, semua mau nya aku kabulkan. Barang berharga, uang dan apartemen." James melirik pada Alpha yang masih bingung.

"Tapi tenang Al, saya gak pernah menyentuh wanita lain selain almarhum istri saya." James menepuk punggung Alpha.

"Ayunda?" Alpha menatap istrinya.

"Benar apa yang di bilang bos besar?" Tanya Ilyas. Ayunda menunduk dengan tangan gemetar.

"Wah... Non, kamu itu hebat. Maling teriak maling." James mulai mengeraskan rahangnya.

"Kamu nuduh putriku berselingkuh dengan Alpha. Dan kamu juga melukai tangan putriku, benar?" James menatap Ayunda. Wanita itu mulai ketakutan dan menangis.

"Dengar!" Bentak James.

"Selama ini saya memancing kamu dengan harta dan tepat perkiraan saya. Kamu wanita serakah dan licik." James menggeleng.

"Jadi apa masalahmu, Al?" Tanyq James.

Lalu Alpha bercerita semua nya pada James. Padahal ayah dari Krisan itu sudah mengetahui semuanya dari awal.

Alpha menghela nafasnya dalam.

James terkekeh.

"Alpha, Ilyas ini adalah salah satu pimpinan cabang perusahaan kita." James tersenyum menoleh pada Ilyas yang sudah menunduk karena malu.

"Dan uang 3M itu adalah uang saya." Beritahu James pada Alpha.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang