Kesibukan Alpha mulai berubah. Ia tak lagi menjadi bodyguard untuk James melainkan ikut andil di perusahaan James. Tentu saja Elang menyambut baik tentang hal yang sudah di putuskan oleh Alpha, selain Elang memang perlu bantuan dari Alpa, Elang juga merasa ia dan Alpha memiliki frekuensi yang sama dalam hal pekerjaan.
Alpha yang di tempatkan di bagian Direktur Human Capital tentu saja harus belajar banyak mengatur semua hal yang menyangkut kebijakan karyawan. Ia memiliki satu orang asisten yang bernama Malik. Pria? Tentu saja, setelah putri dari James yang tak lain adalah kekasih Alpha yang uring-uringan jika Alpha memiliki asisten wanita. James hanya menggelengkan kepalanya melihat putrinya merajuk pada Alpha. Padahal James tahu, Alpha adalah tipikal pria yang seperti apa. Akhirnya Malik lah yang di angkat menjadi asisten Alpha, bukan tanpa alasan tentunya. Malik yang adalah staff administrasi di departemen Human Capital atau HRD memiliki kemampuan yang sangat mumpuni.
Hari ini Krisan libur kuliah. Ia memilih menghabiskan waktu di rumah namun tentu saja ia bosan karena di saat ini rumahnya sepi. Tak ada Alpha dan Elang yang bisa ia jahili.
Tepat pukul 7 malam Alpha tiba di apartemen nya. Ia menempelkan ponsel di telinga kirinya, ia heran kenapa Krisan tak menjawab panggilan telpon nya.
Ia terkejut ketika lampu di apartemen nya menyala dan melihat Krisan tengah menonton televisi dengan santainya. Alpha terkekeh lalu menghampiri Krisan.
"Sayaaaang..." Alpha memeluk Krisan dan menciumi wajah dan bibir Krisan dengan gemas.
"Kangeeeen..." Rengek Alpha. Krisan terkekeh.
"Mandi sana, Al!" Krisan mendorong kening Alpha pelan.
Bukannya menurut, pria itu malah menggosokkan hidungnya ke pipi Krisan."Mandiin!" Bisik Alpha pelan. Krisan berdecak.
"Yang ada nanti terjadi hal-hal yang nggak-nggak." Krisan tergelak.
"Oh iya ya!" Alpha menyambar bibir Krisan yang sudah hampir dua minggu tak ia temui.
***
James dan Elang duduk di sofa di apartemen Alpha. Elang setengah mati menahan tawanya karena ia tahu adiknya tengah bersembunyi di kamar Alpha.
"Al, kamu beneran masih mau setia sama Krisan?" James bertanya pada Alpha. Sontak saja Alpha menatap James dan Elang bergantian. Alpha terkekeh pelan dan mengedipkan matanya pada Alpha.
"Oh? Memang kenapa, Pak?" Tanya Alpha yang sudah mengerti jika kedua orang di hadapannya ingin mengerjai Krisan yang sedang bersembunyi.
"Ada anak teman kolega saya yang lagi cari jodoh. Kalo mau, kamu mau saya jodoh--"
"Nggak boleh!!! Masa ayah jahat banget sama aku?" Suara Krisan terdengar berbarengan dengan pintu kamar Alpha yang terbuka lebar.
Alpha menahan tawanya melihat wajah Krisan yang menatap nyalang pada ayahnya.
"Oh? Kamu di sini, dek?" Ejek James.
"Kirain kakak kamu lagi di rumah." Sambar Elang.
Krisan melangkah pelan tanpa menjawab pertanyaan James dan Elang. Ia menjatuhkan tubuhnya di samping Alpha. Sementara Alpha hanya menoleh dan mengusap kepala Krisan.
"Jangan coba-coba gila ya, Al!" Krisan mendelik pada pria yang tengah menatapnya lembut.
"Iya, nggak." Sahut Alpha. James dan Elang terkekeh.
"Makanya, kalo belum sah, jangan mancing-mancing Alpha terus." Elang mengambil botol minum air mineral yang ada di meja. Krisan mengerucutkan bibirnya.
"Gimana kalo kalian nikah aja?" James menyarankan.
"Hah?" Krisan membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
RomanceCinta yang di mulai dengan baik maka akan berakhir dengan baik pula.