8

306 7 0
                                    

Ayunda menatap foto yang baru saja di kirimkan oleh teman ayahnya. Itu adalah foto Alpha dan gadis SMA di sebuah resto Jepang.

Ayunda meremas foto tersebut dan menggertakkan giginya.

***
Alpha sedang ikut James ke Singapura karena Randy sedang sakit. Hari ini Jatmiko lah yang menjemput Krisan.

"Krisan ya?" Suara seseorang membuat Krisan menoleh.

"Iya? Siapa ya?" Tanya Krisan pada wanita yang tengah menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

"Saya Ayunda. Istri nyaAlpha."

Krisan terdiam sejenak mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.

"Bisa kita bicara?" Tanya Ayunda.

"Oh boleh. Sebentar ya saya bilang ke supir saya dulu." Sahut Krisan. Ayunda mengangguk.

Akhirnya Krisan dan Ayunda duduk berhadapan.

"Kamu suka sama suami saya?" Tanya Ayunda tanpa basa basi.

Krisan masih diam dan menatap Ayunda.

"Dengan kamu diam, saya udah tahu jawaban nya."

"Dengar Krisan. Kamu masih kecil dan kamu gak pantes untuk Alpha yang 10 tahun lebih tua dari kamu. Apa kamu kurang perhatian di rumah kamu sendiri sampai-sampai kamu cari perhatian ke Alpha?" Ayunda mulai menyerang dengan kata-kata pedasnya.

"Jangan jadi perusak rumah tanggak orang!" Ayunda menatap tajam Krisan.

"Maaf.." hanya itu yang keluar dari mulut Krisan.

"Kamu menyukai Alpha?" Tanya Ayunda lagi. Krisan mengangguk.

Tiba-tiba Ayunda mengambil gunting kecil dari tasnya dan menusuk punggung tangan Krisan. Gadis itu memekik menahan sakit dan perih.

"Itu balasan untuk anak kecil kayak kamu." Ayunda menyeringai.

Krisan merasakan tangannya perih sekali ketika Ayunda menarik gunting itu. Krisan faham sekarang kenapa Ayunda memilih ruangan privat. Ternyata dia sudah memiliki niat untuk memberikan peringatan pada Krisan.

Gadis berseragam SMA itu menatap punggung tangannya yang di balut perban. Ia berbohong pada Jatmiko. Ia memberitahu Jatmiko kalo ia tersangkut kawat saat berjalan tadi.

***

Alpha tersenyum ketika Krisan menyambutnya di pintu garasi. James berdehem sejenak lalu mengecup puncak kepala putrinya.

"Lho? Tanganmu kenapa, Dek?" Tanya James.

"Kena pager kawat, Yah." Dusta Krisan.

"Ck, kamu itu. Hati-hati lah nak. Udah ke dokter?" Tanya James.

"Udah Yah, udah di obatin." Krisan tersenyum. Sementara Alpha menatap wajah Krisan dan ia tahu Krisan sedang berbohong.

Alpha menoleh pada Krisan yang sedang duduk di sofa di ruangannya. Sedari tadi gadis itu hanya menatap Alpha yang sedang bekerja.

"Kenapa sih?" Tanya Alpha. Krisan tersenyum lalu menggeleng.

"Kangen aja!" Sahut Krisan tanpa basa basi.

Alpha memutar bola matanya.

"Tangannya kenapa?" Tanya Alpha.

"Kena pager kawat, Al." Sahut Krisan.

"Kok gue kayak lagi di bohongin ya?" Alpha memicingkan matanya.

"Ck, buat apaan sih bohong?" Krisan terkekeh.

Alpha hanya mengangguk. Lalu mereka mengobrol dan bercerita tentang kegiatan Alpha selama di Singapura dan keluhan Krisan tentang rasa rindunya pada Alpha. Sesekali terdengar gelak tawa dari dalam ruangan Alpha.

Di luar sana, di balik pintu ada James yang tengah menghela nafasnya dalam. Ia tahu putrinya tengah terluka hatinya.

Dua hari yang lalu..

'Halo ayah, Krisan mau ngomong boleh? Ayah lagi sibuk gak?'

'Boleh dong, nak. Ada apa sayang?'

'Yah, kalo aku kuliah di luar negeri aja boleh? Aku mau kuliah di Swiss.'

James diam.

'Nak? Did something happened to you?'

'Aku cuma mau mandiri.' Sahut Krisan.

'Dengan jauh-jauh dari ayah?' Sahut James.

'Ayah, kan ada tante Ester di sana.' Krisan sepertinya sudah mempersiapkan semuanya.

James tak marah dengan kenyataan jika Alpha sudah beristri. Apa hak James memarahi Alpha? James hanya ingin tak ada yang terluka di sini. Baik Alpha atau pun Krisan. Terlebih putrinya yang baru saja merasakan jatuh cinta dan harus menderita.

Maka, ia akan mengabulkan keinginan Krisan.

Krisan sedang ujian akhir. Kecerdasan nya yang mumpuni membuat James dan Elang tak khawatir.

Siang itu Alpha berkunjung ke Resto ibundanya. Karena Krisan sedang ujian dan James pun sedang cuti akhirnya Alpha  izin pulang dulu menengok ibunya. Krisan hanya mengangguk lalu tersenyum menepuk puncak kepala Alpha.

Ayunda dan ibunda Alpha sedikit terkejut dengan kehadiran Alpha siang itu.

"Bocah ingusan itu ngadu ke kamu?" Tanya Ayunda. Alpha terperanjat.

"Maksud kamu?" Tanya Alpha.

"Oh? Dia belum ngadu? Sok kuat banget." Ejek Ayunda.

"Aku menusuk nya dengan gunting, supaya dia tahu aku gak main-main!" Ujar Ayunda enteng.

Alpha membelalakkan matanya mendengar pengakuan Ayunda.

Alpha segera bangkit dan menatap sinis pada Ayunda.

"Sampai kapanpun aku gak gak akan melepaskan kamu, Alpha?" Teriak Ayunda.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang