Krisan memeluk Elang dengan erat. Ia tak menyangka jika kakak yang sangat ia sayangi akan mengizinkannya untuk menikah terlebih dahulu. Setahu Krisan, Elang belum ingin berkomitmen atau memulai untuk pacaran karena Elang masih fokus dengan bisnisnya.
"Kak Elang gak apa-apa?" Tanya Krisan. Elang tersenyum.
"Ya gak apa-apa dong." Pria itu kembali memeluk Krisan.
***
"Lo udah yakin sama Krisan?" Tanya Elang pada Alpha. Hari ini Alpha dan Elang makan siang bersama setelah meeting dengan seluruh Direktur.
"Gue sih yakin. Apapun yang akan terjadi gue udah siap. Bagi gue, Krisan itu sangat berharga." Alpha berucap mantap pada calon kakak iparnya itu.
"Nah lo sendiri gak apa-apa kalo gue sama Krisan harus nikah duluan?" Tanya Alpha.
Elang tertawa. "Gue bukan orang yang kolot, jadi ya tentu aja gak apa-apa. Gue pengin lo sama Krisan bahagia."
Elang mengangguk yakin.
"Gue cuma berharap lo bisa jaga dan bahagia in Krisan. Lo tahu sendiri adek gue itu gimana." Elang menatap tajam Alpha. Tentu saja itu sebuah peringatan bagi Alpha.
"Gue akan melakukan nya semampu gue." Sahut Alpha.
***
Krisan dan Alpha tak ingin membuang waktu dengan acara tunangan. Hari ini keluarga Alpha datang untuk melamar Krisan. Hanya keluarga inti Alpha saja yang datang karena memang Alpha bukan lah dari keluarga besar.
Krisan sangat cantik dengan kebaya berwarna hijau muda, rambutnya di tata dengan sedemikian rupa. Cantik sekali. Ibunda Alpha yang memang sudah dekat sekali dengan Krisan memeluk calon menantunya tersebut.
"Nak, tolong jaga Alpha ya." Ujar wanita paruh baya itu. Krisan tersenyum lalu mengecup pipi calon ibu mertuanya.
"Krisan anakku, apa ananda bersedia menerima lamaran dari Alpha sebagai calon suamimu kelak?" Tanya James dengan penuh haru. Tentu saja, ia ingat bagaimana Krisan kecil yang menjadi pusay kebahagiaan mereka dan bagaimana Krisan menata hatinya ketika ia harus kehilangan Ibunda tercintanya. Karena Alpha lah Krisan bisa kembali berdiri di kakinya dan menatap masa depannya.
"Bersedia, ayah." Sahut Krisan dengan malu-malu.
"Cieeee Alpha gak jomlo lagi." Bisik Randy pada Alpha.
***
Tanggal pernikahan pun sudah di tentukan. Dua bulan lagi mereka akan menikah dan hanya keluarga intinya saja yang akan di undang. Sebagain lagi adalah kolega dan klien dari James dan Elang juga Alpha.
Siang itu Krisan pulang dari kampusnya. Ia mempir sejenak ke toko kue karena hari ini Alpha berulang tahun.
"Krisan!" Suara seseorang membuat gadis itu menoleh.
Suara teriakan terdengar dari seseorang yang memegangi perutnya dan bersimbah darah. Iya! Seseorang menusuk perut Krisan dan langsung melarikan diri.
James murka sangat murka. Ia hampir saja kehilangan kendali ketika melihat putri semata wayangnya terbaring di ICU. Sementara Elang dan Randy langsung melacak pelaku keji tersebut. Alpha terduduk di ruang tunggu ICU ia marah hingga gemetar. Ia tahu siapa yang bisa melakukan hal gila semacam ini.
"Al, sabar ya nak." Ibunda Alpha memeluk putranya dengan erat.
Alpha berjalan penuh emosi keluar dari ruang ICU, ada James di ruang tunggu yang nampak tengah berdiskusi dengan Elang dan Randy.
"Al!" Panggil James. Alpha tak menoleh sedikitpun sepertinya ia betul-betul sedang di kuasa emosi.
"Alpha!!" Elang dan Randy menghentikan langkah Alpha.
"Gue harus bunuh wanita gila itu!" Desis Alpha.
"Justru wanita itu mau lihat lo hancur dan gagal menikah dengan Krisan. Lo harus tahan emosi lo, biar gue sama Randy yang urus ini." Elang menepuk pundak Alpha.
"Dengar Al!" Seru James. Alpha menoleh pada pria paruh baya yang sudah terlihat lelah itu.
"Krisan butuh kamu sekarang. Biarkan masalah lain di urua kami. Saya titip Krisan." James mengangguk meyakinkan Alpha. Pria itu menunduk dan menghela nafasnya dalam.
"Everything Will be okay, Alpha." Imbuh James. Alpha memeluk James erat dan menumpahkan tangisnya hingga tubuhnya berguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
RomanceCinta yang di mulai dengan baik maka akan berakhir dengan baik pula.