Kimora merasa tubuhnya meremang dan panas, tapi Kimora terlalu lelah untuk sekedar membuka mata. Entah sudah berapa lama ia tidak tidur senyenyak ini.
Gelenyar aneh ia rasakan di semua tubuhnya. Nafas Kimora mulai memburu saat merasakan ada tangan hangat meraba pahanya. Kimora mulai terusik. Dahinya berkerut merasa tidak tenang terlebih saat tangan lainnya menelusup ke belakang tubuhnya dan membelainya disana.
"Hah!" Kimora bangun dengan nafas tidak beraturan. Matanya melirik jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 3 pagi.
Kimora memejamkan matanya lagi dan memijat kepalanya yang sedikit pusing. Ia kembali kesulitan tidur. Jika begini terus matanya akan mengalahkan mata hitam panda.
Kimora merapikan gaun tidurnya yang tersingkap hingga ke pinggang dan menarik selimut yang sudah jatuh di lantai untuk naik dan kembali menyelimutinya.
"Tadi itu hanya mimpi. Tapi kenapa terasa sekali." Cicit Kimora memeluk dirinya sendiri. Entah mimpi atau bukan, tapi Kimora benar-benar merasa tubuhnya di raba oleh tangan yang cukup besar.
Kimora berinisiatif mengecek pintu kamarnya. Dengan ragu ia berjalan mendekati pintu.
Terkunci.
Bahkan kuncinya masih menggantung di lubang kunci. Sangat tidak mungkin ada yang masuk ke kamarnya.
Kimora menggelengkan kepalanya merasa itu hanya mimpi atau perasaannya saja. Kimora kembali berjalan ke kasurnya dan kembali tidur.
Yang tidak disadari Kimora adalah pintu lemarinya sedikit terbuka dan tertutup pelan.
-o-
Hari-hari terus berlanjut. Sarah mulai terus memperhatikan interaksi Kimora dan tuan mudanya. Sebagai ibu Sarah juga memiliki naluri dan nalurinya berkata ada yang salah dari keduanya. Dan nalurinya diperkuat dengan bukti-bukti yang dilihatnya oleh mata kepalanya sendiri.
Seisi rumah bahkan memaklumi kebiasaan Gio yang selalu meminta Kimora memanjakan laki-laki itu.
Gio selalu menarik Kimora kemana-mana, menatap Kimora saat sedang bekerja hal lain, melarang Kimora melakukan hal yang tidak disukainya dan hampir semua kegiatan mereka selalu diiringi oleh kontak fisik. Bahkan sudah menjadi kebiasaan Gio menggandeng Kimora kemana-mana.
Dan kali ini. Sarah tidak bisa lagi mengelak saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri putrinya itu sedang dicium tuan mudanya di area kolam renang rumah itu. Bukan hanya mencium. Gio bahkan meraba-raba tubuh putrinya, membelai punggung Kimora dengan bentuk pola, sementara putrinya hanya pasrah dan baru berontak saat tangan Gio mencoba masuk ke dalam rok gadis itu.
Sarah merasa jantungnya berhenti berdetak.
Astaga apa yang selama ini sudah terjadi. Batin Sarah bergejolak menyalahkan dirinya sendiri.
Sarah benar-benar merasa gagal menjadi ibu yang baik.
Lebih sakit saat melihat putrinya yang awalnya berontak mendadak diam saat Gio tampak berbisik di telinga putrinya. Entah apa yang dikatakannya tapi gadis itu kembali menurut dan pergi dari sana dalam keadaan lesu.
Masih dalam keadaan syok. Sarah masih menatap kepergian Kimora dan berbalik menatap Gio yang ternyata sudah balik menatapnya. Sarah merinding saat kedua mata gelap itu menemukannya di balkon tempatnya berdiri.
Tanpa rasa bersalah atau berdosa. Gio menyeringai ke arahnya. Lutut Sarah langsung lemas dan membuatnya jatuh ke lantai marmer yang dingin.
Ada yang salah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin of obsession
RomanceSeseorang menekan tubuhnya dan menempelkan tubuhnya pada Kimora hingga nafas keduanya memburu saling bersahut. "Kau terlambat, Kim." Suara itu terdengar serak dan dalam. Tubuhnya yang setengah polos semakin ia tempelkan pada tubuh Kimora. Menikmati...