"Kau tahu apa yang kuinginkan, Kim. Waktu satu bulan sudah cukup untuk membuatmu terbiasa padaku, bukan?"
Senyum culas terpapar di wajah Gio. Tubuh Kimora meremang tanpa tahu malu. Seolah sudah hapal dengan setiap inci kedekatan mereka. Kimora bergerak gelisah ke belakang sementara Gio tersenyum licik dan ikut memojokkan Kimora.
"Permisi tuan, maaf mengganggu."
Keduanya menoleh dan menemukan Angel yang baru masuk ke kamar dengan mendorong kursi roda milik Kimora.
Tatapan Gio menyirat menuduh dengan raut kesal yang kentara sementara Kimora tersenyum canggung masih berusaha lepas dari cengkraman Gio.
Merasakan pergerakan Kimora. Gio kembali menoleh pada Kimora. Ia terang-terangan mendekatkan wajahnya pada Kimora dan berbisik pada gadis itu.
"Persiapkan dirimu, Kim. Kau tahu aku bukan orang yang selalu murah hati." Bisik Gio sedikit menjauhkan wajahnya dan mengecup bibir Kimora tanpa memikirkan Angel yang masih ada disana.
Setelah puas menyecap bibir manis yang menjadi candunya, Gio beranjak dari sana. Meninggalkan Kimora yang masih mematung bersama Angel.
Angel tersenyum canggung setelah menatap Kimora sejenak. Tapi setelahnya buru-buru ia menyiapkan keperluannya untuk membersihkan Kimora yang baru saja dari luar rumah.
"Angel." Panggil Kimora tapi sedetik kemudian ia diam. Menimang-nimang apakah ia harus bertanya atau sekedar bercerita tapi ia ragu.
Angel yang terlanjur merasa dipanggil langsung menoleh. "Ya?"
Kimora menghela nafasnya. Matanya terpejam sejenak sebelum menatap Angel dengan mata yang terlihat lelah."Bagaimana aku di pandanganmu?"
Angel menatap Kimora lekat. Diam untuk mencerna maksud dari ucapan Kimora.
"Kau wanita yang beruntung." Jujur Angel membuat Kimora menatap gadis yang mungkin tidak berbeda jauh usianya dengan dirinya.
Ucapan Angel malah terdengar seperti gurauan baginya.
"Benarkah?" Entahlah, Kimora hanya merasa hidupnya seperti lelucon.
"Kau gadis malang sekaligus beruntung." Jawab Angel.
"Kau mendapati banyak kemalangan tapi kau gadis beruntung karena ada orang yang sangat mencintaimu."
Angel tertawa melihat ekspresi Kimora yang berubah memerah. "Tidak perlu malu. Semua pelayan di rumah ini tahu bagaimana hubunganmu dengan tuan muda Gio."
Angel mengambil handuk dan mulai membersihkan kaki Kimora. "Ku dengar kalian dulu satu sekolah. Coba ceritakan bagaimana kalian bisa sedekat ini."
Kimora tersenyum tipis. Tidak tahu harus menjelaskan apa. Karena memang tidak ada yang spesial dari hubungan mereka.
"Bagaimana rasanya dicintai oleh tuan Gio?"
Kimora terkekeh. "Kau pikir ia mencintaiku?"
Angel menatap Kimora lekat. "Kalau bukan cinta apalagi?" Tanyanya heran.
"Semua yang dilakukan tuan Gio apa tidak sedikit pun membuatmu berpikir? Ia sudah mengusahakan terlalu banyak untukmu. Kalian bahkan sering bermesraan."
Angel menggigit bibirnya. Sebenarnya ia juga tidak enak membahas ini. "Kau tahu. Hanya sedikit laki-laki yang mau menerima gadis yang— Maaf...., memiliki kekurangan." Angel menjeda pendek setiap ucapannya, takut menyinggung Kimora.
"Kau bisa lihat bagaimana tuan Gio tetap menerima bahkan merawatmu seperti ini. Ku dengar ia juga yang pertama kali menemukan dan membawa ibumu ke rumah sakit. Juga ada gosip yang mengatakan hampir semua anggota keluargamu ditanggung oleh tuan muda Gio."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin of obsession
RomanceSeseorang menekan tubuhnya dan menempelkan tubuhnya pada Kimora hingga nafas keduanya memburu saling bersahut. "Kau terlambat, Kim." Suara itu terdengar serak dan dalam. Tubuhnya yang setengah polos semakin ia tempelkan pada tubuh Kimora. Menikmati...