56.2 - Awal mula obsesi

18.6K 1K 45
                                    

Tepat pukul 6 sore, Kimora sudah buru-buru membereskan pekerjaannya dan menyambar tasnya untuk pulang. Ia memang sengaja pulang lebih awal agar Gio tidak menemukannya, tapi langkah Kimora mendadak terhenti saat mengingat nama Anna yang digunakan Gio untuk mengancamnya secara halus. Ia tidak mau Anna mendapat masalah karenanya.

Kimora mengeratkan pegangannya pada tas miliknya. Apa ini? Kenapa Kimora merasa seperti tikus yang terjebak?

Kimora kaget saat mendengar dering ponselnya berbunyi. Awalnya ia pikir itu adalah Anna, tapi nama Axel yang ada di layar ponselnya kali ini.

"Axel?" Panggil Kimora setelah buru-buru menerima panggilan video tersebut.

"Kim." Axel tersenyum manis, tatapannya lembut seperti biasa. Tapi garis mata hitam di bawah matanya dan pakaiannya yang kusut membuktikan pria itu tidak sedang baik-baik saja. Axel seorang Casanova, penampilan adalah nomor satu untuknya. Jadi melihat keadaan pria itu saat ini, Kimora tahu pasti saudaranya itu sedang kesulitan.

"Kim, kau baik-baik saja?" Tanya Axel yang seharusnya lebih cocok ditanyakan pada dirinya sendiri.

Kimora mengangguk pelan. "Aku memang selalu baik-baik saja." Jawab Kimora sedikit kaku. "Apa kau baik-baik saja? Kau tampak sedikit lelah, xel?"

"Ah, ya hanya ada sedikit masalah di kantor, bukan hal penting." Jawab Axel yang langsung dimaklumi Kimora.

"Kim. Apa disana Gio mengganggumu lagi?"

Kimora mematung saat Axel melayangkan pertanyaan selanjutnya. Perasaan Kimora mendadak tidak enak, tapi buru-buru ia menepisnya.

Kimora menggeleng lebih dulu karena mulutnya terasa kaku. "Tidak." Jawab Kimora setelah berhasil menguasai diri.

"Kau yakin?" Kali ini Axel terdengar khawatir. Jelas Axel tidak semudah itu percaya. Namun, kali ini Kimora lah yang lebih curiga.

"Axel kau sungguh baik-baik saja?" Tanya Kimora cemas.

Senyum Axel semakin melebar, jelas itu adalah senyum palsu. "Ya." Jawab Axel cepat.

"Kau yakin?" Kimora menatap Axel penuh selidik. Meski Axel meyakinkannya dengan senyuman menawan pria itu, tapi gelagat Axel benar-benar menarik kecurigaan Kimora. Tapi saat Kimora akan bertanya lebih lanjut dengan cepat Axel mengelak dan segera mengakhiri pembicaraan mereka.

"Axel, kau..."

"Aku senang kau baik-baik saja, aku pergi dulu, Kim. Masih ada yang harus ku urus."

Dengan cepat sambungan telepon terputus dan Kimora tidak bisa bertanya lebih jauh meski ia sudah setengah mati curiga. Firasatnya semakin tidak enak. Ia khawatir, tapi jika Axel berkata baik-baik saja, maka Kimora akan berusaha percaya.

Tepat saat Kimora keluar dari pintu utama mansion itu, saat itu juga mobil Gio memasuki gerbang dan menuju ke arahnya.

Pria itu benar-benar menepati janjinya, bahkan ia datang lebih awal.

Tapi, Kimora enggan masuk ke dalam mobil itu. Dirinya hanya berdiri diam menunggu Gio keluar dan menghampirinya. Mereka butuh bicara.

Kaca mobil itu terbuka dan Gio meliriknya tajam. "Masuk." Perintahnya dengan nada mengancam.

Kimora menggeleng dan terdengar suara decakan sebelum Gio benar-benar keluar dengan wajah masam miliknya. Bunyi pintu mobil di tutup dengan keras membuat Kimora kaget sebentar.

Seiring dengan langkah Gio yang maju mendekatinya, tubuh Kimora merespon sendiri dengan berlaku sebaliknya. Kakinya melangkah mundur dengan pelan sampai Gio akhirnya menghentikan langkahnya dan mereka masih memiliki jarak yang cukup.

Sin of obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang