Anna hanya diam dan menunggu dengan sabar saat melihat Kimora bergerak kesana kemari untuk membereskan barang-barangnya.
Sejak awal Kimora datang dengan Gio yang mengekor di belakangnya sudah membuat Anna panas dingin, ia tahu ada yang tidak beres. Anna sebenarnya ingin mencecar banyak pertanyaan pada Kimora tapi melihat Gio yang berdiri angkuh di depan pintu apartemennya sambil beberapa kali melihat jam tangannya, gadis itu pun memilih mengekori Kimora dan menunggu dengan sabar tanpa menuntut kejelasan lebih.
Setelah menutup pintu kamar Anna buru-buru mendekati Kimora dengan pandangan tidak bersahabat.
"Serius, Kim. Kau sungguh akan terus menutup mulut?" Tanya Anna sedikit sinis. Kesabarannya habis.
Kimora melirik pintu kamarnya yang tertutup dan kembali menatap wajah sahabatnya.
"Kalian berpacaran?"
Kimora tersenyum sinis menanggapi ucapan Anna. "Absolutely not."
Mata Anna menyipit. Ia tahu hubungan Kimora dan Gio selalu rumit sejak dulu. "Dia mengancammu?"
Kimora menggeleng. "Aku yang mendatanginya."
Kimora menghela nafasnya dengan berat saat melihat wajah bermusuhan Anna. Jelas sahabatnya itu tidak menyukai keputusannya. "Sedikit rumit untuk dijelaskan, tapi aku membutuhkannya saat ini."
"Saat ini aku benar-benar bergantung padanya. Kau mungkin akan sulit mengerti tapi kuharap kau bisa sedikit membantuku untuk tidak menceritakan hal ini pada keluargaku."
Anna menggeleng. "Axel tidak akan suka, Kim."
Kimora tersenyum miris. "Aku akan mencari solusinya nanti."
"Kau sungguh menyerahkan dirimu?" Tanya Anna sedikit tidak terima. Gadis itu sedikit tidak terima karena selama ini ia terus menekan ketakutannya demi melindungi Kimora, berulang kali Gio mengancamnya untuk mengetahui keberadaan Kimora dan Anna kekeh menutup mulutnya.
Jelas ia kecewa. Keputusan Kimora seolah mengkhianati jerih payahnya selama ini.
"Tidak akan lama. Aku akan melarikan diri secepatnya saat waktunya tiba." Jawab Kimora yakin.
Suara pintu diketuk membuyarkan obrolan keduanya. Kimora menatap pintu kamar tersebut dengan perasaan resah. "Aku harus pergi."
Kimora segera menutup koper miliknya dan menyeretnya ke pintu.
Pintu terbuka dan Gio dengan segera menyambut koper Kimora. Kimora sedikit melawan sejenak saat tangan besar itu menarik pinggangnya untuk dirangkul, tapi setelah Gio berbisik sesuatu di telinganya, gadis itu mendadak diam dan menurut saat Gio menyeretnya pergi dari sana secepatnya.
Keduanya pergi meninggalkan Anna yang masih berdiri sebagai penonton.
"Tidak akan lama atau selamanya, Kim. Kita semua tahu ia tidak akan pernah melepaskanmu." Rintih Anna tersenyum miris melihat kepergian Kimora.
-o-
Gio benar-benar menepati janjinya. Tepat setelah Kimora pindah ke rumah Gio, kabar Axel yang sudah kembali bebas terdengar langsung ke telinganya. Ibunya menyampaikan kabar gembira itu dengan penuh semangat.
"Ya, aku juga bersyukur." Ucapannya terdengar datar dan tidak lama kemudian sambungan terputus.
Kimora menatap sinis ke depan. Ia merasa sangat bodoh kali ini.
Gio benar-benar mempermainkannya.
Awalnya Kimora pikir ia akan kembali ke rumah Aslan. Tapi ternyata ia salah besar. Sejak di perjalanan ia memang sangat akrab dengan jalan yang mereka lalui. Dan kecurigaannya berakhir dimana Gio membawanya masuk ke dalam Mansion yang selama berminggu-minggu ini menjadi tempatnya mencari nafkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin of obsession
RomanceSeseorang menekan tubuhnya dan menempelkan tubuhnya pada Kimora hingga nafas keduanya memburu saling bersahut. "Kau terlambat, Kim." Suara itu terdengar serak dan dalam. Tubuhnya yang setengah polos semakin ia tempelkan pada tubuh Kimora. Menikmati...