24 - Sakit

34.3K 1.8K 27
                                    

Kehebohan terjadi saat tengah malam.

Semua pelayan terbangun dan keluar dari kamar masing-masing. Hal itu terjadi lantaran tuan muda mereka mengamuk dan berteriak memanggil-manggil Kimora.

Semua pelayan saling pandang dan kebingungan, kecuali Sarah yang sudah berdiri di antara para pelayan.

"Dimana Kimora?" Tanya Gio marah. Matanya menyorot tajam pada setiap pelayan yang ada disana tak terkecuali Sarah yang terlihat paling tenang, sementara semua pelayan menunduk takut.

"Kau tahu?" Tanya Gio pada Sarah, tatapan matanya mengintimidasi.

"Di kamarku." Jawab Sarah setenang mungkin.

"Aku tidak pernah mengizinkannya tidur disana." Desis Gio geram sekaligus marah.

"Aku ibunya dan Kimora putriku, aku berhak memintanya tidur denganku." Jawab Sarah tidak mau kalah.

"Dan apa kau lupa, dia pelayanku. Apa pun yang dilakukannya harusnya atas perintahku." Tekan Gio maju dan mengintimidasi Sarah.

"Tapi saya hanya mengikuti aturan. Aturan disini jelas ditulis kamar pelayan di lantai bawah dan setiap kamar diisi masing-masing dua pelayan." Jawab Sarah.

"Aturan ya...?" Kekeh Gio. "Aturan itu dibuat oleh tuan rumah, bukan? Bagaimana jika aku membuat aturan baru."

Gio berjalan semakin dekat dengan sarah dan berbisik. "Bagaimana jika ku tetapkan aturan Kimora harus tidur sekamar denganku."

Gio menjauhkan wajahnya dengan seringai puas menatap wajah marah milik Sarah yang jelas ditujukan padanya.

"Kau harus tahu posisimu, kepala pelayan." Seringai Gio penuh kemenangan.

Saat Gio berbalik Sarah menarik Gio agar kembali bicara padanya.

"Apa yang kau inginkan, ia masih berumur 16 tahun." Tekan Sarah sedikit frustrasi.

"Aku tahu." Jawab Gio enteng.

"Dan apa yang akan kau lakukan padanya?" Geram Sarah marah sebelum akhirnya ia melepaskan Gio dan berjalan sedikit mundur.

"Terserah, aku dan putriku berhenti. Biarkan kami pergi malam ini juga. Dengan begitu tidak ada lagi aturan. Kau juga tidak berhak memerintahnya." Putus Sarah bulat. Pilihan yang membuat aura permusuhan keduanya semakin besar.

Gio menggeram marah. Ternyata wanita tua bisa sekeras kepala ini, pikirnya kesal. Ia benar-benar tidak menyangka.

"Kau terlalu banyak bicara." Tekan Gio menahan emosi.

"Ada apa ini?"

Aslan berjalan dengan raut wajah tampak tidak bersahabat. Ia baru saja keluar dari kamarnya. Kamar Aslan yang berada di lantai bawah membuatnya sangat sensitif mendengar suara berisik. Sementara ia sudah terlalu tua untuk menempati kamar atas.

"Dad. Katakan pada kepala pelayanmu untuk menuruti aturan baru dariku."

"Aku dan putriku berhenti tidak kah kau dengar itu, tuan muda Giovano." Ulang Sarah sekali lagi.

Aslan semakin bingung dengan apa yang terjadi, memandang semua orang untuk mendapat penjelasan tapi sepertinya hanya Sarah dan Gio yang tahu masalahnya.

Sin of obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang