14 ; Posisi Queen

29 5 4
                                    

Wush!

Jovanka ngelesatin kapaknya gitu kan sampe ke depan leher Adara, ngebuat manusia di depannya itu merem melek karena kaget. Adara langsung mengucapkan seribu doa untuk bertobat sebelum mati di tebas, nyesel karena bekal pahalanya masih sedikit.

"Udah jangan alay gitu. Gue juga ga niat ngebunuh lo, kok. Santai." Jovanka nepuk-nepuk bahu Adara yang tegang kan.

Adara yang ada di depannya cuma bisa pasrah dan menghela napas, walaupun dia sendiri pengen banget bilang JANCOK untuk menenangkan diri.

Adara ngikutin Jovanka dari belakang buat balik ke kelas, karena tadi Jovanka maksa buat nganterin dia balik. Kapak itu masih melekat di tangan Jovanka dan ga lepas-lepas, Adara udah panik duluan takut kapak itu bakal melesat kayak tadi dan bikin umur dia berkurang karena jantung yang bekerja secara maksimal.

Takutnya jantungnya pingsan karena terlalu berusaha.

"Kak, emang boleh bawa kapak begitu keliling sekolah gini?"

"Boleh."

"Kata siapa?"

"Kata gue."

Adara menganga gitu kan, emang guru-guru ga pada negur Jovanka apa gimana? Buktinya tadi, Bu Audy ga bilang apa-apa soal Jovanka yang ngebawa kapak buat jemput Adara. Semuanya seakan tutup mulut dan ga berani bertindak.

"Lo bingung ya? Gue mau bawa nuklir juga gabakal ada yang mau negur gue. Ya gini deh kalo lo tinggal di negara yang semuanya bisa dibeli pake uang, termasuk hukum dan manusia."

Jovanka itu bisa dibilang beruang. Bukan hewan, tapi yang satunya, walaupun sifatnya mirip. Hidupnya selama ini 70%nya cuma buat masalah dan menghambur-hamburkan uang.

Kira-kira udah berapa orang yang di suap untuk tutup mulut masalah Jovanka ini? Entahlah.

Tapi Jovanka juga ga akan ngelakuin sesuatu kalau bukan lawannya lah yang duluan, dia ngga sebrengsek itu. Jovanka gaakan pernah ikut campur urusan orang lain kecuali, dia sendiri tertarik dan orang itu ada hubungannya sama dia.

"Kalo lo bilang uang itu ga bikin bahagia, itu bener lho. Orang yang gapernah ada diposisi gue, gaakan pernah paham kejamnya uang. Gue ngomong ini ke elo mungkin bikin lo tersinggung, tapi, untuk uang lo harus ngorbanin semua hal. Bahagia? Banyak uang bahagia? Lawak."

Jovanka ketawa sambil senyum kecut gitu kan, berhenti jalan terus natep Adara yang cuma diem dibelakangnya.

"Kenapa? Sakit lo?"

Adara ngegelengin kepalanya kan, terus senyum lebar dan lanjut jalan. "Namanya juga hidup, ngga ada yang mudah."

Jovanka ikut senyum kan, terus jalan beriringan sama Adara.

"Habis ini lo harus extra hati-hati di sekolah. Jadi Queen itu, sama aja kayak punya banyak uang. Bukannya bahagia, lo malah bakal kena masalah."

"Gue kasi tau aja, posisi Queen lo bisa kapan aja ilang kalau lo sendiri ga ngejaga posisi itu." Katanya sambil natap lurus kedepan.

"Caranya?"

"Kalau orang yang lo kalahin ngalahin lo balik, lo bukan Queen lagi. Dan, kalau sampai Ketua berandalan sekolah ngelawan lo dan lo kalah, lo habis sih."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang