19 ; Rapat Ruang Merah

23 4 1
                                    

Ruang Merah, SMA Cakrawala.

Ruang Merah tanpa Knez adalah tempat berkumpulnya OSIS dan Berandalan. Jangan tanya siapa Knez, dia itu adalah cewek kelas 12 yang menjabat sebagai wakil ketua berandalan sekolah.

"Apa yang mau lo omongin sampai repot-repot gini, Jun? Oh atau, Ketua?"

Zean natap sinis Ketua Berandalan Sekolah di sampingnya, ngasi senyum kecutnya karena orang itu ngga akan dateng tanpa bahasan yang bajingan. Zean udah nahan emosi duluan karena udah tau kalau orang yang mau dirinya di panggil Ketua itu bakal ngelakuin sesuatu yang brengsek.

Semua pihak yang berhubungan udah dateng dan duduk di tempatnya masing-masing. Nama dan jabatan juga udah tertera dengan jelas di atas meja mereka. Beberapa orang diizinkan tidak hadir karena alasan tertentu yang rahasia.

"Jadi kayaknya yang ngga ada itu Queen sama Pawn III? Jelasin."

Cowok dengan papan nama Ezra berdiri dan ngebungkuk hormat, "Pawn III mengalami luka parah, karena itu dia tidak bisa mendatangi rapat."

"Ah, gagal ya.." Suara Ketua terdengar kecewa, seakan-akan dia udah tau apa yang terjadi sama Kegan aka Pawn III.

Agas dengan jabatan King yang udah nunggu giliran ngomong langsung berdiri, "Queen juga terluka."

Satu petinggi berandalan sekolah ikut berdiri kan, natep Agas sambil ngeluarin smrik nya, "Seberapa?"

Semua yang ada di ruangan ga habis thinking sama petinggi sok-sokan itu, berani banget si paling seberapa itu nyari masalah sama King.

Agas itu kuat, dia emang sering diem, belum ada yang pernah liat amarahnya. Ga marah aja dia kuat, apalagi kalau marah, apa masih bisa napas?

Jovanka sama Gilang yang ada di ruangan langsung saling tatap-tatapan kan, trus ngangguk-ngangguk sambil ketawa kecil dan ngerti apa yang mau diomongin lewat tatapan mata aja.

"Lo ngga punya hak buat nanya kondisi Queen."

"Gue cuma khawatir sama Queen kita. Dan kenapa King bisa tau kondisi Queen? Apa hubungan-" 

 Dan kenapa King bisa tau kondisi Queen? Apa hubungan-" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Protes?"

Petinggi tadi sadar kan, kalau Agas lagi nahan amarahnya dari ngeliat sorot matanya aja. Dia akhirnya cuma bisa ngedecak kesel, salah satu tindakan aja bisa ngebuat dia mati di tempat. Walaupun jabatan dia tinggi di Berandalan, tapi kalau masalah ngelawan King, dia bisa sadar diri.

Baru aja sadar tadi sih.

Karena King biasanya diem, makanya dia berani ngomong, tapi nyalinya langsung ciut waktu Agas ngebales omongannya.

Kesel sih, kenapa harus tunduk sama bocah kelas sepuluh?

"Siapa yang ngizinin kalian ngomong hah?!"

Juna Ravindra, dengan jabatan Ketua Berandalan Sekolah, dia berdiri sambil mukul mejanya.

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang