06

20.1K 1.1K 68
                                    

Setelah pekikan Fika yang kegemasan dengan Cia kini keduanya tengah duduk di sofa yang ada didalam ruangan Fero.

"Jadi, nama nona adalah Fellycia?"

Cia menganggukkan kepalanya semangat."Iya biasanya Cia dipanggil Cia, adek atau Baby. Kalo nama Kakak?"

"Nama saya Fika, nona."

Cia menggenggam tangan Fika."Kakak jangan formal-formal ya ama Cia? Cia ngga suka. Panggilnya Adek aja jangan nona."

"Apakah tidak apa-apa?"

"Nggapapa kok. Soalnya Ibu, Mbak ama Uncle yang ada di mansion juga manggil Cia, Adek."

"Ibu, Mbak dan Uncle itu keluarga kamu?"tanya Fika penasaran.

Cia menggelengkan kepalanya."Bukan Kak. Kalo ibu ama Mbak itu maid di mansion terus kalo Uncle itu bodyguard yang ada di mansion juga."

Fika membentuk mulutnya menjadi huruf 'O' dan mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda ia mengerti.

"Baiklah, Kakak manggil kamu Adek."

"Yeayyy..kalo Cia manggil kakak itu emm...Kak Fifi. Boleh?"tanyanya dengan mata berbinar.

Fika terkekeh lalu beralih mengusak rambut Cia."Tentu boleh."

Cia tersenyum lebar hingga memperlihatkan gummy smilenya dan mata yang membentuk bulan sabit.

"Ahh iyaa Cia bawa mainan lohh kak, ayo main ama Cia."

Cia menarik tangan Fika agar duduk dilantai yang beralas karpet tebal. Fika sendiri menatap sendu Cia yang tengah memainkan beberapa mainan anak-anak, Cia tidak bertingkah seperti anak seumurannya yang biasanya menikmati masa-masa remajanya, Cia justru bertingkah laku seperti..anak kecil?

"Adek"

"Hemm? Kenapa kak?"

"Adek jarang keluar dari mansion ya? Kakak baru pertamakali melihat adek ke kantor milik tuan Fero."

Cia menghentikan acara mainnya."Sebenarnya dulu Cia sering kok kesini, tapi sebelumnya bukan Kakak yang menjadi sekertaris Daddy. Kakak baru ya disini? Soalnya Cia juga baru pertama kali ini lihat Kakak, dan beberapa bulan ini memang Cia jarang di izinkan keluar mansion ama Opa dan Daddy, jadinya Cia jarang kesini lagi."

Fika menggaruk tengkuknya.

"Hehe iya Kakak baru sebulan bekerja disini, pantesan kakak baru pertamakali lihat adek."

Cia hanya tersenyum tipis. Sedangkan Fika tengah mencari topik agar suasananya tidak terlalu canggung.

"Terus kalo adek ngga dibolehin keluar mansion, adek ngapain aja?"

"Emm..Biasanya setelah hoomschooling Cia selesai, Cia bakal main di ruang peribadi milik Cia terus abis itu tidur siang lalu sorenya kalo yang lain belum pada pulang dari urusan masing-masing, Cia main lagi di ruang pribadi Cia."

"Adek ngga bosan seperti itu selama bertahun-tahun?"

Fika merasa kasihan dengan Cia hidupnya terkesan monoton.

Cia menundukkan kepalanya."Bosan ya?"cicit Cia."Kadang Cia memang bosan di kurung terus di mansion tapi Cia ngga berani memberontak. Cia takut."

Cia mengangkat kepalanya dan merubah ekspresinya menjadi berseri dari sebelumnya.

"Tapi kak, setiap jum'at Cia selalu menginap di rumah Grandpa ama Grandma. Dan dirumah Grandpa ama Grandma Cia bisa diberi sedikit kebebasan disana dan itupun di setujui setelah perdebatan panjang antara Opa ama Grandpa."

Fika mengelus pucuk kepala Cia. Tanpa sadar Cia sudah mulai terbuka dengan Fika.

Cia sendiri menatap Fika dengan pandangan tak terbaca."Kakak mau ngga jadi temennya Cia?"

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang