Buat nemenin para jomblo malmimgan:v
Nggapapa prenn, kita senasib kok ehe.
***
Cia duduk anteng di balkon kamar tamu di Mansion Rio. Cia mengenakan hoodie oversize berwarna abu-abu dan celana panjang hitam.
Cia berulang kali menghembuskan nafasnya kesal, karena apa? Karena abangnya-Ken pulang meninggalkannya, walaupun katanya akan kembali lagi tapi tetap saja Cia kesal dengan abangnya.
"Hai, Baby Cia."
Cia membalikkan badannya dan tersenyum lebar saat melihat orang yang memanggilnya.
"Papa Iann!!"girangnya.
Dengan langkah pasti Cia berjalan cepat menuju Brian yang berdiri diambang pintu kamar, saat di depan Brian Cia langsung memeluk tubuh tegap itu dengan erat yang dibalas tak kalah erat oleh Brian.
Brian sangatlah menyangi Cia seperti putrinya sendiri karena sejak istrinya meninggal setelah melahirkan putranya, keinginan Brian memiliki seorang putri harus pupus hingga Cia yang merupakan putri dari rekan kerja sekaligus sahabatnya datang dikehidupannya yang mampu merubah hidupnya yang monoton.
Walaupun Brian sangat menyayangi Cia, Rio tidak pernah merasa cemburu justru dialah yang terkadang sangat possesif dengan Cia.
"Papa sehat?"tanyanya dan melepaskan pelukannya pada badan kekar Brian.
"Sehat, walaupun papa pernah dibuat kaget saat denger kabar bayi kecil ini berani kabur dari mansion."Ucap Brian dengan menjawil hidung Cia sembari terkekeh singkat.
Cia kembali menenggelamkan wajahnya didada Brian."Maaf Papa."
"Kamu tau seberapa khawatirnya papa saat dengar kabar itu hm? Papa sangat-sangat khawatir, sampai papa yang waktu itu sedang di luar negeri ingin langsung kembali ke indonesia untuk memastikan keadaan kamu, tapi Daddymu itu malah melarang papa datang."
Mendengar penjelasan Brian membuat Cia tak enak, dia tahu Brian memang selalu begitu saat khawatir dengannya.
"Maaf, Cia buat Papa khawatir. Cia janji ngga akan ngulangin lagi."
"Promise?"
"Promise."
Keduanya menautkan jari kelingkingnya sembari tersenyum hangat. Brian menggandeng Cia keluar dari kamar. Tanpa tahu Rio melihat keduanya dari belakang dengan senyuman tulusnya, sebelum pulang ke indonesia setelah menyelesaikan masalah kantor di luar negeri Papanya dibuat kelimpungan saat mendengar kabar Cia berani kabur dari mansion.
Rio senang papanya kembali dibuat tersenyum saat bertemu kembali dengan Cia. Brian menyayangi Rio, dia tak pernah menyalahkan Rio atas kematian istrinya, walaupun tak jarang Rio mendapati Brian menatap kosong kedepan dengan memegang foto almarhumah istrinya.
"Papa, Cia sekarang sekolahnya sama abang xavi ama abang Ken juga lohh"adunya berbinar.
"Papa tau itu, jangan nakal Baby papa selalu mengawasimu."
"Iya papa. Cia ngga pernah nakal kok."
"Pinter."Brian mengusak rambut Cia gemas."Ohh iya Papa punya banyak hadiah untuk kamu."lanjutnya.
"Hadiah!? Cia mau hadiah papa."
Brian merendahkan badannya agar sejajar dengan tinggi Cia."Kiss papa dulu Baby."
Cup
"Udah papa!!"lapornya semangat.
Briam terkekeh dan kembali menggandeng tangan Cia menuju salah satu ruangan yang berada di lantai dua, saat ruangan itu dibuka Cia tercengang saat melihat tumpukan kado dengan berbagai ukuran dari yang kecil hingga kado berukuran besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overprotective
Teen FictionFellycia atau kerap dipanggil Cia gadis polos berumur enambelas tahun yang terkurung disangkar emas tak kasat mata dari keluarganya. Start : 30-05-2022 End. : -