23

7.8K 595 15
                                    

Malam hari tiba, keadaan rumah Bima dan Maura sangat ramai saat sibungsu menginap disana. Selalu ada tingkah lakunya yang membuat rumah itu ramai dan menyenangkan.

Bahkan maid dan bodyguard disana selalu menunggu kedatangan Cia, karena Cia selalu membawa keceriaan dirumah Bima dan Maura.

Kini Cia tengah membantu para maid untuk menyiapkan makan malam, sebenarnya bukan membantu tapi lebih ke mengganggu ygy.

"Astaga adekk!! Tepungnya jangan disebar-sebar gitu"tegur salah satu maid saat melihat Cia bermain tepung di dapur.

"Hihii mba Iraa sinii!! Main salju ama Ciaa"girangnyaa dengan terus memainkan tepung yang dia bawa bahkan wajahnya sudah seperti anak kecil setelah dimandikan ibunya yang penuh bedak, cemong.

Para maid disana cekikikan saat melihat wajah tertekan Ira saat menghadapi tingkah Cia. Tapi meski begitu mereka tentu sangat menyayangi Cia.

"Adek, udah ya? Lihat, wajah kamu udah cemong gitu lohh. Nanti tuan marah kalo tau adek nakal kaya gini"ucap Ira menakut-nakuti Cia.

Dan terbukti ucapan Ira tadi sukses membuat Cia menghentikan aktivitas memainkan tepung.

"Grandpa marah?"

"Iya tuan pasti marah, lebih baik sekarang adek ke kamar terus bersih-bersih sebelum tuan tau."

Dengan cepat Cia menganggukkan kepalanya dan menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak dilantai dua. Para maid geleng-geleng dan segera membersihkan kekacauan yang dibuat oleh nona kecil mereka.

"Nona muda selalu membuat kericuhan di rumah ini"kekeh salah satu maid yang sedang memasak.

"Justru itu yang membuat rumah ini lebih hidup dari biasanya."Sahut Ira dan disetujui oleh mereka semua.

"Lohh Cia belum turun? Lalu kenapa dapur penuh dengan tepung seperti ini?"tanya Maura yang baru saja datang bersama Bima disebelahnya.

"Biasa nyonya, nona muda bilang dia ingin bermain salju."

Maura terkekeh, dia mengerti ucapan maid itu. Selalu saja begini saat Cia di rumahnya. Tapi momen inilah yang para maid tunggu saat Cia menginap.

"Anak itu memang selalu punya tingkah yang membuat orang geleng-geleng kepala."

Salah satu maid yang bernama Arni menyahuti."Benar nyonya, tapi dengan tingkah nona muda membuat mansion lebih ramai dan berwarna."

"Kau benar."

Sungkat cerita akhirnya makan malam dimulai. Cia datang terlambat karena ternyata tepung tadi bukan hanya mengotori wajahnya tapi sampai ke badannya terkena hingga dia harus mengganti pakaiannya.

Setelah selesai makan malam, Cia diajak ke ruang keluarga oleh Maura dan Bima tapi Cia amat sangat magerrr!!

Mengedarkan pandangannya, Cia menatap salah satu bodyguard yang tidak jauh dari tempatnya.

"Uncle Rapaaa!! Gendongg...."rengek Cia dengan merentangkan tangannya dan jangan lupakan wajah memelasnya.

Bodyguard yang memiliki nama asli Rafa itu menggigit pipi bagian dalamnya melihat tingkah menggemaskan nonanya.

"Sama grandpa aja yuk?"sela Bima yang tidak terima cucunya lebih memilih orang lain ketimbang dirinya.

"Gamauu!! Grandpa udah old nanti kalo gendong Cia pinggang grandpa bisa patah."

Mata Bima melebar mendengar ucapan blak-blak an cucu bungsunya itu."Hehh ngeremehin grandpa kamu?! Grandpa bahkan masih kuat gendong kamu pake satu tangan."

"Gamauuu ihhh. Mau nya ama uncle rapaa ajaa!!"ucapnya kekeh pada pendiriannya.

Bima menghela nafas pasrah dan menyuruh bodyguard yang bernama Rafa itu untuk menggendong Cia ke ruang keluarga. Cia yang ada digendongan Rafa memekik kegirangan.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang