09

16.2K 1K 33
                                    

"Apa yang erjadi dengan cucu bungsuku hahh !!?"

Diambang pintu Bima berdiri dengan mata berkilat tajam, apalagi saat mendengar kabar cucu kesayangannya kabur dan sakit tapi tidak ada yang memberitahunya.

"Kenapa kau disini Bima?!"Arlan beranjak dari duduknya dan menatap Bima tak kalah tajam.

"Kenapa katamu?! Tentu untuk melihat keadaan cucuku yang sakit dan berani kabur dari mansion, apalagi tak ada memberitahu kepadaku atau istriku tentang itu."

Arla terdiam ditempatnya berdiri.

"Inilah akibat dari kalian yang selalu mengurung Cia di mansion. Apa kalian tidak berfikir bagaimana tertekannya Cia yang selalu terkurung!? Melihat bagaimana cara dia kabur dari mansion dapat menjawab pertanyaanku jika Cia memang tertekan dengan segala aturan dari kalian!! "Omel Bima dengan menatap tajam Arlan.

Arla menggertakkan giginya."Kau pun ikut andil dalam membuat aturan itu jika kau lupa, Bima!! "

"Oh ya? Apa kau juga lupa? Jika aku sangat menentang peraturan yang kalian buat itu!!"Bima mengepalkan tangannya.

"Sejak dulu aku sudah melarang kalian untuk jangan terlalu mengekangnya, tapi apa? Kalian tidak mendengarkanku, dan kekeh mengurung Cia di mansion besar ini !! Jika saja kalian mau mendengarkanku semua ini pasti tidak akan terjadi."

Semua orang yang ada di ruang kerja Fero membisu, tak bisa menjawab perkataan yang terlontar dari mulut Bima karena semua itu memang benar adanya.

"Cia hanya membutuhkan seorang teman, Cia selalu senang saat menginap dirumahku, karena Cia bisa melakukan apa yang dia sukai tanpa takut mendapatkan hukuman. Dia juga selalu bercerita padaku dan istriku jika dia sangat menginginkan seorang teman, tapi dia tidak berani mengatakannya pada kalian !!"

Hening. Keadaan menjadi hening setelah Bima mengatakan fakta yang baru mereka ketahui, Helda selaku kakak pertama Cia merasa gagal menjadi seorang kakak untuk adiknya begitupula dengan Ken yang merasakan sesak.

Fero mengepalkan tangannya, kenapa baru sekarang dia menyadari jika putrinya merasa kesepian di mansion !!? Fero benar-benar merasa bersalah pada putri bungsunya.

"Biarkan Cia sekolah umum."

Fero, Arlan, Helda dan Ken menegang saat kalimat itu keluar dari mulut Bima.

"Aku tidak akan membiarkan putriku sekolah umum."Fero menatap mertuanya datar.

"Jangan egois Fero, pikirkan kesehatan mental Cia. Biarkan dia mengenal dunia luar dan merasakan kebebasan yang seharusnya dia dapatkan sejak dulu."

Fero menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya, mempertimbangkan keputusan apa yang harus ia buat sekarang."Aku hanya takut kehilangan putriku lagi, Ayah."Fero menatap sendu kearah Bima.

"Fero, kau bisa memberi Cia bodyguard pribadi yang selalu menjaganya saat di sekolah. Jangan menjadi lemah seperti ini Fero. Lagipula sahabatmu itu mafia bukan? Suruh para bawahannya untuk menjaga Cia dalam jarak dekat ataupun jauh."

Fero membenarkan perkataan mertuanya, sahabatnya merupakan penguasa dunia bawah tanah."B-baiklah aku akan mengizinkan Cia untuk bersekolah umum."Final Fero tegas.

"Daddy."Helda menatap tak percaya kearah Daddynya, Helda tak percaya Daddynya dengan mudah mengizinkan adiknya bersekolah umum.

Fero tersenyum tipis kearah Putri sulungnya."Percaya dengan Daddy, Helda. Daddy tidak akan lalai lagi menjaga Cia hm."Ucapnya menenangkan Helda.

"Daddy tidak setuju dengan keputusanmu, Fero."Arlan menatap kearah putra semata wayangnya dengan mata berkilat tajam namun tersembunyi kesedihan didalamnya.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang