37

5.5K 304 18
                                    

2 bulan kemudian....

Tak terasa sudah dua bulan sejak kejadian Cia dilabrak kakak-kakak kelasnya. Namun Cia menyadari jika para kakak kelas yang sudah melabraknya tidak pernah kelihatan batang hidungnya sejak kejadian itu.

Cia merasa lega dan juga penasaran.

Lega karena tidak ada yang mengganggunya lagi dan penasaran kenapa kakak kelasnya tidak pernah kelihatan lagi.

Yang pasti Cia yakin jika hilangnya para kakak kelas itu ada sangkut pautnya dengan keluarganya.

Cia pernah bertanya sekali tentang itu kepada daddynya, Fero, namun jawaban yang dia terima hanya perkataan dingin dan berakhir Cia yang diceramahi oleh sang daddy.

Dan beberapa bulan ini Yera sudah tidak pernah menampakkan wajahnya di depan Cia lagi, sehingga keluarga Kingston lega tidak akan ada yang mengganggu Cia lagi walaupun begitu, penjagaaan Cia masih sama ketatnya.

Kini Cia tengah duduk di bangkunya sendirian, Lily duduk bersama Nia sebab setiap dua hari sekali Lily dan Cia akan bergantian menemani Nia yang duduk sendirian, dan hari ini adalah gilirannya Lily.

Tangan Cia dicolek oleh Delano yang duduk di seberangnya.

Pertemanan antara Cia dan Delano juga semakin dekat, bahkan terkadang mereka berdua pergi ke kantin bersama, yaa walaupun harus ditemani oleh beberapa bodyguard.

"Kenapa El?"

"Nanti istirahat mau ke perpustakaan?"tanya Delano.

"Mauu, tapi Cia belum izin ke abang,"ucap Cia cemberut.

Delano terkekeh melihat wajah Cia yang tengah cemberut."Nanti biar aku yang bilang sama abang kamu."

Senyum Cia kembali merekah."Owkayy, janji yaa?"

Delano kembali terkekeh."Iyaa Cia, janji."

"Tapi emangnya El lagi ngga sibuk di osis?"

Delano menggelengkan kepalanya singkat."Untuk akhir-akhir ini lagi nggak banyak acara, jadi agak free."

Cia mangut-mangut tanda mengerti.

"Katanya nanti ada murid baru di kelas ini,"ucap Delano.

Cia menatap Delano dengan sedikit memiringkan kepalanya."Oh ya? Kata siapa? El tau darimana? Kok Cia ngga tau,"ucap Cia beruntun.

"Kamu ngga tau? Seluruh sekolah ngomongin itu lohh."

"Ishh Cia ngga tauu, kok ngga ada yang ngasih tau Cia sihh?!"

Cia melirik Lily dan Nia yang tengah sibuk mengobrol berdua.

"Semuanya gara-gara Lily ama Nia!!"

Lily dan Nia yang awalnya asik mengobrol kini menatap bingung ke arah Cia yang menatap mereka dengan sinis.

"Kita ada salah?"Tanya Nia heran.

"Apaan sihh cill !?"Ucap Lily.

"Nia ama Lily kenapa ngga bilang kalo mau ada murid baru? Pasti Lily ama Nia udah tau kan?"Cia memincingkan matanya.

Lily menatap kesal Cia."Lagian buat apa sih? Ngga penting juga."

Cia tak menggubrisnya dan memalingkan wajahnya kearah lain dengan bersedekap tangan.

Lily geleng-geleng kepala melihat kelakuan si bocil sedangkan Nia hanya terkekeh lucu melihat perdebatan keduanya.

Tak lama bel berbunyi, para murid segera duduk di kursinya masing-masing.

Setelah beberapa saat wali kelas Cia memasuki kelas, diikuti seorang lelaki dibelakangnya yang mengenakan seragam sama seperti milik Cia.

"Selamat pagi, anak-anak,"sapa wali kelas yang bernama bu Astrid.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang