25

7.4K 500 9
                                    

Kini Cia, Ken dan Fika tengah berada disalah satu pusat perbelanjaan milik keluarga Kingston sendiri.

Senyuman Vira tak luntur barang sedetik pun, tangannya terus menarik tangan Fika dan Ken menuju toko-toko yang menurutnya manarik.  Ken juga mengajak Cia dan Fika ke timezone, mereka bertiga sudah seperti keluarga bahagia.

Tapi kini mereka bertiga tengah beristirahat di kedai ice cream.

Cia memakan ice cream pesanannya dengan lahap bahkan bibirnya sudah penuh dengan noda ice cream.

Fika terkekeh dan mengeluarkan tisu basah dari tas kecilnya."Hati-hati makannya dek, sampe cemong gini."Ucapnya dengan mengelap noda ice cream di bibir Cia.

Cia memberikan cengiran lebarnya."Hehe..Salah ice creamnya enakk bangett."

Setelah selesai mengelap noda di bibir Cia, tatapan Fika jatuh pada Ken yang sedari tadi menatap Fika dan Cia bergantian.

Matanya melirik ice cream Ken masih utuh."Kenapa ice creamnya masij utuh? Kamu ngga mau ya?"

"Mau kok, tapi suapin..."

"Ken!"

Fika melototi Ken yang menatapnya santai.

Cia mengerjapkan matanya polos dan menatap bergantian Fika dan Ken.

"Abang, kapan abang menikah ama kak fifi?"

Uhuk..! uhuk..!

Fika tersedak ice cream miliknya setelah mendengar celetukan polos Cia, sedangkan Ken menatap sepenuhnya kepada Cia.

"Adek kenapa tanya kaya gitu hm?"tanya Ken lembut.

"Soalnya Cia pengen punya adik,"ujarnya semangat."Semalam grandma bilang kalo Cia pengen punya adik Cia minta aja ama abang, tapi abang harus menikah dulu."

Ken meraup mukanya kasar sedangkan Fika hanya melanjutkan acara memakan ice cream, seolah tidak mendengar perkataan antara Ken dan Cia.

"Cia pengen deh liat abang menikah ama kak Fifi, terus Cia punya adik-adik yang lucu dari abangg."

Ken mengelus pucuk kepala Cia."Menikah itu bukan suatu hal yang sepele, sayang. Nggak semudah itu, kalau menikah tanpa ada cinta maka semuanya akan sia-sia."

"Oh ya? Tapi Cia pernah dengar katanya cinta itu datang karena terbiasa, jadi kalaupun kak Fifi belum belum cinta ama abang semakin lama Kak Fifi pasti akan cinta juga ama abang."

Fika mendengarkan semuanya, apalagi saat namanya dibawa-bawa.

Ken menanggapi perkataan Cia dengan senyuman lembutnya, jika Ken sedang di sekolah pasti para siswa perempuan akan histeris melihat senyuman Ken.

"Tapi beda lagi kalau Kak Fifi yang tidak mau membuka hatinya, semua usaha abang pasti sia-sia."

Ken beralih menatap Fika yang mematung, Fika membalas tatapan Ken, namun Ken malah kembali menatap Cia yang tengah memahami perkataan Ken.

"Tapi kamu tenang saja, sayang. Kalau Kak Fifi nya ngga mau, abang akan paksa dia hehe."

Perkataan Ken dibalas dengan tatapan datar oleh Fika.

***

Setelah weekend kemarin dihabiskan bersama Ken dan Fika hingga malam hari, mereka bertiga bahkan mengunjungi pasar malam yang belum pernah Cia kunjungi, kini Cia sudah mulai masuk sekolah kembali.

Semalam Cia tertidur saat dalam perjalanan pulang, hingga dia tak menyadari jika dia sudah sampai di rumah grandmanya.

Pagi ini Cia sudah siap dengan seragamnya dan turun menuju ruang makan.

OverprotectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang