07

2.1K 75 1
                                    

••• Happy reading •••

Claudia masih menangis di samping tempat tidurnya, duduk sambil memeluk kakinya. Ia bingung kenapa ia menangis setelah Abangnya bilang gitu, Felix memang sukanya bercanda dan jahil oleh Claudia. Tapi entah kenapa tiba-tiba dia menangis.

Tok! Tok! Tok!

"Sayang ayo turun kita makan malam bersama, Ayah juga udah nunggu di bawah lo" ucap Bunda di balik pintu.

Ayah nya pulang dari kantor setelah Claudia masuk dari kamar.

"Sayang, Bunda masuk ke dalam ya" ucap bunda nya.

Bunda membuka pintu kamar Claudia, Ia merasa mendengar suara tangisan. Dan ternyata yang menangis Claudia, Bunda langsung menghampiri Claudia yang memeluk kakinya sambil menangis, Ia langsung memeluk anaknya.

"Sayang kamu kenapa? Ada yang jahatin kamu? Ada apa sayang?" ucap Bunda.

Claudia membalas pelukan dari Bunda nya.

"Ap-apa benar aku bukan anak Ayah sama Bunda? Hiks..." tanya Claudia sambil terbata-bata.

"Kamu anak Ayah sama Bunda, kata siapa kamu bukan anak Bunda?" ucap Bunda.

"Abang tadi bilang kalau dia nggak punya Adik, berarti aku bukan anak Bunda... Hiks..." ucap Claudia sambil terbata-bata.

"Ya ampun, Abang kamu cuman bercanda sayang" ucap Bunda nya sambil mengelus terus kepala anak kesayangan nya itu.

"Abang jahat" ucap Claudia sambil menangis kembali.

"Cup-cup, udah sayang jangan nangis lagi nanti cantiknya hilang, kalau Abang sampai rumah Bunda jewer kupingnya" ucap Bunda nya sambil mencoba menghibur Claudia.

"Mood kamu lagi nggak bagus, mau datang bulan ya?" tanya Bunda.

"Clau nggak tau bun" ucap Claudia dengan terbata-bata.

"Udah diam, sekarang ke kamar mandi cuci muka kamu, terus turun. Bunda tunggu disini, kasihan Ayah udah nunggu di bawah" ucap Bunda di balas dengan anggukan kepala dari Claudia setelah melepas kan pelukan nya dari bundanya.

Setelah membasuh wajah, ia melihat wajah dan matanya nya yang sudah bengkak dan merah di kaca. Dan ternyata benar kata Bundanya dia datang bulan.

Claudia keluar dari kamar mandi dan tersenyum ke arah Bunda nya yang duduk di kasur nya.

"Udah selesai?" tanya Bunda nya. Dan berdiri dari duduk nya.

"Bunda bener kalau aku datang bulan" ucap Claudia dengan malu.

"Udah Bunda sangka, mesti kalau kamu manja terus tiba-tiba nangis mesti kamu gitu" ucap Bunda.

"Aku jadi malu" ucap Claudia dan berlari ke arah Bunda nya dan memeluk dengan erat.

"Kan kamu anak kesayangan Bunda, ngapain malu coba" ucap Bunda sambil membalas pelukan nya.

"Yaudah, ayo turun" ucap Bunda dan diangguki Claudia.

Mereka berdua turun dan menuju meja makan. Benar saja Ayah nya sudah duduk di sana menunggu mereka.

"Bun kok lama banget manggil Clau, kamu kenapa matanya merah?" tanya Ayah dengan khawatir dan berdiri dari duduk nya

"Anak kamu Ayah, abis nangis gara-gara Abang" ucap Bunda.

"Diapain kamu sama Abang, biar Ayah pukul" ucap Ayah sambil memegang tangan Claudia.

Claudia melepas pelukan Bunda nya dan langsung memeluk Ayah nya.

"Masak tadi Abang bilang nggak punya Adik Ayah, Abang jahat banget sama Clau" rengek Claudia. Ayah membalas pelukan dari Anak nya.

ClaudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang