06

2K 81 0
                                    

••• Happy reading •••

Setelah bangun dari tidur cantik nya dia langsung mandi dan mengganti baju. Setelah selesai dia turun ke bawah menemui Mbok Ijah dan Bundanya masak.

Setelah sampai dapur dia minum air terlebih dahulu karena haus. Ia melihat di dapur hanya ada Mbok Ijah dan tidak ada Bundanya disana.

"Mbok, Bunda mana?" tanya Claudia.

"Di depan Non" Jawab Mbok Ijah, sambil melanjutkan memotong bawang merah.

"Ada apa emangnya Mbok" tanya Claudia.

"Saya kurang tau Non" ucap Mbok Ijah.

"Yaudah lah! Mbok mau masak apa ini?" tanya Claudia sambil menghampiri Mbok Ijah yang memotong-motong.

"Kata Nyonya mau masak ayam kecap, ayam goreng, telur balado, tumis brokoli wortel bakso"

"Enak nih! Jadi gak sabar mau makan mbok" ucap Claudia sambil menyengir.

"Sabar atuh Non" ucap Mbok Ijah ketawa.

"Aku bantuin apa nih Mbok" tanya Claudia.

"Gak usah atuh Non, biar Mbok aja yang masak" ucap Mbok Ijah.

"Mbok mah suka gitu" ucap Claudia sambil cemberut.

Tiba-tiba Bunda ke dapur sambil membawa plastis putih entah itu isinya apa. "Sayang kok ada disini". Sambil menaruh plastik itu di meja dapur.

"Itu apa Bun?" tanya Claudia.

"Ini pesanan kamu dari Abang" ucap Bunda.

"Terus Abang mana Bun?"

"Bunda gak tau, tadi ada kurir nganterin Boba atas nama kamu katanya!"

"Kan aku mau nya Abang yang bawa, kenapa malah yang bawa Mas kurir" ucap Claudia dengan kesal.

Bunda menghampiri Claudia. "Udah sabar, paling Abang ada urusan yang lebih penting" sambil mengusap rambut Claudia.

"Kesel aku tau gak Bun" Claudia merengek.

"Udah gak usah marah, mending kamu tanya aja sama Abang kamu?"

"Clau mau ke atas dulu ya Bun, mau telfon Abang" ucap Claudia.

"Yaudah sana, jangan marah-marah terus" ucap Bunda.

"Enggak Bun"

"Yaudah sana telfon Abang" ucap Bunda di angguki oleh Claudia.

"Mbok maaf, Clau gak jadi bantuin masak" ucap Claudia.

"Enggak apa-apa atuh non" ucap Mbok Ijah.

Claudia mengangguk ke arah Mbok Ijah. "Aku ke atas dulu ya Bun, Mbok" di angguki mereka berdua.

Claudia ke kamar nya dan langsung mencari ponsel nya untuk menelfon Abangnya. Setelah ketemu ia langsung mencari kontak Abangnya dan langsung di telfon.

Dua kali tidak diangkat oleh Abangnya. Akhirnya yang ketiga kalinya diangkat.

"Sibuk ngapain coba?" tanya Claudia sambil teriak.

"Maaf siapa ya?" ucap Abangnya.

"Lo lupa sama Adik lo Bang?" tanya Claudia.

"Gue gak punya Adik"

"Abang lo jahat banget sama gue" ucap Claudia sambil menetes kan air mata.

"Lo jahat, gue cuman pukulin pakai bantai masak lo langsung lupa ingatan, lo jahat Bang" ucap Claudia sambil nangis dan sesegan.

"Lo kok nangis Dek? Gue kan cuman bercanda tadi" ucap Abangnya dengan khawatir.

"Gak lucu tau gak Bang, Abang jahat" ucap Claudia dan langsung mematikan panggilan nya.

Claudia masih nangis sesegan, entah kenapa rasanya Claudia menangis Abangnya bilang gitu. Paling mood nya lagi gak baik.

•••

Setelah bangun Felix kumpul sama teman-teman nya sampai ada panggilan dari Adeknya enggak dengar. Panggilan ke tiga baru kerasa kalau ponsel nya berbunyi.

Princess is calling.....

"Diam semuanya" ucap Felix ke teman-teman nya. Semua langsung diam.

"_"

"Maaf siapa ya?" ucap Felix.

"_"

"Gue gak punya Adik"

"_"

"_"

Felix mendengar Adiknya menangis.

"Lo kok nangis Dek? Gue kan cuman bercanda tadi" ucap Felix dengan khawatir.

"_"

Belum sempat di jawab Felix langsung dimatikan Adiknya.

Bruk!

"Bangsat!" ucap Felix sambil memukul meja.

"Kenapa lo Bos?" tanya Samuel.

"Gue cabut"

"Nggak jadi tidur disini lo Bos?" tanya Frendy.

"Nanti kalau gue di bolehin balik ke sini, gue bakal balik ke sini lagi" ucap Felix dan bergegas mengambil jaket dan kunci motor.

"Lo nggak apa-apa kan Bos?" tanya Marcello.

"Nanti gue ceritain, jaga nih markas, kalau ada apa-apa hubungin gue" ucap Felix.

"Siap Bos" ucap semuanya.

"Gue cabut dulu"

"Hati-hati di jalan Bos" ucap Daniel. Di angguki oleh Felix.

"Gue tadi dengar ada suara cewek nangis di ponsel Bos" ucap Fidel.

"Mungkin pacarnya" jawab Frendy.

"Nggak mungkin Felix punya pacar" ucap Samuel.

"Bener juga sih!" ucap Fidel.

Felix langsung bergegas pulang. Ia mempunyai firasat buruk mesti sampai rumah sudah di omelin Ayah dan Bunda nya karena membuat anak kesayangan nya menangis.

••• To be continued •••

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang dan tinggalkan komen sebanyak mungkin supaya aku up😊



See u next chapter...♥

ClaudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang