15

1.3K 55 0
                                    

••• Happy reading •••

Setelah sampai rumah, Claudia turun dari mobilnya dan menyuruh cowok itu untuk menunggu di teras depan.

"Lo duduk disini dulu, gue ambil P3K dulu, sama es batu buat kompres pipi lo"

Claudia masuk ke dalam rumahnya dengan berlari kecil. Akhirnya yang dicarinya ketemu yaitu Mbok Ijah.

"Mbok tolong bikinin teh hangat dua ya Mbok, tolong anter ke luar"

"Iya Non"

Claudia sudah mendapatkan P3K nya di ruang keluarga dan langsung pergi ke luar.

"Maaf lama" ucap Claudia lalu duduk di sampingnya.

"Nggak apa-apa"

Claudia langsung menuangkan obat merah di kapas.

"Tahan bentar ya" ucap Claudia dan berdiri di hadapan cowok itu.

Claudia dengan teliti mengobati luka cowok itu. Dan tidak lupa memberikan plester di dahinya. Dia juga dengan pelan mengompres lebam di pipinya.

"Udah selesai, besok pagi lo ganti plesternya" ucap Claudia di angguki oleh cowok itu.

"Non ini teh nya" ucap Mbok Ijah.

"Taruh situ aja Mbok, Makasih ya Mbok"

"Iya Non, Kalau gitu Mbok ke belakang dulu"

"Iya Mbok"

"Ini taruh dimana Non" ucap Pak Riyan.

"Taruh di kulkas aja Pak"

"Baik Non"

Pak Riyan Dan Mbok Ijah langsung ke dapur. Claudia duduk di samping cowok itu lagi.

"Oh ya! Nama lo siapa?" tanya Claudia sambil duduk.

"Gue Tristan" ucap cowok itu sambil mengulurkan tangan nya.

"Gue Claudia" ucap Claudia sambil menerima aluran tangannya.

"Makasih udah bantuin gue, kalau lo nggak ada paling gue udah babak belur"

"Sama-sama, gue kebetulan lewat jalan sana, terus geliat lo berantem"

"Padahal itu jalan pintas gue pulang, kenapa jadi rawan gitu?"

"Disana memang banyak begal dan perampok"

"Makanya sepi banget tuh jalan"

"Besok lo nggak usah lewat situ lagi"

"Iya kalau gue ingat" ucap Claudia ketawa.

"Sampai lupa nawarin lo minum, silakan di minum teh nya"

"Gue minum ya"

"Iya silakan"

Gluk!

"Rumah lo kelihatan sepi, pada kemana orang tua lo?" tanya Tristan.

ClaudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang