17

1.2K 55 0
                                    

••• Happy reading •••

Di markas Balck Moom.

"Bos lo abis berantem?" tanya Farel.

"Hmm" ucap Tristan dengan cuek.

"Kalau gue jadi lo, gue nggak mau pulang dari sana" ucap Morgan.

"Kenapa?" tanya Farel.

"Lo pada bayangin aja, yang di tolong Tristan itu cewek cantik, udah gitu dia baik lagi, sampai-sampai luka nya Tristan aja di obatin dia" ucap Morgan.

"Tunggu-tunggu lo bilang yang ngobatin cewek itu, tapi yang gue tau lo kan anti di pegang sama cewek Bos" ucap Gibran.

"Benar banget. tapi gue liat tadi, mereka berdua sampai pegangan tangan, kalau gue nggak turun dari mobil paling masih pegangan tangan terus, kayak mau nyebrang aja harus pegangan tangan " ucap Morgan sambil menahan tawanya. Semua yang mendengar ketawa, aneh aja Tristan mau di pegang sama cewek.

"Nggak ada yang lucu, kenapa lo pada ketawa" ucap Tristan.

•••

Felix dan anggotanya sudah sampai di markas Balck Moom.

"Bos ada anggota Serigala Hitam ke sini!" ucap cowok itu.

Tristan langsung berdiri dari duduknya. "Ada masalah apa mereka kesini, lo pada buat masalah sama mereka?"

"Nggak ada yang buat masalah sama mereka lagi Bos, semenjak kejadian dulu" ucap Gibran.

"Kita hadapi bareng-bareng" ucap Tristan dan langsung melangkah ke luar.

Felix ingin ke dalam, tapi dihadang oleh mereka yang menjaga di luar.

"Minggir lo pada, gue mau ketemu sama Bos lo" ucap Felix.

"Ada urusan apa lo sama Bos Tristan?" ucap salah satu cowok itu.

"Nggak usah kepo lo, ini urusan gue sama Tristan"

"Ada apa lo kesini?" ucap Tristan di belakang cowok itu.

"Gue mau bicara empat mata sama lo" ucap Felix dengan dingin.

"Ngomong aja disini, sama aja bagi gue, yang penting lo ngomong sama gue"

Entah kenapa ingin rasanya Felix mau pukul tuh wajah Tristan.

"Ikut gue sekarang" ucap Felix sambil menarik tangan Tristan keluar dari kerumunan.

"Lepasin tangan gue" ucap Tristan.

"Lo lepasin tangan Bos gue atau gue hajar lo" ucap Farel.

"Jangan coba-coba lo pukul Felix" ucap Samuel.

"Kalian urus mereka semua, gue mau bicara sama nih orang" ucap Felix.

Felix menarik tangan Tristan dengan keras, Tristan ingin memukul Felix, tapi Felix langsung menghindar serangan nya.

Krek!

Felix langsung memelintir tangan kiri Tristan.

"Lo nggak usah main kasar sama gue, gue kesini cuman mau tanya sama lo"

"Lo mau tanya apa? Lepasin tangan gue!" ucap Tristan dengan kesakitan.

"Gue lepasin, tapi lo harus jawab pertanyaan gue?" ucap Felix di angguki oleh Tristan.

Felix langsung melepaskan tangan Tristan.

Tristan memegang tangan nya yang sakit gara-gara Felix. "Lo mau tanya apa?"

"Sory! Gue nggak sengaja buat cari ribut sama lo, tapi lo duluan yang coba-coba mau pukul gue" ucap Felix dengan menaikkan satu alisnya.

"Langsung to the point, nggak usah basa basi lo"

"Oke, gue mau tanya sama lo, lo kenal yang namanya Claudia?"

"Ada urusan apa lo sama dia?"

"Tinggal jawab aja, lo ngapain tanya balik ke gue?"

"Kalau gue bilang kenal lo mau apa?"

"Lo yang bantuin dia dari preman?"

"Lo tau dari mana?"

"Gue lihat dari dahi dan pipi lo yang memar"

"Terus lo mau apa kesini?"

"Gue cuma mau bilang makasih udah bantuin cewek gue"

"Udah gitu doang, kenapa juga lo bawa anggota lo semua"

"Buat jaga-jaga, anggota lo sukanya keroyokan makanya gue bawa anggota gue kesini semua, buat gue bisa bicara sama lo"

Demi bilang makasih doang, dia rela ketemu sama gue, padahal gue punya salah sama dia dulu, sampai-sampai gue nggak minta maaf sama mereka, batin Tristan.

Felix mengulurkan tangannya untuk bersalaman. "Gimana kita damai?"

Tristan hanya diam saja, ia bingung harus gimana.

"Kalau lo nggak mau damai yaudah terserah lo aja, gue si sama yang lain mau damai sama lo, tapi lo aja yang gengsi damai sama kita-kita" ucap Felix sambil menaikkan satu alisnya.

Tristan menerima uluran tangan Felix. "Oke, kita damai"

"Oke, lo bilang sama anggota lo kalau kita udah damai"

"Oke"

"Gue cabut dulu, Oh ya... Jangan lo coba-coba deketin cewek gue lagi" ucap Felix sambil menepuk pundak Tristan.

Gue bakal rebut Claudia dari lo, batin Tristan.

Tristan hanya melihat dia pergi.

"STOP" teriak Felix untuk melerai berkelahi.

"Lo dengerin ucapan gue, nggak ada pengulangan lagi. Gue sama Tristan udah damai, jadi lo nggak boleh sesuka hatinya lo nyerang anggota gue" ucap Felix di tengah-tengah mereka semua.

"Gaess ayo cabut" ucap Felix.

"Lo dengar kan ucapan Bos gue, jangan coba-coba" ucap Samuel sambil menaikkan alisnya.

Mereka semua langsung pergi.

Tristan kembali setelah mereka semua pergi.

"Apa benar Bos, lo damai?" tanya Gibran.

"Padahal lo nggak mau damai sama mereka dulu" ucap Morgan.

"Benar itu Bos, kenapa mendadak lo maafin dia?" ucap Farel.

"Benar apa yang di bilang sama Felix" ucap Tristan.

"Lo obatin tuh luka-luka di wajah lo pada" ucap Tristan lagi.

•••

"Ternyata rumah dia besar juga?" ucap Nathan di depan gerbang rumah Claudia.

Pak Dimas merasa ada motor berhenti dia langsung menghampiri orang tersebut.

"Maaf, ada keperluan apa?" ucap Pak Dimas.

"Saya cuman lewat aja Pak, apa saya boleh bertanya?"

"Silakan"

"Apa benar ini rumah Claudia"

"Iya benar, ada keperluan apa?"

"Kalau gitu saya permisi pak?" ucap Nathan langsung menyalakan mesin motornya.

"Aneh anak muda itu"

Pak Dimas masuk dan mengunci gerbang kembali.

••• To be continued •••

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang dan tinggalkan komen sebanyak mungkin supaya aku up😊



See u next chapter...♥

ClaudiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang