Davina berlari sepanjang lorong rumah sakit sambil memegang kedua putranya. Syaki yang sekarang berada di gendongan dia dan Shaka yang Davina tuntun.Setelah menerima telepon yang hampir membuat ibu hamil itu pingsan ditempat, dia langsung membangunkan kedua anaknya. Alasannya karena tidak ada siapa-siapa dirumah dan Davina takut mereka terbangun dan tidak menemukan ibunya dirumah. Terlebih Syaki yang masih kecil.
Orang yang menelepon Davina menggunakan ponsel Syaquel tadi sudah pergi, Davina bertemu dengan pria itu di depan rumah sakit. Setelah mengucapkan terima kasih berkali-kali, dia bergegas masuk kedalam.
Tiba di depan ruang UGD yang diarahkan resepsionist, Davina mengintip kedalam ruangan melalui kaca kecil yang terpasang di pintu UGD.
Ada beberapa dokter disana, tengah menangani Syaquel yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan berdarah.
Davina menutup mulutnya, air mata turun dengan sendirinya. Dia dengan erat memeluk Syaki yang masih tertidur.
"Papa kenapa, ma?" Tanya Shaka, bocah lima tahun itu mengusap sudut matanya yang mengantuk.
Davina tidak menjawab pertanyaan Shaka, dia malah membawa Shaka duduk di kursi tunggu dan balik bertanya. "Shaka ngantuk, ya, sayang?"
Shaka menggeleng, tapi kepalanya dengan jujur bersandar di tubuh sang ibu. "Sedikit."
Davina juga sudah menghubungi Khalista dan keluarga, memberi tahu mereka bahwa Syaquel kecelakaan. Begitu juga Alvaro dan istrinya.
Ibu dan ayah Syaquel itu masih berada di jalan.
Malam semakin larut, Davina tidak tau jam berapa ketika Khalista, Khansa dan Alby datang dengan tergesa-gesa.
"Vin." Khalista memanggil, memeluk tubuh menantunya.
Khansa dengan cepat mengambil alih Syaki dalam gendongan Davina.
"Mi." Sapa Davina.
"Dokter belum keluar?" Alby bertanya.
Davina menggeleng sebagai jawaban. "Belum, Pi. Padahal udah hampir satu jam."
"Kamu udah ngasih tau orang tua kamu, Vin?" Tanya Khalista.
"Belum, mi. Mungkin besok."
Khalista menghela nafas. "Gak usah khawatir, gak bakal ada apa-apa sama Syaquel."
Davina mengangguk.
Satu jam kemudian, Dokter yang menangani Syaquel keluar dari ruang UGD.
"Keluarga pasien?" Tanya Dokter tepat ketika dia keluar dari ruangan.
Davina mengangguk tergesa-gesa. "Saya istrinya."
"Kalo begitu, dua orang boleh ikut saya ke ruangan untuk menjelaskan kondisi pasien."
Alby dan Davina mengikuti Dokter ke ruangan nya.
"Bagaimana kondisi anak saya, Dok?" Tanya Alby.
Dokter menjawab. "Anak bapak mengalami benturan yang cukup parah di kepalanya. Saat ini, kondisinya sudah cukup stabil. Hanya tinggal menunggu pasien siuman untuk melihat efek samping yang lebih lanjut. Sisanya adalah luka ringan, tidak ada yang perlu di khawatirkan."
Davina dan Alby menghela nafas lega. "Kalau begitu, terimakasih, dok."
"Sama-sama, pak."
Davina dan Alby keluar dari ruangan dokter. Dan ketika dia kembali ke UGD, hanya ada Khalista disana.
"Kak Khansa sama anak-anak dimana?" Tanya Davina bingung.
"Syaquel sudah di pindahkan ke ruang rawat VIP. Khansa, Syaki sama Shaka udah ke sana duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tangga
RomanceDavina merasa tidak ada begitu banyak rintangan dalam rumah tangganya. Tapi setelah lima tahun menikah dengan Syaquel, Davina baru mengerti bahwa Ujian dalam rumah tangga itu benar-benar nyata. _______________ Adalah lanjutan dari S1 Syaquel, Young...