Bab 14|| TANGISAN SEORANG ANAK

4.2K 400 41
                                    


Shaka menangis sedemikian rupa, hingga Syaquel dan Davina harus menenangkan anak itu secara berbarengan.

"Huhu pengen pulang! Shaka pengen pulang."

Ibu Davina juga datang, ikut memberi pengertian pada cucunya. Tapi Shaka tidak mau mendengarkan siapapun.

Satu jam menangis, Davina kasihan mendengar suara serak anaknya.

"Kamu ikut balik dulu aja sama Syaquel, kasihan Shaka kalau nangis terus."

Davina hendak tidak setuju, dia dan Syaquel terlah bercerai. Bukannya namanya jadi kumpul kebo jika dia kembali tinggal serumah bersama Syaquel.

Tapi ketika melihat Shaka yang terisak di pelukan Syaquel, hati Davina melembut. Dia akhirnya mengangguk setuju.

"Bapak gimana Bu?"

"Nanti ibu yang ngomong sama bapak kamu."

Davina mengangguk.

Dua orang dewasa dan dua anak kecil itu masuk kedalam mobil. Shaka dan Syaki di dudukan di kursi anak yang masih ada di mobil Syaquel. Sedangkan Davina duduk di co-pilot.

Dibelakang, mungkin karena lelah menangis, Shaka tertidur dengan tenang. Sesekali Isakan masih keluar dari bibir mungilnya.

"Kamu apa kabar, Vin?" Tanya Syaquel, memecah keheningan yang terjadi diantara keduanya.

"Vina baik kak." Davina menjawab.

Hening lagi.

"Gimana kabar kakak sama perempuan itu?"

"Aku sama dia gak ada apa-apa!"

Davina memalingkan wajah, menatap jalanan dari jendela mobil.

Satu lengan Syaquel terulur menarik pundak Davina. Mobil berhenti dipinggir jalan.

"Aku sayang sama kamu Vin, bilang sama aku kalau kamu juga masih cinta sama aku."

"Kak..."

"Davina, please. Aku gak bisa kalau enggak ada kamu sama anak-anak. Udah cukup kamu menghukum aku, aku mohon."

Syaquel menundukkan wajahnya, kedua tangannya memegangi bahu Davina.

"Ayo jalan Kak, nanti kita bisa kemalaman dijalan."

Syaquel menggeleng, Isakan kecil keluar dari bibirnya.

"Kak, kok nangis sih?" Davina merasa serba salah melihat pria yang seharusnya menyetir kini malah menangis.

"Ayo kita rujuk, oke?"

"Kita jalan dulu, gak enak kelamaan berhenti di pinggir jalan."

"Gak mau, kamu jawab dulu, Vin."

Davina kesal sekaligus geram. "Kak jangan bersikap kayak Shaka."

"Aku enggak mau jalan sebelum kamu jawab kalau kamu mau rujuk sama aku."

"Ya ampun, kak! Ini udah sore." Kesal Davina, wanita itu duduk di sana mengabaikan Syaquel.

"Vin." Panggil Syaquel dengan suara rendah.

Davina menoleh pada Syaquel, tidak menyangka pria itu begitu dekat dengan wajahnya. "Pengen cium." Ujar Syaquel sambil telapak tangannya menyusup ke belakang kepala Davina.

Davina langsung memalingkan wajah, mendorong pria itu agar jauh darinya. "Kita udah bukan suami istri lagi."

"Makannya ayo balikan!" Kesal Syaquel.

"Stop ngomong gitu, ayo jalan nanti keburu malem. Kalau engga, Vina turun aja sama anak-anak." Davina mengancam ketika dia lelah menghadapi Syaquel yang menurutnya kekanak-kanakan.

S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang