Setengah bulan tidak sadarkan diri, Syaquel akhirnya bangun dari komanya.Pada saat Davina mendapatkan informasi itu, dia sedang berada di rumahnya untuk membawa pulang baju kotor dan mendapatkan kembali baju bersih.
Tubuh Davina hampir saja limbung ketika mendapat telepon dari ibu mertuanya, Khalista. Untung saja, ada Khansa di sebelah Davina.
"Kenapa Vin? Tadi mami yang nelepon?" Tanya Khansa, dia sedang membantu Davina memilah baju kedua bocah kecil di keluarganya, siapa lagi jika bukan Shaka dan Syaki.
Sudah setengah bulan ini kedua anak itu menginap di rumah utama keluarga Wiratama.
"Kak Syaquel...katanya kak Syaquel udah siuman."
"Beneran? Kalau gitu, ayo beresin cepet."
Tiga menit kemudian, keduanya selesai. Davina dan Khansa bergegas pergi kerumah sakit kembali dengan mobil.
Berjalan disepanjang lorong rumah sakit, jantung Davina berdetak dengan sangat cepat. Perasaan gembira, gelisah dan sedih, semua itu campur aduk dalam hatinya.
Ketika dia sudah berada tepat di depan pintu rumah sakit, Davina tidak langsung masuk kedalam, dia menatap pitu itu agak lama, menarik nafas dalam-dalam lalu membuka pintu dan masuk kedalam ruang VIP.
"Kak Syaquel!" Seru Davina ketika melihat pria yang jadi objek kerinduannya sedang duduk bersandar di tempat tidur.
Davina bergegas maju, hendak memeluk pria itu ketika dia mendengar suara serak Syaquel.
"Itu siapa, ma?"
Sontak, tubuh Davina kaku, menatap Syaquel dengan tatapan tidak percaya.
Bukan hanya Davina, tapi bahkan Alby, Khalista dan Khansa kaget ketika mendengar pertanyaan Syaquel.
Davina ingin tidak mempercayai apa yang dia dengar, tapi, dia melihat tatapan mata Syaquel yang terlihat bingung, mau tidak mau air matanya mulai turun.
"Davina, kamu jangan panik dulu." Khalista bergegas menahan tubuh menantunya.
"Rayana mana, ma? Syaquel inget kalo Syaquel udah janjian sama dia."
"Syaquel! Kamu diem!" Khansa ingin rasanya membungkam mulut adiknya itu.
"Quel, kamu gak inget Davina?" Tanya Khalista.
Syaquel melirik perempuan yang tengah hamil dengan tatapan bingung dan acuh. "Syaquel gak inget."
Dalam ingatannya sekarang, hal terakhir yang dia ingat adalah dia janjian dengan Rayana untuk bertemu di sebuah restoran kelas atas dan Syaquel juga berniat untuk melamar Rayana.
Tapi entah bagaimana sekarang dia malah ada di rumah sakit.
Syaquel menghela napas, dia ingin memejamkan mata ketika tiba-tiba saja wajahnya tertimpa sesuatu yang berat namun empuk.
Ada juga seruan dari 'sesuatu' itu.
"Papa. Papa. Papa!"
Semua orang yang berada di sana tercengang, begitu pula dengan Syaquel, mereka tidak tau dimana datangnya si kecil.
"Syaki, jangan di timpa kepala papa, nya, Sayang." Davina buru-buru mengangkat tubuh Syaki.
Syaki merengek, tangannya menggapai-gapai Syaquel sebagai gantinya. "Papa~"
Syaquel masih belum tersadar dari rasa kagetnya, apalagi ketika dia mendengar anak itu memanggilnya papa.
"Ma?" Syaquel menoleh, menatap Khalista meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tangga
RomanceDavina merasa tidak ada begitu banyak rintangan dalam rumah tangganya. Tapi setelah lima tahun menikah dengan Syaquel, Davina baru mengerti bahwa Ujian dalam rumah tangga itu benar-benar nyata. _______________ Adalah lanjutan dari S1 Syaquel, Young...