BAB 04|| TEMPAT TIDUR YG DINGIN

4.3K 349 17
                                    

Satu Minggu kemudian, Syaquel di pulangkan ke rumah setelah perawatan. Di sepanjang perjalanan pulang, Davina hanya sesekali melirik dan bertanya apa yang Syaquel butuhkan.

Syaquel terlihat melamun, beberapa kali melihat ponsel di genggaman nya.

Tidak tau apa yang dia lihat. Davina hanya merasa, Syaquel sepertinya sedang menunggu sesuatu.

Sesuatu yang...Davina tidak tahu.

Sejak Syaquel bangun dari komanya, keduanya jadi jarang mengobrol. Pria itu bahkan jarang menanggapi kedua putranya.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan rumah yang sudah lima tahun ini dia serta Syaquel tempati.

Davina dengan sabar membantu Syaquel berjalan masuk, anak-anaknya ada di gendongan Khalista dan Khansa. Sedangkan tas berisi baju di bawa oleh sopir keluarga.

"Davina bisa ngurus kak Syaquel kok, ma. Mama tenang aja." Ujar Davina menyakinkan Khalista ketika ibu mertuanya itu terus berkata bahwa dia ingin membantu Davina mengurus anak-anak.

"Mami tau. Tapikan kamu juga harus urus anak-anak, Vin. Emangnya kamu sanggup?"

Davina menghela nafas, bukannya dia tidak mau Khalista membantunya, dia hanya tidak ingin membuat Khalista melihat kerenggangan nya dengan Syaquel.

Setelah beberapa kali negosiasi, Khalista akhirnya menyerah. Dia hanya berkata bahwa Davina boleh memanggilnya kapan saja jika merasa kewalahan.

Davina mengangguk, meyakinkan.

Ngomong-ngomong, dia sudah memberi tahu keluarganya di kampung. Kedua orang tua Davina itu menjenguk Syaquel di lima hari pertama Syaquel di rawat. Tapi segera kembali setelah satu hari menginap.

"Kak Syaquel mau mandi dulu?" Tanya Davina ketika dia membawa Syaquel ke dalam kamar mereka.

Syaquel duduk di tepi tempat tidur besar, melihat sekeliling dengan asing.

"Kita tidur di sini?" Tanya Syaquel.

Davina mengangguk me -iya -kan.

"Berdua?" Tanya Syaquel lagi.

"Kadang sama anak-anak." Jawab Davina. Dia masuk kedalam kamar mandi, menyiapkan air hangat untuk sang suami.

Beberapa menit kemudian, setelah memastikan bahwa suhu air pas, Davina keluar dari kamar mandi menghampiri Syaquel.

"Air hangatnya udah ada. Mau mandi sekarang?" Tanya Davina.

Syaquel memandang wanita itu sekilas, lalu menjawab dengan acuh. "Um."

"Vina bantu, ya, kak." Tepat ketika Davina hendak meraih lengan Syaquel, pria itu langsung menghindar.

"Gue bisa sendiri." Ujarnya.

Davina tersenyum, menatap punggung Syaquel yang hilang saat masuk ke dalam kamar mandi.

Perempuan itu menghela napas, dia lalu keluar dari kamar, menemui kedua putranya yang sedang asik bermain di depan tv.

"Mama!" Syaki langsung berseru dengan keras ketika melihat Davina.

"Papa dimana, ma?" Tanya Shaka.

"Papa lagi mandi." Davina menjawab.

"Papa udah gak sayang kita lagi, ya, ma?" Pertanyaan tiba-tiba yang keluar dari mulut Shaka membuat Davina yang baru saja mendudukan tubuhnya di atas sofa sontak mematung.

Dia menatap Shaka yang dengan tidak perduli ya bermain bersama sang adik.

"Kok kakak ngomongnya kayak gitu?" Tanya Davina.

S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang