Bab 15|| MAAF SAYANG

4.4K 351 44
                                    

Beberapa hari kemudian, Davina sedang menyuapi Syaki Bubur ayam yang dia beli di taman komplek. Perempuan itu duduk diatas sofa, sesekali mengejar Syaki yang sangat aktif merangkak kesana-kemari dan bermain dengan sang kakak.

Syaquel tidak ada dirumah hari ini, pria itu sedang sibuk di perusahaan dan belum kembali padahal jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Mungkin juga karena banyak pekerjaan yang tertunda sebelumnya.

Ketika Davina asik menjaga kedua putranya, bel pintu rumah tiba-tiba terdengar. Perempuan itu menaruh mangkuk bubur diatas meja.

"Shaka jagain adeknya dulu, ya. Mama mau buka pintu," Titah Davina pada putra pertamanya.

Shaka mengangguk.

Davina tersenyum, mengelus pucuk kepala Shaka sebelum akhirnya berjalan menuju pintu masuk utama. Ketika dia membuka pintu, Davina kaget saat melihat Rayana yang sedang berdiri di depan pintu.

"Ngapain kamu kesini?!" Sulit Davina dengan amarah pada Rayana.

Rayana juga tampaknya kaget ketika dia melihat Davina.

"Lo yang ngapain di sini! Lo itu udah cerai, ya, sama Syaquel!"

"Pergi kamu! Kak Syaquel enggak disini!"

Raya tersenyum miring, melirik kedalam rumah.

"Oh, ya? Gimana gue bisa tau kalau enggak masuk sendiri kedalam?" Ujar wanita itu sambil memaksa untuk masuk.

Davina mendorong Rayana keluar, berteriak dengan marah.

"KELUAR!"

"SYAQUEL!" Rayana balas berteriak, memanggil nama Syaquel tanpa peduli pada Davina.

"Kamu jalang! Keluar dari sini!" Davina menjambak rambut Rayana, menyeretnya keluar dari rumah.

Rayana juga tidak mau kalan, wanita itu balas menjambak Davina dengan sekuat tenaga. Kedua perempuan itu yang saling Jambak dan memaki, membuat satpam yang menjaga rumah langsung menghampiri keduanya dengan panik, mencoba memisahkan.

"RAYANA!" Suara menggelegar Syaquel terdengar tidak jauh dari mereka. Pria itu datang, mendorong tubuh Rayana menjauh dari Davina.

"Quel!" Protes Raya ketika dia melihat Syaquel, "Kamu kemana aja?! Aku nyari kamu kemana-mana!"

Davina menatap keduanya dengan marah dan nafas tersengal. Tidak terasa, mata Davina basah karena air mata. Perempuan itu berbalik, masuk kedalam kamar tanpa peduli pada Syaquel dan Rayana.

Melihat Davina pergi, Syaquel buru-buru mengikuti Davina.

"Bawa dia keluar," Titah Syaquel pada satpam.

Satpam itu buru-buru mengangguk, menyeret Rayana keluar.

"QUEL! DENGERIN AKU DULU! LEPASIN GUE!"

***

"Vin, berhenti dulu, dengerin aku."

Davina tidak peduli, dia menaiki anak tangga satu persatu.

"Vin!" Syaquel menarik lengan Davina, membuat perempuan itu berbalik padanya.

"LEPASIN AKU!" Bentak Davina dengan marah.

"Aku enggak tau kenapa dia kesini." Syaquel mencoba menjelaskan pada Davina.

"Itu bukan urusan aku!"

Syaquel merasa frustasi dengan sikap Davina yang seperti ini. Pria itu menarik Davina lagi, memeluk tubuh wanita itu dengan erat.

"Maaf, maafin aku, Vin."

Davina menangis, dia mencoba memberontak dari pelukan Syaquel.

"Jangan marah, Vin. Jangan kayak gini, maafin aku."

"Lepasin Vina."

Syaquel menggelengkan kepalanya dengan cepat. Davina tidak tau betapa takutnya dia ketika melihat dia dan Rayana yang sedang bertengkar. Syaquel takut, dia takut Davina akan kembali membencinya dan pergi dari rumah ini. Dia takut keadaan akan kembali menjadi seperti sebelumnya.

"Lepasin aku, Mas." Davina menghela nafas, mencoba menenangkan dirinya yang sedikit emosional.

Syaquel melepaskan pelukannya pada Davina, pria itu memegang kedua pipi mantan istrinya, mencium bibir merah Davina tanpa menunggu Davina bereaksi.

"Um-" Davina yang kaget, sontak hendak menjauhkan dirinya dari Syaquel. Tapi Syaquel menahan tengkuknya, membuat kepala Davina sedikit pusing.

Lumatan bibir Syaquel menjadi semakin dalam, satu tangannya menjadi semakin liar bermain di tubuh Davina.

Apapun, asalkan kamu bertahan sama aku, Vin, akan aku lakuin. Meskipun itu berarti kamu akan benci selamanya sama aku.

Syaquel mengangkat tubuh Davina, membawanya kedalam kamar tanpa peduli apakah wanita itu memberontak dan mencoba melawan. Davina bahkan mengigit bibir Syaquel, membuat Syaquel mendesis kesakitan.

"Kamu gila?! Lepasin aku sekarang!" Teriak Davina dengan marah pada Syaquel.

Syaquel menindih tubuh Davina diatas tempat tidur. Syaquel terengah-engah, matanya menatap dalam Davina.

"Lepasin Vina, Kak. Kita bukan lagi suami istri." Davina melirih pada Syaquel.

"Kalau gitu aku akan ngelakuin apapun supaya kamu bisa jadi istri aku lagi." Setelah kata itu keluar dari mulut Syaquel, pria itu mulai bermain gila, memperkosa Davina di ranjang pernikahan mereka sebelumnya.

***

"Hah, sayang." Panggil Syaquel pada Davina yang menangis memunggunginya.

Sudah lima belas menit setelah kegiatan yang Syaquel lakukan selesai. Syaquel mendesah puas, berguling ke samping tubuh Davina.

"Jangan marah," Bujuk Syaquel pada Davina.

Gila, Davina merasa Syaquel benar-benar gila. Siapa yang tidak marah ketika dipaksa melakukan hubungan badan ketika keduanya sudah tidak lagi berstatus suami istri?! Davina merasa benar-benar-

"Kamu juga keluar banyak tadi."

To be continued.

Ada yang kangen Syaquel? Hahah

Semoga kalian gak lupa kalau dari awal sebelum nikah sama Davina Syaquel itu brengsek😂

S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang