SYAQUEL mengendarai mobilnya dengan kecepatan konstan. Masih jam enam pagi, tapi dia tidak sabar untuk keluar dari rumah itu.
Sebenarnya, bukan karena dia membenci wanita yang memiliki identitas sebagai istrinya. Tapi lebih tepatnya, Syaquel merasa belum siap.
Menerima kenyataan bahwa dia dan Rayana sudah berpisah, menerima bahwa dia sudah memiliki anak dan istrinya sendiri.
Syaquel merasa, jika dia menunggu sampai Davina bangun sebelum berangkat ke perusahaan, dia tidak bisa menghadapi Davina.
Karena, Syaquel sendiri tau harapan wanita itu padanya.
Setibanya dia di perusahaan, para karyawan yang berpapasan dengan Syaquel menyapa dengan sopan.
Syaquel hanya mengangguk.
Dia menaiki lift khusus para petinggi di perusahaan, lalu menekan tombol lantai yang Syaquel ingat.
"Pak." Sekertaris Syaquel, Diana, menyapa dengan sopan.
Syaquel melihat namtag di pertemuan itu, segera mengetahui bahwa dia adalah sekretarisnya lima tahun terakhir.
"Bawakan saya laporan keuangan dan proyek yang sudah di selesaikan lima tahun terakhir." Titah Syaquel.
Meski bingung mengapa bosnya sudah masuk bekerja. Diana tetap mengangguk.
Saat Syaquel hendak masuk kedalam ruangan nya, langkah kakinya berhenti, dia kembali berbalik melihat Diana. "...dan, belikan saya sarapan."
Diana mengangguk lagi dan lagi.
Setau Diana, Syaquel selalu sarapan di rumahnya. Bahkan tidak jarang dia akan kembali ke rumah untuk makan siang.
Selama lima tahun ini bekerja dengan Syaquel, ini adalah kali pertama Syaquel memintanya membeli sarapan.
Meski begitu, sebagai sekertaris yang profesional, Diana tidak bertanya apapun. Dia dengan cekatan langsung melakukan apa yang Syaquel minta.
***
Di dalam ruangan, Syaquel duduk bersandar di kursi kerja miliknya. Manik matanya tajam menatap sebuah bingkai foto besar yang tergantung di ruangan besar miliknya ini.
Sebuah foto yang sepertinya di ambil ketika Davina sedang hamil (?)
Tapi di foto itu, jelas keduanya sangat bahagia, tersenyum menatap satu sama lain.
Ada juga bingkai kecil di meja Syaquel. Kali ini adalah foto keluarga, dia, Davina, Syaki dan Shaka.
Syaquel menatap foto itu sekilas, lalu menghela nafas dan menutup fotonya.
Rasanya sesak bukan main ketika dia merasa bahwa dia mencintai Rayana, tapi pada kenyataannya selama lima tahun ini, yang ada di sampingnya bukanlah pujaan hatinya.
Sangat sulit rasanya menerima kenyataan.
Tidak lama kemudian, pintunya di ketuk. Suara sekertaris nya terdengar dari luar.
"Pak, sarapannya sudah tiba."
Syaquel mempersilahkan Diana untuk masuk.
***
Pukul tiga sore, Davina tengah memasak ketika Syaquel pulang dari kantor.
Syaki dan Shaka berteriak girang ketika melihat ayah mereka masuk kedalam rumah.
"Papa!" Kaki kecil Syaki berlari memeluk betis Syaquel.
KAMU SEDANG MEMBACA
S2|| SYAQUEL: Perjalanan rumah tangga
RomanceDavina merasa tidak ada begitu banyak rintangan dalam rumah tangganya. Tapi setelah lima tahun menikah dengan Syaquel, Davina baru mengerti bahwa Ujian dalam rumah tangga itu benar-benar nyata. _______________ Adalah lanjutan dari S1 Syaquel, Young...